a. memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup secara benar, akurat, terbuka dan tepat waktu; b.
menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup; dan c.
menaati ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup danatau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
Ketentuan lebih lanjut kewajiban bagi perusahaan termasuk perusahaan publik dalam melaksanakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
diatur dalam Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri dan ketentuan lainnya yang bersangkutan.
D. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007
Tentang Penanaman Modal
Mengenai kewajiban perusahaan publik, maka terdapat keterkaitan yang erat dengan hukum penanaman modal hukum investasi. Dalam poin ini akan
membahas bagaimana kewajiban dari perusahaan publik dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup ditinjau dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2007 tentang Penanaman Modal. Sebelum membahas mengenai kewajiban bagi perusahaan publik dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, maka
harus diketahui terlebih dahulu konsep penanaman modal. Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal telah
memberikan definisi dari penanaman modal yang menyebutkan bahwa Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh
penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan kegiatan usaha di wilayah negara Republik Indonesia.
133
Secara umum konsep penanaman modal terbagi atas 2 dua, yaitu direct investment
investasi secara langsung yang dibedakan dengan istilah indirect investment
investasi secara tidak langsunginvestasi portofolio.
134
Namun, Pasal 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal telah
mengatur secara eksplisit dengan membatasi ruang lingkup investasi di wilayah negara Republik Indonesia hanya pada investasi seara langsung dan tidak
termasuk investasi secara tidak langsung atau portofolio.
135
Kewajiban perusahaan publik harus mengikuti asas-asas dalam penyelenggaraan penanaman modal khususnya mengenai keterbukaan informasi
pada bidang perlindungan dan pengelolaan hidup yang telah diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yaitu
keterbukaan, akuntabilitas, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan. Jadi, yang menjadi
contoh dari investasi langsung adalah perseroan terbatas yang merupakan badan usaha berbentuk badan hukum, termasuk perusahaan publik.
136
Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal telah mengamanatkan agar perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial.
Ketentuan ini diatur dalam Pasal 15 b Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang menyatakan bahwa setiap penanam modal
133
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
134
David Kairupan, Aspek Hukum Penanaman Modal Asing di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2013, hlm. 19.
135
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Penjelasan Pasal 2.
136
Ibid.
berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.
137
Penjelasan Pasal ini menyatakan bahwa yang dimaksud dengan tanggung jawab sosial
perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan
sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat setempat.
138
Selanjutnya hubungan tanggung jawab sosial perusahaan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup berkaitan dengan Pasal 16
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang menyatakan bahwa penanam modal bertanggung jawab menjaga kelestarian
lingkungan hidup.
139
137
Ibid., Pasal 15 menyebutkan bahwa : “Setiap penanam modal berkewajiban: a. menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik; b. melaksanakan tanggung jawab sosial
perusahaan; c. membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal; d. menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar
lokasi kegiatan usaha penanaman modal; dan e. mematuhi semua ketentuan peraturan perundang- undangan.”
Pada Pasal 17 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 mengatur secara khusus mengenai kewajiban perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup bagi penanam modal yang melaksanakan kegiatan usaha di bidang sumber daya alam yang tidak terbarukan non-renewable untuk
mengalokasikan dana untuk pemulihan lokasi usaha sesuai dengan standar
138
Diambil dari artikel hukum berjudul Konsep dan Perkembangan Pemikiran tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan,
http:www.ermanhukum.com , diakses pada tanggal 2
Februari 2015.
139
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Pasal 16 menyebutkan bahwa: “Setiap penanam modal bertanggung jawab: a. menjamin tersedianya modal
yang berasal dari sumber yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; b. menanggung dan menyelesaikan kewajiban dan kerugian jika penanam modal
menghentikan atau meninggalkan atau menelantarkan kegiatan usahanya secara sepihak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; c. menciptakan iklim usaha persaingan usaha
yang sehat, mencegah praktik monopoli, dan hal lain yang merugikan negara; d. menjaga kelestarian lingkungan hidup; e. menciptakan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan
kesejahteraan pekerja; dan f. mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.”
kelayakan lingkungan hidup yang mengatur kewajiban perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
140
Keseriusan pemerintah dalam mengajak penanam modal untuk melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yaitu dengan memberikan hak
berupa fasilitas penanaman modal. Pasal 18 ayat 2 dan ayat 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal menetapkan kriteria-kriteria
bagi penanam modal yang melakukan perluasan usaha atau melakukan penanaman modal baru untuk mendapatkan fasilitas dari pemerintah, yaitu salah
satunya dengan menjaga kelestarian lingkungan hidup.
141
E. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009