Kesimpulan Tanggung Jawab Perusahaan Publik Dalam Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Dalam Perspektif Hukum Pasar Modal Indonesia

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka penulis mengambil kesimpulan, sebagai berikut: 1. Pelaksanaan tanggung jawab perusahaan publik berkaitan dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai badan usaha berbentuk badan hukum, maka terdapat peraturan perundang-undangan yang telah diterbitkan pemerintah yang isinya mengatur kewajiban yang harus dipatuhi dalam menjalankan kegiatan usahanya. Hal tersebut terlihat dari aturan hukum yang ada, baik Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, maupun Peraturan BAPEPAM Sekarang OJK dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup. Pada tataran Undang-Undang yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseoran Terbatas, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, dan Undang- Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang mengatur perusahaan yang kegiatan usahanya bergerak di sektor pertambangan khususnya mineral dan batubara. Pada tataran Peraturan Pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012. Pada tataran Peraturan BAPEPAM Sekarang OJK yaitu 146 Peraturan Nomor IX.B.1 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran Perusahaan Publik, Perubahan Peraturan Nomor IX.C.1 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran dalam Rangka Penawaran Umum, Peraturan Nomor X.K.6 tentang Penyampaian Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik dan Perubahan Peraturan Nomor VII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. Pada tataran Peraturan Menteri Lingkungan Hidup yaitu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha danatau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2013 tentang Audit Lingkungan Hidup yang pengaturannya lebih bersifat teknis dan operasional. 2. Perusahaan Publik sebagai peusahaan yang sahamnya dimiliki dan diperdagangkan oleh masyarakat luas, memiliki tanggung jawab untuk menerapkan prinsip good corporate governance. Prinsip keterbukaan sebagai salah satu prinsip GCG yang harus dilaksanakan oleh perusahaan publik mewajibkan adanya keterbukaan masalah perlindungan lingkungan hidup. Hal ini didasari bahwa setiap orang mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup dan kewajiban bagi setiap orang perusahaan publik memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup tersebut. Perusahaan publik juga tidak boleh melakukan misrepresentation atau omission dan pernyataan yang menyesatkan investor berkaitan dengan keterbukaan masalah perlindungan lingkungan hidup. Selain itu, perusahaan publik sebagai legal entity memiliki kewajiban dalam melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan dimana perusahaan tersebut harus memperhitungkan dengan serius dampak dari kegiatan bisnisnya terhadap lingkungan hidup. Namun, terlepas dari tanggung jawab perusahaan publik berkaitan dengan keterbukaan masalah perlindungan lingkungan hidup, ternyata masih banyak terdapat ketiadaan pengaturan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksananya, seperti prospektus yang isinya terdapat anggaran yang dialokasikan untuk pencegahan pencemaran lingkungan dan informasi yang harus segera diumumkan kepada publik, khususnya mengenai pencemaran dan kerusakan lingkungan. Hal ini berbanding terbalik dengan pengaturan pelaksanaan prinsip keterbukaan mengenai keterbukaan masalah lingkungan hidup di pasar modal Amerika yang telah mengatur sistem keterbukaan secara komprehensif. Hal ini menjadi penting karena masalah- masalah lingkungan hidup tersebut mengandung fakta material, yakni informasi atau fakta penting yang dapat mempengaruhi harga efek di Bursa Efek dan atau Keputusan pemodal, calon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut. 3. Pihak-pihak yang melakukan pengawasan atas pelaksanaan tanggung jawab perlindungan terhadap lingkungan hidup oleh perusahaan publik dalam hukum pasar modal Indonesia, yaitu: a. Otoritas Jasa Keuangan OJK; b. Bursa Efek; c. Kelembagaan Pengelolaan Lingkungan Hidup; dan d. Peran Masyarakat. Jika dalam menjalan kegiatan usahanya, Perusahaan publik terbukti melakukan perbuatan yang melanggar ketentuan yang berlaku, maka perusahaan publik dapat dimintai tanggung jawab hukum dengan sanksi yang dapat dikenakan, baik berupa sanksi administratif, sanksi perdata, maupun sanksi pidana.

B. Saran