Universitas Sumatera Utara
5. Mendapatkan informasi tentang adanya kesulitan-kesulitan dan
hambatan-hambatan selama kegiatan; 6.
Memberikan umpan balik bagi sistem penilaian program;
2.3.3 Prinsip-Prinsip Monitoring
Adapun prinsip-prinsip monitoring antara lain : 1. Monitoring harus dilakukan secara terus-menerus
2. Monitoring harus menjadi umpan balik bagi perbaikan kegiatan
program pengguna produk atau layanan. 3.
Monitoring harus dapat memotifasi staf dan sumber daya lainnya untuk berprestasi
4. Monitoring harus berorientasi pada peraturan yang berlaku
5. Monitoring harus obyektif
6. Monitoring harus berorientasi pada tujuan program.
2.3.4 Tahap Monitoring
1. Tahap Perencanaan: Persiapan dilaksanakan dengan mengidentifikasi hal-hal yang akan dimonitor, variabel apa yang akan dimonitor serta
menggunakan indikator mana yang sesuai dengan tujuan program. Rincian tentang variabel yang dimonitor harus jelas dulu, serta pasti
dulu batasannya dan definisinya. “Variabel adalah karakteristik dari seseorang, suatu peristiwa atau
obyek yang bisa dinyatakan dengan data numerik yang berbeda-beda. Dunn, 2000.
Universitas Sumatera Utara
2. Tahap Pelaksanaan: monitoring ini untuk mengukur ketepatan dan
tingkat capaian dari pelaksaan programkegiatanproyek yang sedang dilakukan dengan menggunakan standar variable yang telah
dipersiapkan di tahap perencanaan. Setelah memastikan definisi yang tepat tentang variabel yang dimonitor
serta indikatornya, maka laksanakan monitoring tersebut. Adapun indikator umum yang diukur dalam melihat capaian pekerjaan antara
lain adalah : a.
Kesuaian dengan tujuan proyek atau kegiatan b.
Tingkat capaian pekerjaan sesuai target c.
Ketepatan belanja budget sesuai plafon anggaran; d.
Adanya tahapan evaluasi dan alat evaluasinya; e.
Kesesuaian metode kerja dengan alat evaluasi; f.
Kesesuaian evaluasi dengan tujuan proyek; g.
Ketetapan dan pengelolaan waktu; h.
Adanya tindak lanjut dari program tersebut; 3. Tahap Pelaporan
Pada langkah ketiga, yaitu menentukan apakah prestasi kerja itu memenuhi standar yang sudah ditentukan dan di sini terdapat tahapan
evaluasi, yaitu mengukur kegiatan yang sudah dilakukan dengan standar yang harus dicapai. Selanjutnya temuan-temuan tersebut
ditindaklanjuti dan hasilnya menjadi laporan tentang program.
Universitas Sumatera Utara 2.3.5 Evaluasi
Evaluasi adalah mempelajari kejadian, memberikan solusi untuk suatu masalah, rekomendasi yang harus dibuat, menyarankan perbaikan. Namun, tanpa
monitoring, evaluasi tidak dapat dilakukan karena tidak memili data dasar untuk dilakukan analisi, dan dikhawatirkan akan mengakibatkan spekulasi. Oleh karena
itu monitoring dan evaluasi harus berjalan seiring jalan, dimana tidak bisa hanya melakukan evaluasi, atau hanya melakukan monitoring.
Parsons 2005 menyebutkan kajian dalam studi evaluasi kebijakan meliputi metode-metode sebagai berikut :
a. Evaluasi Desain Kebijakan, untuk menilai apakah alternatif-alternatif yang
dipilih sudah merupakan alternatif yang paling hemat dengan mengukur hubungan antara biaya dengan manfaat cost-benefit analysis, yang bersifat
rasional dan terukur. b.
Evaluasi Legitimasi kebijakan, untuk menilai derajat penerimaan suatu kebijakan atau program oleh masyarakatstakeholderkelompok sasaran yang
dituju oleh kebijakan tersebut. c.
Evaluasi Formatif yang dilakukan pada saat proses implementasi kebijakan sedang berlangsung. Tujuan evaluasi formatif adalah untuk mengetahui
seberapa jauh sebuah program diimplementasikan dan kondisi-kondisi apa yang dapat diupayakan untuk meningkatkan keberhasilannya.
d. Evaluasi Sumatif yang dilakukan pada saat kebijakan telah diimplementasikan
dan member dampak. Tujuan evaluasi sumatif ini adalah untuk mengukur
Universitas Sumatera Utara
bagaimana efektifitas kebijakanprogram tersebut member dampak yang nyata pada masalah yang diatasi.
2.3.6 Monitoring dan Evaluasi Program JKN