83
Universitas Sumatera Utara
menciptakan kelas-kelas yang relatif homogen dalam hal sumber daya yang digunakan dan berisikan pasien-pasien dengan karakteristik klinik yang sejenis.
Rumah Sakit akan mendapatkan pembayaran berdasarkan rata-rata biaya yang dihabiskan untuk suatu kelompok diagnosis. Pengklasifikasian setiap tahapan
pelayanan kesehatan sejenis kedalam kelompok yang mempunyai arti relatif sama. Setiap pasien yang dirawat di sebuah RS diklasifikasikan ke dalam kelompok yang
sejenis dengan gejala klinis yang sama serta biaya perawatan yang relatif sama. Kebijakan INA-
CBG’s di Rumah Sakit PTPN IV Kebun Laras masih memiliki masalah yaitu keterlambatan pencairan klaim. Hal ini tentunya akan
menjadi masalah bagi rumah sakit karena ini akan berdampak kepada pelayanan yang akan diterima oleh pasien. Keterlambatan klaim ini juga menjadi implikasi dari
petugas yang tidak dapat menyelesaikan kewajiban pekerjaannya tepat waktu. Permasalahan untuk keterlambatan klaim merupakan prioritas yang harus
diselesaikan oleh rumah sakit dan BPJS dengan segera, di satu sisi peran rumah sakit sebagai penyedia jasa pelayanan kesehatan akan terganggu jika pendanaan terhambat.
Dalam hal ini tentunya sangat diperlukan kerjasama yang baik antara BPJS dan Rumah Sakit.
5.1.2 Sumber Daya Manusia SDM Kesehatan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit menyatakan bahwa jumlah dokter umum
untuk standar RS kelas C yaitu sebanyak 9 orang, dokter gigi sebanyak 2 orang dan
84
Universitas Sumatera Utara
dokter spesialis untuk pelayanan medik dasar masing-masing 2 orang serta masing- masing 1 orang dokter spesialis untuk pelayanan medik penunjang.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa ketersediaan SDM kesehatan di Rumah Sakit PTPN IV Kebun Laras belum mencukupi dan belum sesuai dengan
standar RS kelas C, khususnya dokter umum, dokter gigi dan dokter spesialis. Hal ini didukung hasil wawancara informan yang mengatakan bahwa jumlah dokter umum di
Rumah Sakit PTPN IV Kebun Laras hanya berjumlah 4 orang, dokter gigi hanya 1 orang dan tidak ada dokter spesialis untuk pelayanan anestesiologi, pelayanan
radiologi dan patologi klinik di Rumah Sakit PTPN IV Kebun Laras. Menurut Gulo 2015 dalam penelitiannya menyatakan bahwa Sumber Daya
Manusia merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu pelayanan yang bermutu. Sumber Daya Manusia yang secara kuantitas dan kualitas sesuai
dengan standar diperlukan sebagai dukungan dalam menciptakan layanan yang menjadi saringan dalam mengurangi pelayanan rujukan yang tidak sesuai dengan
syaratnya. Mengenai SDM kesehatan di Rumah Sakit PTPN IV Kebun Laras sebenarnya
sudah ada upaya untuk penambahan dari segi jumlah tetapi masalahnya ada faktor jarak, yaitu sangat suit untuk mangajak khususnya dokter spesialis untuk menetap di
Rumah Sakit PTPN IV Kebun Laras serta serta Rumah Sakit PTPN IV Kebun Laras belum berani membayar honor dokter dengan sistem paket. Dalam hal ini diharapkan
pihak rumah sakit untuk melakukan penambahan terhadap SDM kesehatan di Rumah Sakit PTPN IV Kebun Laras.
85
Universitas Sumatera Utara 5.1.3 Obat dan Alat Kesehatan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program JKN menyatakan bahwa pelayanan obat untuk
peserta JKN di FKRTL dilakukan oleh apoteker di instalasi farmasi rumah sakitklinik utama apotek sesuai ketentuan perundang-undangan. Pelayanan obat
untuk peserta JKN pada fasilitas kesehatan mengacu pada daftar obat yang tercantum dalam Fornas dan harga obat yang tercantum dalam e-katalog obat. Pengadaan obat
menggunakan mekanisme e-purchasing berdasarkan e-katalog atau bila terdapat kendala operasional dapat dilakukan secara manual.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pelayanan obat di Rumah Sakit PTPN IV Kebun Laras sudah mengacu pada daftar obat yang tercantum dalam Fornas
tetapi pengadaan obat di Rumah Sakit PTPN IV Kebun Laras belum menggunakan mekanisme e-purchasing. Hal ini didukung hasil wawancara Direktur dan apoteker
RS Laras yang mengatakan bahwa sistem pengadaan obat di RS Laras belum menggunakan mekanisme e-purchasing hanya menggunakan sistem katalog atau
manual Selain itu menurut Direktur dan apoteker mekanisme e-purchasing memiliki banyak banyak kendala.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 71 Tahun 2013 tentang pelayanan kesehatan pada JKN menyatakan bahwa Alat Kesehatan adalah instrumen,
aparatus, mesin, danatau implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosa, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang
86
Universitas Sumatera Utara
sakit serta memulihkan kesehatan pada manusia danatau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh. Menurut Gulo 2015 dalam penelitiannya menyatakan
bahwa Ketersediaan fasilitas atau sarana pelayanan kesehatan dalam melakukan pemeriksaan kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting guna mencapai
penegakkan diagnosa, pemberian tindakan yang tepat serta pendukung, pendamping dan pemberi hasil dari sistem pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
5.2 Proses process