Jumlah Daun PENGARUH KONSENTRASI DAN FREKUENSI PEMBERIAN BAP (Benzyl Amino Purine) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L )

commit to user 19 memacu pembelahan sel merismatik jaringan sekunder batang yang cenderung akan melebar. Sumiati cit Yanuarta 2007, bahwa efektifitas zat pengatur tumbuh tidak hanya ditentukan oleh konsentrasi tetapi juga oleh aplikasi yang sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman. Wattimena et al. 1991 menyatakan juga bahwa tanaman akan responsif terhadap zat pengatur tumbuh jika diberikan pada masa peka tanaman tersebut.

C. Jumlah Daun

Daun merupakan pabrik karbohidrat bagi tanaman budidaya. Dalam hal ini daun diperlukan untuk penyerapan dan merubah cahaya matahari melalui proses fotosintesis yang digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Daun berfungsi sebagai organ utama fotosintesis pada tumbuhan tingkat tinggi. Permukaan luar daun yang luas dan datar memungkinkannya menangkap cahaya semaksimal mungkin per satuan volume dan meminimalkan jarak yang harus ditempuh oleh CO 2 dari permukaan daun ke kloroplas Gardner et al. 1991. Daun secara umum dipandang sebagai organ produsen fotosintat utama. Pengamatan variabel daun sangat diperlukan, yaitu sebagai indikator pertumbuhan dan data penunjang untuk menjelaskan proses pertumbuhan yang terjadi, misalnya pada pembentukan biomassa Sitompul dan Guritno, 1995. Organ tanaman yang utama dalam menyerap radiasi matahari adalah daun. Untuk mendapatkan pertumbuhan yang maksimal, tanaman harus memiliki cukup banyak daun dalam tajuk untuk menyerap sebagian besar radiasi matahari yang jatuh pada tajuk tanaman tersebut karena hasil berat kering total merupakan hasil efisiensi penyerapan dan pemanfaatan radiasi matahari yang tersedia selama pertumbuhan oleh tajuk tanaman Goldsworthy dan Fisher, 1996. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi dan frekuensi pemberian BAP memberikan pengaruh yang nyata pada taraf 5 terhadap jumlah daun. Rata-rata jumlah daun bibit kakao pada beberapa commit to user 20 konsentrasi dan frekuensi pemberian BAP setelah diuji dengan DMRT 5 tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Pengaruh konsentrasi BAP terhadap rata-rata jumlah daun tanaman kakao umur 15 MST Konsentrasi BAP Rata-rata 0 ppm 25 ppm 50 ppm 75 ppm 15,56 a 17,89 b 15,11 a 16,89 ab Keterangan: Nilai yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada uji DMRT 5. Jumlah daun pada bibit tanaman kakao jika dianalisis dengan uji Duncan 5 terdapat beda nyata antar konsentrasi yang satu dengan yang lain. Konsentrasi BAP 25 ppm merupakan konsentrasi yang berbeda nyata terhadap jumlah daun kakao pada 15 MST. Sesuai dengan yang dikatakan Abidin, 1994 bahwa pengunaan zat pengatur tumbuh yang konsentrasinya terlalu tinggi justru akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan dan proses fisiologi tanaman. Pengaruh pengunaan konsentrasi dan frekuensi pemberian BAP terhadap pertumbuhan rata-rata jumlah daun bibit kakao umur 15 minggu setelah tanam dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Grafik jumlah daun bibit kakao pada umur 15 minggu setelah tanam pada beberapa konsentrasi dan frekuensi pemberian BAP. 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 1 3 6 9 12 15 ju m la h d a u n H e la i Waktu pengamatan MST S0T1 S0T2 S0T3 S1T1 S1T2 S1T3 S2T1 S2T2 S2T3 S3T1 S3T2 S3T3 commit to user 21 Gambar 3 menunjukkan bahwa jumlah daun bibit kakao terbesar pada umur 15 minggu setelah tanam dijumpai pada konsentrasi BAP 25 ppm dan frekuensi pemberian 2 kali yaitu 18,33 tabel lampiran 3. Hal tersebut dikarenakan konsentrasi 25 ppm yang dapat dimanfaatkan tanaman untuk meningkatkan jumlah daun. Yelnititis et al. 1991 menambahkan bahwa penambahan sitokinin dapat mendorong meningkatkan jumlah dan ukuran daun. Bibit yang berfungsi sebagai control dan pada perlakuan konsentrasi 50 ppm frekuensi 2 kali merupakan jumlah daun terkecil yaitu 13,33. Waloyaningsih 2008 menambahkan bahwa peningkatan konsentrasi BAP dengan konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan penurunan jumlah daun.

D. Jumlah Tanaman yang Muncul Cabang