commit to user 1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kakao Theobroma cacao.L merupakan salah satu dari komoditas andalan dan berperan penting bagi perekonomian Indonesia, baik di dalam
maupun di luar negeri. Hal ini disebabkan sekitar 90 produksi biji kakao Indonesia dihasilkan oleh petani, dan hampir 80 dari nilai ekspor
tersebut masuk ke petani. Komoditas kakao pada masa yang akan datang diharapkan dapat menduduki tempat yang sejajar dengan komoditas karet
dan kelapa sawit. Komoditas kakao mempunyai peluang untuk pasaran ekspor, sehingga dapat meningkatkan devisa negara.
Terbatasnya bibit bermutu yang ada di pasaran menyebabkan rendahnya produktivitas tanaman kakao saat ini, yakni hanya 625
kghatahun. Hal ini setara 32 dari potensi seharusnya sebesar 2.000 kghatahun. Untuk itu, diperlukan terobosan teknologi pembibitan kakao
berkualitas untuk memenuhi kebutuhan yang semakin besar dengan cara menggunakan teknologi tepat guna, seperti pengunaan zat pengatur
tumbuh Anonim, 2010
a
. Untuk mencapai sasaran pengembangan dan produksi yang
diharapkan perlu dilakukan pengelolaan kebun yang lebih baik, di samping pemeliharaan dan pemilihan bahan tanaman yang sesuai pada areal
perluasan. Salah satu penunjang untuk mencapai tujuan peningkatan produksi adalah pelaksanaan pembibitan dengan baik dan benar
.
Peningkatan produksi kakao sejak awal dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pemakaian bibit yang baik, pemakaian pupuk yang tepat, dan
pemakaian zat pengatur tumbuh. Pada pertumbuhan tanaman kakao, hal yang perlu diperhatikan adalah faktor periode pertumbuhan bibit. Perlu
adanya pelaksanaan pembibitan yang sempurna, karena pembibitan yang baik merupakan usaha permulaan ke arah keberhasilan tanaman tersebut.
1
commit to user 2
Salah satu usaha untuk mendapatkan pertumbuhan bibit yang baik adalah menggunakan zat pengatur tumbuh. Sitokinin merupakan zat
pengatur tumbuh yang banyak digunakan digunakan dalam pembibitan tanaman, sitokinin berfungsi memacu pembelahan sel dan pembentukan
organ, menunda penuaan, meningkatkan aktivitas wadah penampung hara, memacu perkembangan kuncup samping tumbuhan dikotil, dan memacu
perkembangan kloroplas dan sintesis klorofil, selain itu sitokinin mendorong diferensiasi jaringan dalam pembentukan tunas Abidin,
1994. Menurut Hartman dan Kester 1983 sitokinin merupakan ZPT yang merangsang pembentukan tunas dan pembelahan sel terutama jika
diberikan bersama-sama dengan auksin.
B. Perumusan Masalah