commit to user 8
penyatuan sel-sel gamet jantan dan betina atau dengan kata lain embrio yang terbentuk dari jaringan vegetatifsomatik. Embrio ini dapat terbentuk dari
jaringan tanaman yang dikulturkan tanpa melalui proses yang dikenal dengan nama somatic embryogenesis. Jika proses ini terbentuk langsung
pada eksplan tanpa melalui proses pembentukan kalus terlebih dahulu, maka prosesnya disebut somatic embryogenesis langsung
direct somatic embryogenesis
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao,2010.
C. Zat Pengatur Tumbuh ZPT
George dan Sherrington, 1984 membedakan istilah zat pengatur
tumbuh
plant growth regulator
dari hormon tumbuhan plant
growth
substances
atau plant hormones
. Hormon tumbuh merupakan senyawa- senyawa aktif dalam konsentrasi rendah yang muncul secara alami dalam
jaringan tanaman dan berfungsi sebagai pengatur tumbuh. Sedangkan zat pengatur tumbuh merupakan senyawa organik yang bukan hara, yang dalam
jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat, dapat merubah proses fisiologi tumbuhan dan merupakan bahan kimia sintetik dengan aktivitas
yang sama, tetapi digunakan untuk memodifikasi pertumbuhan tanaman. Zat pengatur tumbuh memegang peran penting dalam pertumbuhan
dan perkembangan kultur, faktor yang perlu diperhatikan dalam pengunaan zat pengatur tumbuh antara lain jenis zat pengatur tumbuh yang digunakan,
konsentrasi, urutan pengunaan, dan periode masa induksi dalam kultur tertentu Gunawan,1995
cit
Hermawan, 2004. Zat pengatur tumbuh mempunyai sifat merangsang, menghambat dan mengubah proses fisiologis
dalam tanaman. Oleh sebab itu salah satu faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan penggunaan zat pengatur tumbuh bagi tanaman adalah
konsentrasi pemberiannya. Apabila konsentrasi yang digunakan terlalu tinggi menyebabkan kematian bagi tanaman, sedangkan konsentrasi
pemberian yang terlalu rendah menyebabkan menurunnya efek zat pengatur tumbuh tersebut Sarief, 1986
commit to user 9
Pengatur pertumbuhan atau hormon tidak mengandung banyak zat makanan tetapi mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Zat
pengatur tumbuh dan hormon lazimnya diproduksi secara alami dalam tumbuhan. Auksin, sitokinin, giberelin, dan etilen merupakan zat yang
digunakan sebagai hormon atau pengatur pertumbuhan Kyte dan Kleyn, 1996.
Sitokinin adalah salah satu zat pengatur tumbuh yang ditemukan pada tanaman. Sitokinin berfungsi untuk memacu pembelahan sel dan
pembentukan organ. Salah satu jenisnya adalah BAP
6 benzyl amino purine
Pranata, 2004. Sitokinin merupakan hormon tumbuhan turunan adenin yang berfungsi untuk merangsang pembelahan sel dan diferensiasi
mitosis. Aplikasi untuk merangsang tumbuhnya tunas pada kultur jaringan atau pada tanaman induk, namun sering tidak optimal untuk tanaman
dewasa Setiawan, 2009. Sitokinin merupakan zat pengatur tumbuh terutama memegang
peranan penting dalam proses pembelahan dan diferensiasi sel. Disamping itu, sitokinin juga terlibat dalam proses fisiologi lainnya seperti senses
penuaan dan dominansi pucuk Salisbury dan Ross, 1995. Menurut Yusnita, 2003 sitokinin yang sering digunakan adalah
BAP, karena selain harganya relatif murah, efektifitasnya juga tinggi. Sedangkan Noggle dan Fritz 1983 menyatakan bahwa BAP atau
6-benzyl amino purine
ini memiliki struktur yang mirip dengan kinetin dan juga aktif dalam pertumbuhan dan poliferasi kalus. Menurut mereka BAP merupakan
sitokinin yang paling aktif. BAP adalah zat pengatur tumbuh dari golongan sitokinin yang
didefinisikan sebagai senyawa organik dan bila dikombinasikan dengan senyawa auksin akan mendorong pembelahan sel tanaman dan menentukan
arah diferensiasi tanaman Simatupang, 1991. Dalam pemberian zat pengatur tumbuh harus diperhatikan konsentrasi yang tepat akan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman, sebaliknya jika berlebihan akan
commit to user 10
menghambat atau mematikan tanaman, pada 0-2 bulan awal pertumbuhan tanaman baik diberikan zat pengatur tumbuh Dwidjoseputro, 1980
Selanjutnya Lingga 1986 menyatakan bahwa, mekanisme
penggunaan zat pengatur tumbuh dapat dilakukan dengan menyemprotkan ke daun, tetapi dapat juga mencelupkan bibit akar kedalam larutan zat
pengatur tumbuh tersebut.
Benzil amino purine
telah terbukti mempercepat pertumbuhan sel tanaman dan baru-baru ini dikembangkan sebagai
pemelihara warna dalam sayuran seperti asparagus, brokoli, kecambah brussels, selada, dan seledri untuk retensi warna diperpanjang selama panen,
pengiriman dan penyimpanan dengan menggunakan retensi klorofil. 6
benzil amino purine
sukses dalam meningkatkan ukuran dan karakteristik tunas beberapa dalam berbagai buah-buahan tropis dan subtropik Anonim,
2010
b
. Tanaman kakao jika diberikan zat pengatur tumbuh yang efektif
akan menyebabkan pertumbuhan tanaman yang baik, dari pembibitan sampai menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Maka dalam
pemberian zat pengatur tumbuh terhadap tanaman kakao perlu mengatur interval waktu pemberian dan metode aplikasi yang baik. Berdasarkan hasil
penelitian Sari 1996 tentang konsentrasi dan interval waktu pemberian pupuk cair Green Tonic terhadap pertumbuhan kakao menunjukkan
interaksi antara perlakuan konsentrasi dan interval waktu 20 hari sekali terhadap semua parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun,
luas daun, panjang akar, berat basah tanaman, berat kering tanaman. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suhartono 2005 menunjukkan
bahwa perlakuan konsentrasi
Gibberellic Acid
GA3 50 ppm mampu menghasilkan pertumbuhan tinggi bibit kakao yang optimal. Tati
et al.
1991 menambahkan GA3 100 dan NAA 50 ppm dapat meningkatkan perkecambahan benih dan pertumbuhan bibit kakao, selain itu juga
meningkatkan bobot kering tajuk dan akar bibit kakao.
commit to user
11
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian