Latar Belakang ANALISIS PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP LUAS VOLUNTARY DISCLOSURE(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEI)

commit to user BAB I PENDAHULUAN Bab pertama ini akan menjelaskan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat diadakannya penelitian, serta sistematika penulisan.

A. Latar Belakang

Penelitian ini akan menguji mengenai pengaruh corporate governance terhadap luas voluntary disclosure pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Corporate governance direpresentasikan dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, tipe struktur kepemilikan, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit. Untuk dapat lebih bersaing pada era persaingan global saat ini, perusahaan dituntut untuk lebih transparan dalam mengungkapkan informasi perusahaannya. Pengungkapan informasi disclosure yang memadai diberikan oleh perusahaan karena mempunyai kepentingan yaitu adanya harapan mengenai dampak yang positif dari disclosure yang disampaikan Amurwani, 2006. Disclosure ditujukan untuk mengurangi asimetri informasi antara manajer sebagai agen dan pemilik, dalam hal ini pemegang saham, sebagai prinsipal. Asimetri informasi muncul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemegang saham dan stakeholder lainnya. Dikaitkan dengan peningkatan nilai perusahaan, ketika terdapat asimetri 1 commit to user informasi, manajer dapat memberikan sinyal mengenai kondisi perusahan kepada investor guna memaksimalisasi nilai saham perusahaan. Sinyal yang diberikan dapat melalui pengungkapan disclosure informasi akuntansi tersebut. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat dikelompokkan menjadi pengungkapan wajib mandatory disclosure dan pengungkapan sukarela voluntary disclosure. Adanya ketentuan bahwa perusahaan harus menyampaikan pengungkapan seluas-luasnya atas laporan keuangan telah mendorong perusahaan-perusahaan untuk menyampaikan disclosure yang melampaui yang disyaratkan oleh standar atau yang dikenal dengan voluntary disclosure Sentosa, 2009. Achmad 2007 menyatakan bahwa corporate governance dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: manager relation; stakeholder relation; board structures and practice; management compensation and capital structure. Corporate governance diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada para investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan mengingat mereka tidak berinteraksi secara langsung pada kegiatan perusahaan. Yayasan Pendidikan Pasar Modal Indonesia YPPMI dan Sinergy Communication 2002 dalam Cety 2010 menyatakan bahwa terdapat 2 hal yang menjadi perhatian utama konsep corporate governance. Pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada waktunya. Kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan commit to user disclosure secara akurat tepat pada waktunya dan transparan mengenai semua hal yang berkaitan dengan performance perusahaan. Penelitian empiris pada determinan yang mempengaruhi pengungkapan sukarela bercabang dalam dua aliran utama, yaitu mendokumentasikan pengaruh dari karakteristik perusahaan, seperti ukuran perusahaan, pencatatan di bursa listing, leverage, profit dan pertumbuhan growth dan melihat pengaruh corporate governance, termasuk struktur kepemilikan dan komposisi dewan dewan komisaris dan direksi terhadap pengungkapan laporan keuangan Oktoviana, 2009. Penelitian ini cenderung pada aliran kedua yaitu bertujuan untuk menguji pengaruh corporate governance terhadap luas voluntary disclosure pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Corporate governance direpresentasikan dengan struktur kepemilikan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, tipe struktur kepemilikan, ukuran dewan komisaris dan ukuran dewan direksi. Variasi struktur kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan tipe kepemilikan sebagai representasi corporate governance diharapkan mampu meningkatkan luas voluntary disclosure perusahaan dengan maksud mengurangi asimetri informasi yang terjadi antara agen dan prinsipal. Dalam mengelola perusahaan, manajemen harus transparan agar tidak terjadi konflik kepentingan dengan para pemegang saham sebagai pemilik Sentosa, 2009. Salah satu pilihan mekanisme pengendalian internal untuk menyamakan kepentingan pemegang saham dan manajer adalah kontrak insentif jangka panjang yaitu dengan memberikan insentif pada manajer apabila nilai perusahaan atau kemakmuran commit to user pemegang saham meningkat, salah satunya dengan cara memberi kepemilikan saham kepada manajer atau biasa kita sebut sebagai kepemilikan manajerial Jensen dan Meckling, 1976. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan motivasi kepada para manajer agar mereka mampu meningkatkan nilai perusahaan atau kemakmuran pemegang saham karena dengan begitu kemakmuran para manajer itu sendiri juga akan meningkat. Kepemilikan manajerial merupakan perwujudan dari prinsip transparansi dari corporate governance. Kepemilikan manajerial memiliki hubungan negatif dengan luas voluntary disclosure Eng dan Mak, 2003. Ketika kepemilikan manajerial rendah, outsider shareholder akan meningkatkan monitoring terhadap perilaku manajer untuk meyakinkan bahwa manajemen tidak bertindak opportunistic melainkan bertindak atas nama pemegang saham. Monitoring oleh outsider shareholder akan semakin rendah ketika manajer lebih banyak mengungkapkan voluntary disclosure, karena menurut Eng dan Mak 2003, voluntary disclosure dinilai mampu menggantikan monitoring oleh outsider shareholders karena dengan adanya voluntary disclosure yang lebih luas telah mencukupi untuk dipakai oleh pengguna sebagai dasar pengambilan keputusan. Selain kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional juga merupakan perwujudan dari prinsip corporate governance. Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham oleh institusi seperti perusahaan asuransi, bank serta institusi lain yang dapat mendorong pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja perusahaan. Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional commit to user sehingga dapat menghalangi perilaku opportunistic manajer Djakman dan Novita, 2008. Hal ini berarti kepemilikan institusional dapat menjadi pendorong perusahaan untuk memberikan kinerja yang lebih baik termasuk dalam hal meningkatkan luas voluntary disclosure yang dilakukan. Tipe struktur kepemilikan memainkan peran penting dalam aturan corporate governance dalam mengurangi persoalan keagenan Achmad, 2007. Adanya struktur kepemilikan saham yang menyebar akan mengakibatkan semakin dibutuhkannya tindakan pengawasan oleh shareholder karena masing-masing shareholder mempunyai kepentingan tersendiri. Dalam hal ini, semua shareholder memiliki kedudukan yang sama sehingga manajemen memiliki peran yang besar dalam hubungan keagenan tersebut untuk memberikan informasi yang memadai dengan tujuan meningkatkan transparansi bagi para pemegang saham. Ketika perusahaan memiliki tipe kepemilikan terkonsentrasi, muncul konflik kepentingan antara pemegang saham mayoritas controlling shareholders dengan pemegang saham minoritas minority shareholders. Controlling shareholders mempunyai kekuasaan untuk turut campur dalam pengambilan keputusan manajemen untuk kepentingan pribadi mereka, termasuk untuk menyembunyikan beberapa informasi perusahaan dari pemegang saham minoritas, misalnya informasi voluntary disclosure-nya, sehingga luas voluntary disclosure perusahaan menjadi rendah. Penelitian terdahulu oleh Eng dan Mak 2003 mengungkapkan bahwa corporate governance berpengaruh terhadap luas voluntary disclosure. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berhubungan negatif commit to user signifikan terhadap luas voluntary disclosure. Penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Baek et. al 2009 yang mengungkapkan bahwa struktur kepemilikan perusahaan yang direpresentasikan dengan kepemilikan manajerial managerial ownership berpengaruh signifikan terhadap luas voluntary disclosure dengan corporate governance dan firm size sebagai variabel kontrol. Hasil penelitian juga menyatakan bahwa corporate governance perusahaan mampu meningkatkan luas voluntary disclosure yang dilakukan perusahaan. Variabel lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit. Peran penting dalam melaksanakan corporate governance berada pada dewan komisaris yang berfungsi sebagai pengawas aktifitas dan kinerja perusahaan serta sebagai penasihat direksi dalam memastikan bahwa perusahaan melaksanakan corporate covernance yang baik Komite Nasional Kebijakan Governance, 2006. Nasution dan Setiawan 2007 menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris yang besar lebih efektif jika dibandingkan dengan ukuran dewan komisaris yang kecil. Dengan adanya pengawasan yang lebih efektif tersebut diharapkan perusahaan lebih transparan dalam mengungkapkan informasi perusahaan, termasuk voluntary disclosure–nya. Komponen lain yang mendukung terlaksananya corporate governance yang baik, yaitu komite audit FCGI, 2001. Sesuai dengan Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: kep. 29PM2004, komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan dan pengelolaan perusahaan. Komite audit dipandang sebagai alat untuk menghindari commit to user kecurangan dalam pelaporan keuangan dan monitoring kinerja manajemen termasuk disclosure. Wallace and Zinkin 2005 dalam Yuen et. al 2009 menemukan bahwa peran komite audit akan lebih efektif ketika anggota komite audit berjumlah antara 3 – 6 orang. Hal ini berarti jumlah anggota komite audit akan mempengaruhi efektivitas pengawasan yang dilakukan terhadap manajemen perusahaan, termasuk kinerja manajemen dalam mengungkapkan informasi dengan harapan perusahaan dapat lebih transparan. Beberapa penelitian menunjukkan pengaruh signifikan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, tipe struktur kepemilikan, ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit terhadap disclosure antara lain ditunjukkan oleh Ho dan Wong 2001, Eng dan Mak 2003, Sembiring 2005, Achmad 2007, Baek et. al 2009, Hailin dan Zezhen 2009, dan Khodadadi et. al 2010. Hasil yang bertolak belakang ditunjukkan oleh Hailin dan Zezhen 2009 dan Nasir dan Abdullah 2004 untuk pengaruh variabel tipe struktur kepemilikan dan kepemilikan manajerial terhadap luas voluntary disclosure. Hailin and Zezhen 2009 menyebutkan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara tipe struktur kepemilikan dengan luas voluntary disclosure. Sedangkan Nasir dan Abdullah 2004 mengungkapkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap luas voluntary disclosure. Hasil penelitian Nugrahadi 2009 juga menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara kepemilikan manajerial terhadap luas voluntary disclosure. Berikut ini adalah hasil beberapa penelitian terdahulu: commit to user Tabel I.1 Hasil penelitian-penelitian terdahulu No. Peneliti Variabel Mekanisme Corporate Governance Hasil Penelitian 1. Khodadadi et. al 2010 a. Persentase komisaris independen b. Dualitas kepemimpinan c. Kepemilikan institusional - Tidak terdapat hubungan signifikan antara persentase independen BOD dan dualitas kepemimpinan terhadap luas voluntary disclosure - Terdapat hubungan signifikan positif antara kepemilikan institusional dengan luas voluntary disclosure 2. Baek et. al 2009 Kepemilikan manajerial - Terdapat hubungan negatif signifikan antara kepemilikan manajerial dengan luas voluntary disclosure, dengan mekanisme corporate governance lainnya sebagai variabel kontrol. 3. Hailin and Zezhen 2009 a. Konsentrasi kepemilikan b. Kepemilikan institusional c. Dualitas kepemimpinan d. Proporsi Komisaris Independen - Kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap luas voluntary disclosure - Konsentrasi kepemilikan dan variabel lainnya tidak berpengaruh signifikan terhadap luas voluntary disclosure 4. Yuan et. al 2009 a. Konsentrasi kepemilikan b. State owned c. Individual ownership d. Independen non executive directors e. Dualitas kepemilikan Komite audit Independen non executive directors dan state owned berpengaruh terhadap voluntary disclosure. Variabel lain tidak berpengaruh. 5. Chobpichien 2008 a. Quality of board b. Ownership structure sebagai variabel moderator Quality of board dan ownership structure berpengaruh signifikan terhadap luas voluntary disclosure 6. Nugrahadi 2008 a. Komposisi dewan komisaris independen b. Kepemilikan manajerial c. Kepemilikan blockholder Tidak terdapat pengaruh signifikan antara komposisi dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial dan kepemilikan blockholder dengan Index voluntary disclosure agregat. commit to user Dari beberapa penelitian terdahulu tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian empiris mengenai pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, tipe struktur kepemilikan, ukuran dewan komisaris, dan ukuran 7. Achmad 2007 a. Struktur kepemilikan terkonsentrasimenyebar b. Identitas kepemilikan keluarganon keluarga c. Kaitan pemilik dengan BODBOC d. Family business affiliation - Terdapat hubungan negatif signifikan antara struktur kepemilikan dengan luas voluntary disclosure - Identitas kepemilikan, kaitan pemilik dengan BODBOC dan family business affiliation berpengaruh signifikan dengan luas voluntary disclosure 8. Sembiring 2005 Ukuran dewan komisaris, size, profitabilitas, profil perusahaan dan leverage. Ukuran dewan komisaris, size, dan profil perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. 9. Nasir and Abdullah 2004 a. Komisaris Independen b. Komite Audit Independen c. Outsiders Blockholder d. Kepemilikan Manajerial Non-executive director - Komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap luas voluntary disclosure - Komite audit independen, kepemilikan manajerial dan non- executive director tidak berpengaruh signifikan terhadap luas voluntary disclosure - Outside blockholder berpengaruh positif dan signifikan terhadap luas voluntary disclosure 10. Eng and Mak 2003 a. Kepemilikan manajerial b. Blockholder ownership c. Kepemilikan pemerintah Persentase komisaris Independen - Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap luas voluntary disclosure - kepemilikan pemerintah dan ukuran komisaris independen berpengaruh positif signifikan terhadap luas voluntary disclosure - Blockholder ownership tidak berpengaruh terhadap luas voluntary disclosure commit to user komite audit terhadap luas voluntary disclosure masih menunjukkan hasil yang menimbulkan perdebatan serta belum dapat digeneralisasi. Dalam kaitan ini, peneliti tertarik untuk mengkaji mengenai “Analisis Pengaruh Corporate Governance terhadap Luas Voluntary Disclosure Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI)

0 24 19

ANALISIS PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS LABA (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI)

0 20 19

ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI)

0 15 20

Analisis Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure) dalam Laporan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Go Public yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2011)

1 5 137

Pengaruh Kondisi Financial Distress, Corporate Governance dan Financial Leverage Terhadap Luas Voluntary Disclosure (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2015)

1 17 96

CORPORATE GOVERNANCE, TAX DISCLOSURE DAN VOLUNTARY FINANCIAL DISCLOSURE (Studi Pada Perusahaan di Indonesia yang terdaftar di BEI 2009-2012).

1 3 16

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2011).

0 0 18

Good corporate governance dan nilai perusahaan (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei) AWAL

0 0 15

Good corporate governance dan nilai perusahaan (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei) RINGKASAN Revisi

0 1 17

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP LUAS VOLUNTARY DISCLOSURE (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011).

0 0 14