commit to user
telah mencukupi untuk dipakai oleh pengguna sebagai dasar pengambilan keputusan.
4. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan oleh pihak institusi lain yaitu kepemilikan oleh perusahaan atau lembaga lain seperti
pemerintah, perusahaan investasi, bank, perusahaan asuransi maupun kepemilikan lembaga dan perusahaan lain. Menurut Sentosa 2009, dengan kepemilikan
institusi di luar perusahaan dalam jumlah yang signifikan akan menyebabkan pihak luar perusahaan melakukan pengawasan yang ketat terhadap pengelolaan
yang dilakukan oleh manajemen. Bagi manajemen, pengawasan oleh pihak luar mendorong mereka untuk menunjukkan kinerja yang lebih baik, dan melakukan
pengelolaan secara transparan. Dengan adanya dorongan tersebut, diharapkan perusahaan akan meningkatkan luas voluntary disclosure dengan tujuan adanya
pengelolaan secara transaparan. Kepemilikan institusional umumnya dapat bertindak sebagai pihak yang
memonitor perusahaan Djakman dan Novita, 2008. Contoh kontrol yang dapat diberikan adalah memberikan arahan dan masukan kepada manajemen ketika
manajemen tidak melakukan aktivitas positif seperti pengungkapan sukarela untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat. Hal ini penting untuk dilakukan karena
akan berdampak positif bagi keberlanjutan perusahaan di masa mendatang. Kepemilikan institusional dapat memberikan monitoring terhadap manajemen
untuk melakukan aktivitas positif tersebut, misalnya aktivitas tanggung jawab
commit to user
sosial perusahaan kepada lingkungan sekitar. Dengan demikian luas voluntary disclosure termasuk di dalamnya pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan dapat dipengaruhi oleh tingkat kepemilikan institusional. Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha
pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat menghalangi perilaku opportunistic manajer Djakman dan Novita, 2008. Hal ini
berarti kepemilikan institusional dapat menjadi pendorong perusahaan untuk melakukan voluntary disclosure seperti pengungkapan tanggung jawab sosial.
Penelitian Trabelsi et al 2005 dan Ajinkya et al 2005 dalam Waryanto 2010 menemukan bahwa kepemilikan institusional dapat meningkatkan kualitas
dan kuantitas pengungkapan sukarela. Summa dan Ben Ali 2006 dalam Waryanto 2010 menyebutkan bahwa investor institusional memiliki power and
experience untuk bertanggung jawab dalam menerapkan prinsip corporate governance untuk melindungi hak dan kepentingan seluruh pemegang saham
sehingga mereka menuntut perusahaan untuk melakukan komunikasi secara transparan. Hal tersebut berarti dengan kepemilikan institusional yang besar dapat
mendorong untuk meningkatkan luas voluntary disclosure perusahaan. Menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 179KMK.0102003
tentang kepemilikan saham dan permodalan perusahaan efek, benchmark kepemilikan institusional paling rendah sekitar 25,000 saham dari saham
beredar perusahaan.
commit to user
5. Tipe Kepemilikan