commit to user
5. Tipe Kepemilikan
Tipe struktur kepemilikan saham mencerminkan distribusi kekuasaan dan pengaruh di antara pemegang saham atas kegiatan operasional perusahaan. Salah
satu karakteristik tipe struktur kepemilikan adalah konsentrasi kepemilikan yang terbagi dalam dua bentuk struktur kepemilikan: kepemilikan terkonsentrasi, dan
kepemilikan menyebar Nuryaman, 2008. Kepemilikan saham dikatakan terkonsentrasi jika sebagian besar saham dimiliki oleh sebagian kecil individu
atau kelompok, sehingga pemegang saham tersebut memiliki jumlah saham yang relatif dominan dibandingkan dengan lainnya. Kepemilikan saham dikatakan
menyebar, jika kepemilikan saham menyebar secara relatif merata ke publik, tidak ada yang memiliki saham dalam jumlah sangat besar dibandingkan dengan
lainnya Dallas, 2004 dalam Nuryaman, 2009. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam struktur kepemilikan,
antara lain: 1 Kepemilikan sebagian kecil saham perusahaan oleh manajemen mempengaruhi kecenderungan untuk memaksimalkan nilai pemegang saham
dibanding sekedar mencapai tujuan perusahaan semata; 2 Kepemilikan yang terkonsentrasi memberi insentif kepada pemegang saham mayoritas untuk
berpartisipasi secara aktif dalam perusahaan; dan 3 Identitas pemilik menentukan prioritas tujuan sosial perusahaan, misalnya perusahaan milik
pemerintah cenderung untuk mengikuti tujuan politik dibanding tujuan perusahaan Haruman, 2006.
commit to user
6. Voluntary Disclosure
Suwardjono 2005 menyatakan terdapat dua jenis pengungkapan, yaitu: pengungkapan yang bersifat wajib mandatory disclosure dan pengungkapan
yang bersifat sukarela voluntary disclosure. Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan minimun yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku
Suwardjono, 2005. Sedangkan voluntary disclosure merupakan jenis informasi yang secara sukarela diungkapkan di dalam laporan keuangan yang bertujuan
untuk menambah kegunaan informasi mengenai kekayaan dan hasil operasi suatu perusahaan kepada para pemakai laporan keuangannya Arifin, 2005. Salah satu
cara meningkatkan kredibilitas perusahaan adalah melalui pengungkapan sukarela secara lebih luas untuk membantu investor dalam memahami strategi bisnis
manajemen. Informasi yang bersifat voluntary disclosure ini berperan untuk melengkapi informasi yang bersifat mandatory disclosure yang diharapkan dapat
meningkatkan kegunaan informasi dalam laporan keuangan Arifin, 2005. Voluntary disclosure merupakan pilihan bebas manajemen perusahaan
untuk memberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan untuk keputusan oleh para pemakai laporan keuangan tersebut Almilia,
2007. Menurut peraturan mengenai laporan keuangan yang ada di Indonesia, hal semacam ini dimungkinkan.
Selain itu, Arifin 2005 menyatakan pelaporan keuangan merupakan salah satu mekanisme pengendalian yang secara luas digunakan dan diharapkan dapat
menyelaraskan tujuan prinsipal dan agen. Melalui laporan keuangan yang merupakan tanggung jawab manajer, pemilik dapat mengukur, menilai,
commit to user
sekaligus dapat mengawasi kinerja manajer untuk mengetahui sejauh mana menajer telah bertindak untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik. Selain itu
pemilik dapat memberikan kompensasi kepada manajer berdasarkan laporan keuangan. Laporan keuangan yang dibuat dengan berdasarkan angka akuntansi
diharapkan berperan besar dalam meminimalkan konflik antara berbagai pihak yang berkepentingan dalam perusahaan Jensen dan Meckling, 1976.
B. Kaitan antara Corporate Governance dan Voluntary Disclosure