29
3.4.3 Pembuatan kurva kalibrasi larutan klaritromisin
Larutan induk baku dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu 50; 100; 400; 500; dan 600 ppm, dengan cara memipet larutan induk baku masing-masing
sebanyak 1,25; 2,5; 10; 12,5; dan 15 mL. Dimasukkan kedalam labu tentukur 25 mL dan dicukupkan dengan medium cairan lambung buatan pH 1,2 sampai garis
tanda. Dikocok homogen, diukur menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang maksimum yang telah ditentukan sebelumnya.
3.5 Pembuatan Dispersi Padat
Sistem dispersi padat dibuat dengan metode pelarutan dengan memvariasikan jumlah PVP K30 dengan perbandingan berat Klaritromsin : PVP
K30 = 2:1 dan 3:2. Formula dispersi padat Klaritromisin-PVP K30 yang akan dibuat dengan
metode pelarutan dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 3.1 Rancangan formula sediaan dispersi padat setara 250 mg klaritromisin
Formula Bahan Bahan mg
PVP K30 Klaritromisin
Total Setara
FI 125
250 375
250 Klaritromisin
FII 166,67
250 416,67
250 Klaritromisin
Keterangan: F I
= Klaritromisin : PVP K30 2:1 F II
= Klaritromisin : PVP K30 3:2 Klaritromisin-PVP K30 ditimbang sesuai komposisi campuran masing-
masing, kedua bahan dicampur dan dilarutkan dengan pelarut etanol sebanyak 25 ml. Kemudian diuapkan pelarut dengan udara panas di oven 40
C sampai diperoleh berat konstan. Setelah campuran diuapkan, disimpan dalam desikator
Universitas Sumatera Utara
30
selama 24 jam. Kemudian padatan yang dihasilkan dikerok lalu diayak dengan
menggunakan ayakan no. 12.
3.6 Pembuatan Cangkang Kapsul Alginat
Cangkang kapsul alginat dibuat dengan metode pencelupan Simanjuntak, 2016, yaitu dengan mencelupkan alat pencetak kapsul kedalam larutan alginat.
3.6.1 Pembuatan larutan alginat
Natrium alginat 80-120 cp 4,5 g
Gliserin 2 g
Nipagin 0,25 g
TiO
2
0,4 g Natrium metabisulfit
0,1 g Akuades
ad 100 mL Ditimbang masing-masing bahan yang diperlukan. Gelas beker dikalibrasi
100 mL. Nipagin dilarutkan dalam sebagian akuades yang telah dipanaskan terlebih dahulu, setelah dingin dilarutkan Gliserin dan Natrium metabisulfit dalam
larutan tersebut massa I. Didispersikan TiO
2
dalam sebagian akuades massa II. Selanjutnya kedalam gelas beker yang sudah dikalibrasi ditambahkan massa I dan
massa II sedikit demi sedikit, kemudian ditaburkan serbuk alginat, didiamkan selama 24 jam lalu diaduk dan dicukupkan dengan akuades sampai 100 mL.
Larutan didiamkan selama beberapa saat sampai tidak ada lagi gelembung udara.
3.6.2 Pembuatan badan cangkang kapsul alginat
Alat pencetak kapsul terbuat dari bahan stainless steel dengan panjang 10 cm dan diameter 6 mm, diicelupkan kedalam larutan natrium alginat sedalam 3
cm, alat pencetak stainless steel yang telah dilapisi larutan natrium alginat direndam dalam larutan CaCl
2
0,15 M selama 75 menit. Setelah itu cangkang
Universitas Sumatera Utara
31
kapsul yang telah mengeras dilepaskan dari alat pencetak stainless steel tersebut lalu direndam dalam akuades selama beberapa jam untuk menghilangkan kalsium
yang menempel pada cangkang kapsul dan selanjutnya dikeringkan di lemari pengering.
3.6.3 Pembuatan tutup cangkang kapsul alginat
Alat pencetak kapsul terbuat dari bahan stainless steel dengan panjang 10 cm dan diameter 6,2 mm dicelupkan kedalam larutan natrium alginat sedalam 2,5
cm, lalu alat pencetak stainless steel yang telah dilapisi larutan natrium alginat tersebut direndam dalam larutan CaCl
2
0,15 M selama 75 menit. Setelah itu
cangkang kapsul yang telah mengeras dilepaskan dari alat pencetak stainless steel tersebut lalu direndam dalam akuades selama beberapa jam untuk menghilangkan
kalsium yang menempel pada cangkang kapsul dan selanjutnya dikeringkan di
lemari pengering. 3.6.4 Pengeringan cangkang kapsul alginat
Pengeringan cangkang kapsul alginat tersebut dilakukan dengan cara mengeringkannya dalam lemari pengering selama 4 jam. Cangkang kapsul alginat
yang basah ditempatkan pada alat pengering stainless steel yang telah diolesi oleh minyak silikon lalu dimasukkan kedalam lemari pengering. Setelah kering,
cangkang kapsul alginat dilepaskan dari alat pengering stainless steel dan cangkang kaspul alginat tersebut disimpan.
3.7 Pengisian Cangkang Kapsul Alginat
Dispersi padat klaritromisin setara 250 mgsebanyak 375 mg pada FI dan 416,67 pada FII ditimbang denganan tepat menggunakan neraca analitik, lalu
diisikan kedalam bagian badan cangkang kapsul alginat melalui bagian ujung
Universitas Sumatera Utara
32
yang terbuka. Setelah itu ditutup dengan bagian tutup cangkang kapsul alginat dengan mendorong bagian tutup ke bagian badan cangkang kapsul alginat yang
terbuka sehingga bagian tutup kapsul dengan bagian badan kapsul menyatu dengan baik. Diberi perekat larutan natrium alginat pada kapsul.
3.8 Penentuan Spesifikasi Cangkang Kapsul Alginat
3.8.1 Pengukuran panjang dan diameter cangkang kapsul alginat
Pengukuran panjang dan diameter cangkang kapsul alginat dilakukan dengan menggunakan jangka sorong.
3.8.2 Pengukuran ketebalan cangkang kapsul alginat
Pengukuran ketebalan cangkang kapsul alginat dilakukan dengan menggunakan mikrometer skrup. Pengukuran dilakukan 5 kali untuk masing-
masing sampel, satu kali di pusat dan 4 kali di perimeter sekitarnya, kemudian diambil rata-ratanya.
3.8.3 Penimbangan berat cangkang kapsul alginat
Penimbangan berat cangkang kapsul alginat dilakukan dengan menggunakan neraca analitik.
3.8.4 Pengamatan warna cangkang kapsul alginat
Pengamatan warna cangkang kapsul alginat diamati secara visual.
3.8.5 Pengukuran volume cangkang kapsul alginat
Pengukuran volume cangkang kapsul alginat dilakukan dengan menggunakan buret dimana bagian badan cangkang kapsul diisi dengan air
sampai penuh.
Universitas Sumatera Utara
33
3.9 Uji Floating
Sediaan cangkang kapsul alginat 80-120 cP yang telah dibuat dilakukan uji waktu floating dengan cara menempatkan cangkang kapsul tersebut ke dalam
gelas beaker berisi medium lambung buatan pH 1,2.
Floating lag time sebagai waktu yang dibutuhkan sediaan cangkang kapsul alginat mulai mengapung dan Floating Time sebagai lamanya waktu
dimana sediaan cangkang kapsul alginat dapat mengapung.
3.10 Uji Kerapuhan