55
4.6.3 Uji aktivitas antibakteri aliquot disolusi
Hasil pengujiaan aktivitas antibakteri aliquot hasil disolusi sediaan floating dispersi padat klaritromisin-PVP K30 2:1 dengan metode difusi
terhadap pertumbuhan bakteri S.aureus dan E.coli ditunjukkan pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Pengujian aliquot disolusi terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli
Menurut Clinical Laboratory Standart Institute 2007 apabila zona hambat yang terbentuk pada uji difusi terhadapa bakteri Staphylococcus aureus
berukuran ≤ 13 mm, maka aktivitas penghambatannya dikategorikan lemah.
Apabila zona hambat berukuran 14-17 mm dikategorikan sedang, dan ≥18 mm
dikategorikan kuat. Apabila zona hambat yang terbentuk terhadap Eschericia coli berukuran
≤8 mm, maka aktivitas penghambatnya dikategorikan lemah. Apabila zona hambat yang terbentuk 16 mm dikategorikan sedang, dan
≥32 mm dikategorikan kuat. Berdasarkan Tabel 4.7 terlihat bahwa aliquot hasil disolusi
sediaan floating dispersi padat klaritromisin pada waktu 11 jam memiliki potensi Waktu jam
Daerah hambat mm
Staphylococcus aureus Escherichia coli
0,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00
0,5
8,99±0,11 9,07±0,07
1
10,14±0,72 10,41±0,26
2
10,51±0,67 11,49±0,44
3
11,02±0,88 11,74±0,37
4
11,37±1,07 12,17±0,24
5
12,04±0,85 12,43±0,32
6
12,8±0,91 12,86±0,13
7
13,51±0,48 13,16±0,08
8
13,61±0,46 13,4±0,13
9
13,97±0,57 14,04±0,08
10
14,36±0,18 14,87±0,70
11
15,72±0,57 15,75±0,42
Universitas Sumatera Utara
56
yang sedang dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan Daerah hambat 15,72±0,57 mm dan 15,75±0,42 mm.
Daerah hambat dari sediaan floating dispersi padat klaritromisin yang dihasilkan dari uji aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dan bakteri Escherichia coli terus bertambah dengan meningkatnya waktu, peningkatan diameter daerah hambat vs waktu dapat dilihat
di grafik pada Gambar 4.13dan 4.14 sedangkan gambar hasil pengujian dapat dilihat pada Gambar 4.15 dan 4.16
Gambar 4.13 Grafik daerah hambat aliquot disolusi sediaan floating dispersi
padat klaritromisin terhadap pertumbuhan bakteri S.aureus
Universitas Sumatera Utara
57
Gambar 4.14 Grafik daerah hambat aliquot disolusi sediaan floating dispersi
padat klaritromisin terhadap pertumbuhan bakteri E.coli
Gambar 4.15 Hasil pengujian daerah hambat aliquot disolusi sediaan floating
dispersi padat klaritromisin terhadap bakteri Staphylococcus aureus
Universitas Sumatera Utara
58
Gambar 4.16 Hasil pengujian daerah hambat aliquot disolusi sediaan floating
dispersi padat klaritromisin terhadap bakteri Escherichia coli Hasil pengujian aktivitas antibakteri sediaan floating dispersi padat
klaritromisin terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan pertumbuhan bakteri Escherichia coli diperoleh hasil yang sama.
4.6.4 Korelasi daerah hambat aliquot disolusi dan Daerah hambat larutan standar hitung