7
BAB II TINJUAN PUSTAKA
2.1 Ulkus Peptikum
Ulkus peptikum merupakan tukak yang terjadi dalam saluran pencernaan baik di lambung maupun di duodenum. Gambaran klinis utamanya adalah rasa
nyeri yang terjadi pada bagian lambung dan akan mereda setelah makan atau sesudah menelan antasida. Nyeri biasanya timbul 2 sampai 3 jam setelah makan
atau pada malam hari sewaktu lambung kosong. Nyeri ini seringkali digambarkan sebagai nyeri teriris, terbakar, atau rasa tidak enak. Sekitar seperempat dari
penderita m engalami perdarahan, walaupun hal ini lebih lazim terjadi pada ulkus duodenum. Gejala dan tanda penyakit ini adalah muntah, muntahan berwarna
merah atau “seperti kopi”, mual, anoreksia, dan penurunan berat badan Price dan Wilson, 2005.
Awalnya, hal tersebut diperkirakan terjadi karena stres dan makanan pedas, akan tetapi setelah diteliti lebih lanjut hal tersebut terjadi karena beberapa
faktor, dapat disebabkan karena adanya asam lambung dan enzim pepsin ketika Helicobacter pylori, NSAIDs, atau faktor lainnya mengganggu sistem pertahanan
mukosa dan penyembuhan mukosa Berardi dan Welage, 2005.
2.2 Helicobacter Pylori
Helicobacter pylori merupakan bakteri basil berbentuk spiral, pH-sensitif, gram negatif, dan bakteri mikroaerofilik yang tinggal diantara laipsan mukosa dan
permukaan epitel sel dalam lambung. Kombinasi antara bentuknya yang spiral dan berflagel memungkinkan bakteri ini berpindah dari lumen lambung, tempat
dimana pH rendah, ke lapisan mukus lambung, tempat dimana pH netral Dipiro
Universitas Sumatera Utara
8
et. al., 2005. H.pylori dapat berkembang dalam lambung karena bakteri tersebut dapat menghasilkan urease dan protein penghambat asam lambung. Bakteri ini
hanya dapat berkembang di epitel seperti epitel dan mukosa lambung Siddalingam dan Cidambaram, 2014.
Secara umum, ada 3 mekanisme infeksi bakteri H. pylori yang menyebabkan tukak lambung. Pertama, H. pylori menginfeksi bagian bawah
lambung antrum. Kedua, setelah infeksi akan terjadi peradangan bakteri yang mengakibatkan peradangan lendir lambung gastritis, peristiwa ini seringkali
terjadi tanpa penampakan gejala asimptomotik. Ketiga, terjadinya peradangan dapat berimplikasi terjadinya tukak lambung atau usus 12 jari. Hal ini bisa
terjadi komplikasi akut, yaitu luka dengan pendarahan dan luka berlubang. Tujuan terapi obat H.pylori adalah untuk eradikasi organisme ini. Terapi yang digunakan
harus efektif, dapat ditoleransi, mudah dikombinasi, dan murah Rani dan Fauzi, 2009.
2.3 Klaritromisin