Korelasi daerah hambat aliquot disolusi dan Daerah hambat larutan standar hitung

58 Gambar 4.16 Hasil pengujian daerah hambat aliquot disolusi sediaan floating dispersi padat klaritromisin terhadap bakteri Escherichia coli Hasil pengujian aktivitas antibakteri sediaan floating dispersi padat klaritromisin terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan pertumbuhan bakteri Escherichia coli diperoleh hasil yang sama.

4.6.4 Korelasi daerah hambat aliquot disolusi dan Daerah hambat larutan standar hitung

Daerah hambat larutan standar hitung terhadap bakteri S.aureus dan E.coli dicari dengan cara memasukkan konsentrasi aliquot disolusi c ke dalam persamaan garis lurus yang diperoleh dari grafik pada Gambar 4.11 dan 4.12. Hasil daerah hambat larutan standar secara perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan 4.9. Selanjutnya, hasil daerah hambat berdasarkan perhitungan diplot dengan hasil daerah hambat yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian. Grafik plot daerah hambat praktek vs daerah hambat hitung dapat dilihat pada Gambar 4.17 dan 4.18. Universitas Sumatera Utara 59 Tabel 4.8 Korelasi pengujian daerah hambat aliquot disolusi sediaan floating dispersi padat dan daerah hambat larutan standar hitung terhadap bakteri S.aureus Aliquot disolusi Larutan standar hitung Waktu jam Daerah hambat mm x X 2 Ln C y C Daerah hambat x mm 0,00 0,0000 0,40 0,00000 0,0000 0,5 8,99 80,8001 1,58 80,80012 8,9889 1 10,14 102,9098 1,91 102,90975 10,1444 2 10,51 110,4835 2,02 110,48346 10,5111 3 11,02 121,4894 2,18 121,48938 11,0222 4 11,37 129,2011 2,30 129,20111 11,3667 5 12,04 145,0686 2,53 145,06864 12,0444 6 12,80 163,8400 2,81 163,84000 12,8000 7 13,51 182,5501 3,08 182,55012 13,5111 8 13,61 185,2623 3,12 185,26235 13,6111 9 13,97 195,0678 3,26 195,06778 13,9667 10 14,36 206,0820 3,43 206,08198 14,3556 11 15,72 247,1883 4,03 247,18827 15,7222 Gambar 4.17 Grafik plot daerah hambat aliquot disolusi praktek vs Daerah hambat hitung terhadap bakteri Sthapylococcus aureus Universitas Sumatera Utara 60 Tabel 4.9 Korelasi pengujian daerah hambat aliquot disolusi sediaan floating dispersi padat dan daerah hambat larutan standar hitung terhadap bakteri E.coli Aliquot disolusi Larutan standar hitung Waktu jam Daerah hambat mm x X 2 Ln C y C Daerah hambat x mm 0,0000 0,32 0,00000 0,0000 0,5 9,12 83,2149 1,30 83,21494 9,1222 1 10,18 103,5872 1,54 103,58716 10,1778 2 11,49 131,9946 1,88 131,99457 11,4889 3 11,74 137,9320 1,95 137,93198 11,7444 4 12,17 148,0278 2,07 148,02778 12,1667 5 12,43 154,5878 2,14 154,58778 12,4333 6 12,86 165,2653 2,27 165,26531 12,8556 7 13,16 173,0686 2,36 173,06864 13,1556 8 13,40 179,5600 2,44 179,56000 13,4000 9 14,04 197,2464 2,65 197,24642 14,0444 10 14,87 221,0178 2,93 221,01778 14,8667 11 15,75 248,0275 3,25 248,02750 15,7489 Gambar 4.18 Grafik plot daerah hambat aliquot disolusi praktek vs daerah hambat hitung terhadap bakteri Escherichia coli Berdasarkan Gambar 4.17 dan 4.18 grafik antara daerah hambat aliquot hasil disolusi sediaan dispersi padat klaritromisin berdasarkan hasil uji dengan Universitas Sumatera Utara 61 daerah hambat berdasarkan perhitungan diperoleh nilai R 2 terhadap bakteri S.aureus dan E.coli adalah 1. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang linear antara daerah hambat aliquot disolusi praktek dengan daerah hambat berdasarkan hasil perhitugan dari larutan standar klaritromisin. Universitas Sumatera Utara 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: a. Cangkang kapsul alginat dapat digunakan sebagai sediaan floating yang bertahan dilambung karena cangkang kapsul alginat memiliki kemampuan untuk tetap utuh dan mengapung dalam medium lambung buatan pH 1,2. b. Pelepasan sediaan floating dispersi padat klaritromisin dengan polivinilpirolidon PVP K30 2:1 memberikan pelepasan sustained release dalam medium pH 1,2 selama 11 jam. Dimana pelepasannya pada pada menit ke-180 sebanyak 33,66, pada menit ke-360 sebanyak 48,06, dan pada menit ke-660 sebanyak 71,85. c. Sedian floating dispersi padat klaritromisin dengan PVP K30 2:1 memiliki potensi untuk menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli yang ditunjukkan dengan adanya diameter daerah hambat dari aliquot uji disolusi.

5.2 Saran

Penelitian yang dilakukan ini hanya terbatas pada uji aktivitas antibakteri secara in vitro, disarankan untuk peneliti selanjutnya agar melakukan pengujian aktivitas antibakteri secara in vivo dari sediaan floating dispersi padat klaritromisin. Universitas Sumatera Utara