mengalami kenaikan. Oleh karena itu, jika current ratio naik sedangkan Debt to Equity Ratio turun akan membawa dampak yang baik bagi perusahaan karena jika
perusahaan memiliki tingkat Debt to Equity Ratio yang tinggi berarti semakin buruk kondisi solvabilitasnya berarti perusahaan akan mengalami kesulitan dalam
menutupi hutang-hutangnya. Apabila semakin rendah Debt to Equity Ratio berarti perusahaan mampu menutup hutang-hutangnya kepada pihak luar. Current Ratio
membandingkan aktiva lancar dengan kewajiban lancar, apabila rasio semakin naik berarti perusahaan semakin mampu untuk memenuhi kewajibannya dan akan
mempengaruhi penurunan Debt to Equity Ratio yang berarti perusahaanpun akan mampu menutupi kewajiban-kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka
panjang. Dalam hal ini kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index akan semakin baik sehingga investorpun semakin yakin untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.
2. Quick Ratio
Quick Ratio adalah hasil pembagian antara aktiva lancar setelah dikurangi persediaan dengan kewajiban jangka pendek. Rasio ini digunakan untuk
mengukur likuiditas dengan jangka yang sangat pendek. Quick ratio hanya memperhitungkan aset yang sudah lebih dekat dengan uang tunai.
Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik, karena perusahaan mampu melunasi kewajiban jangka sangat pendeknya tepat waktu. Semakin tinggi rasio
ini maka semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan tetapi belum tentu kondisi kinerja keuangan yang diukur oleh Debt to Equity Ratio akan semakin baik. Quick
ratio yang membandingkan aktiva lancar setelah dikurangi persediaan dengan kewajiban akan dapat mempengaruhi kenaikan Debt to Equity Ratio perusahaan
karena dengan adanya pengurangan persediaan walaupun persediaan bukan termasuk aktiva paling likuid dalam aktiva lancar namun hal ini dapat
mempengaruhi terhadap kondisi solvabilitas perusahaan. Oleh karena itu, jika rasio ini naik berarti perusahaan akan mampu memenuhi kewajiban jangka sangat
pendek tepat waktu tapi akan mempengaruhi kenaikan Debt to Equity Ratio perusahaan yang berarti perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menutupi
kewajiban jangka panjangnya. Apabila Debt to Equity Rationya naik berarti kinerja perusahaan dinilai kurang baik.
3. Cash Ratio
Cash ratio yang tinggi akan semakin baik bagi suatu perusahaan. Rasio ini mengukur kemampuan sesungguhnya untuk memenuhi kewajiban tepat pada
waktunya.
2
Mengingat kembali komponen aktiva lancar, jika piutang usaha dinilai akan sulit tertagih kredit macet, komponen aktiva lancar yang benar-
benar siap dicairkan hanyalah kas dan surat berharga jangka pendek. Jadi, rasio kas mengukur likuiditas dari aktiva lancar yang pasti dapat dicairkan menjadi kas.
Bilamana persediaan diperkirakan lama terjual dan piutang lama tertagih, maka sebaiknya menggunakan rasio kas sebagai pengukur likuiditas.
3
2
Agnes Sawir,
“Analisis Kinerja
Keuangan dan
Perencanaan Keuangan
Perusahaan”Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001, h. 147.
3
Handono Mardiyanto, “Intisari Manajemen Keuangan” Jakarta :PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2009, h. 56.
Rasio kas membandingkan kas dan surat berharga jangka pendek dengan kewajiban lancar. Semakin tinggi rasio ini akan semakin bagus karena perusahaan
akan mampu memenuhi kewajibannya tepat waktu. Selain itu juga akan mempengaruhi penurunan Debt to Equity Ratio. Apabila Debt to Equity Ratio
semakin kecil maka perusahaan akan mampu menutupi hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang dari naiknya rasio kas tersebut. Dalam hal
ini kondisi kinerja keuangan perusahaan akan semakin baik. Akibatnya investor akan semakin yakin untuk berinvestasi pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index.
4. Cash to Total Asset