64
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pengaruh Sabun Ekstrak Daun Kecombrang
Etlingera elatior Sebagai
Repellent Nabati Terhadap Jumlah Nyamuk Aedes aegeptyYang Tidak Hinggap
Hasil penelitian yang dilakukan mengenai kemampuan dari sabun ekstrak daun kecombrang Etlingera elatior sebagai repellent nabati terhadap nyamuk
Aedes aegepty berdasarkan lama penggunaannya dengan menggunakan
konsentrasi 0 kontrol dan konsentrasi 5, 7,5 dan 10 dengan 3 kali pengulangan, maka diperoleh jumlah nyamuk Aedes aegeptyyang hinggap pada
tiap konsentrasi dan pengulangan berbeda-beda. Dalam percobaan, pertama-tama subjek penelitian yaitu kelinci dilakukan
pencukuran bulu pada bagian punggung kelinci tersebut. Kemudian, subjek penelitian tersebut dimandikan dengan menggunakan sabun ekstrak daun
kecombrang Etlingera elatior. Percobaan dilakukan selama 60 menit dan setiap 10 menit untuk
memperhatikan berapa jumlah nyamuk yang tidak hinggap pada punggung subjek percobaan yang telah dimandikan dengan berbagai kongsentrasi sabun. Subjek
penelitian yang digunakan sebanyak 12 ekor kelinci. Hal itu dikarenakan pengulangan percobaan sebanyak 3 kali dan menghindari peningkatan
kongsentrasi repellent sabun jika menggunakan kelinci yang sama selama percobaan.
Pada saat percobaan, ada beberapa nyamuk yang menggigit hingga kenyang dan ada beberapa nyamuk yang hanya hinggap sebentar kemudian
terbang karena gerakan dari subjek penelitian yang disebabkan dalam keadaan terikan dan terganggu oleh gigitan nyamuk. Kebiasaan menggigit nyamuk Aedes
aegepty saat mencari makan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu didorong rasa
lapar, bau yang dipancarkan oleh inang, temperatur, kelembaban, kadar karbondioksida, dan warna. Khan, dkk 1996 melaporkan bahwa untuk jarak
yang lebih jauh, faktor bau memegang peranan penting bila dibandingkan dengan faktor lain Soegijanto, 2006. Aedes aegypti biasanya menggigit pada siang hari
saja Waryono, 2004. Puncak aktivitas menggigit yang sebenarnya dapat beragam bergantung lokasi dan musim WHO, 2005. Nyamuk ini mempunyai
kebiasaan menggigit berulang multiple biters, yaitu menggigit beberapa orang secara bergantian dalam waktu singkat Soedarmo, 1988.
Pada percobaan dengan sabun konsentrasi 0, hasil rata-rata nyamuk yang tidak hinggap lebih dari 50. Hal ini dapat disebabkan karena, saat sebelum
dilakukan percobaan semua subjek penelitian dimandikan terlebih dahulu, sehingga bau dari subjek penelitian yang menarik nyamuk sudah berkurang akibat
dari proses penyabunan dan selama percobaan subjek penelitian beberapa kali melakukan gerakan kecil akibat dari gigitan nyamuk serta ikatan pada kaki subjek
penelitian. Pada percobaan dengan sabun konsentrasi 5, 7,5, dan 10 persentase
nyamuk tidak hinggap mengalami peningkatan persentase dari 78 sampai dengan 94. Hal itu disebabkan karena adanya beberapa golongan senyawa