Digesti adalah maserasi dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan yaitu pada temperature 40-50
o
C.
4. Infus
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98
o
C selama waktu tertentu 15-20 menit.
5. Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama +30 menit dan temperatur sampai titik didih air.
2.3 Sabun
2.3.1 Defenisi Sabun
Sabun adalah garam alkali dari asam – asam lemak dan telah dikenal secara umum oleh masyarakat karena merupakan kerpeluan penting di dalam
rumah tangga sebagai alat pembersih dan pencuciLubis, 1999. Sabun ditemukan oleh orang Mesir Kuno beberapa ribu tahun yang lalu.
Bangsa Romawi membuat sabun dari lemak kambing dan abu kayu. Sekarang sabun dibuat dengan memanaskan lelehan lemak dengan lindi lye=larutan alkali
sebagai ganti abu kayu Fessenden dan Fessenden 1986. Proses pembuatan sabun tidak pernah berubah selama 200 tahun. Prosedur
pembuatan sabun melibatkan hidrolisis saponifikasi dari lemak. Secara kimia, lemak biasanya disebut sebagai trigliserida yang mengandung gugus ester.
Saponifikasi melibatkan pemanasan lemak dengan larutan alkali. Larutan basa
menghidrolisis lemak menghasilkan garam dari asam karboksilat rantai penjang sabun dan alkohol gliserol. Garam asam karboksilat dari sabun biasanya
mengandung atom karbon 12-18 dengan rantai lurus Pavia, et al., 1988. Lemak dan minyak yang digunakan dalam pembuatan sabun adalah
gliserida dengan tiga gugus asam lemak yang diesterifikasi dengan gliserol trihidroksi alkohol. Perbedaan antara lemak dan minyak dapat dilihat dari
keadaan fisiknya: lemak berbentuk padat dan minyak berbentuk cair. Lemak dan minyak biasanya terdiri dari molekul asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh
yang mengandung atom karbon antara 7 dan 21 yang berikatan dengan gliserol. Secara umum, reaksi antara alkali dengan trigliserida menghasilkan sabun dan
gliserol yang dikenal dengan reaksi saponifikasi. Reaksi saponifikasi adalah proses pembuatan sabun yang paling banyak dugunakan. Proses pembuatan sabun
yang lain adalah netralisasi asam lemak dengan alkali. Lemak dan minyak dihidrolisis dengan uap bertekanan tinggi untuk menghasilkan asam lemak bebas
dan gliserol. Asam lemak ini kemudian dimurnikan dengan destilasi dan dinetralkan dengan alkali untuk menghasilkan sabun dan air Barel, et al., 2001
2.3.2 Kegunaan Sabun
Sabun berkemampuan untuk mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat dibuang dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan oleh dua sifat
sabun: 1.
Rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun bersifat nonpolar sehingga larut dalam zat nonpolar, seperti tetesan minyak.