Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun tidak sepenuhnya larut dalam air. Namun sabun mudah tersuspensi dalam air karena membentuk misel,
yakni segerombol molekul sabun yang rantai hidrokarbonnya mengelompok dengan ujung - ujung ionnya menghadap ke air Fessenden dan Fessenden,
1986. Kegunaan sabun ialah kemampuannya mengemulsikan kotoran
berminyak sehingga dapat dibuang dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan oleh dua sifat sabun. Pertama, rantai hidrokarbon sebuah molekul
sabun larut dalam zat nopolar, seperti tetesan – tetesan minyak. Kedua, ujung anion molekul sabun, yang tertarik pada air, ditolak oleh ujung anion molekul –
molekul sabun yang menyembul dari tetesan minyak lain. Karena tolak – menolak antara tetes – tetes sabun-minyak, maka minyak itu tidak dapat saling
bergabung, tetapi tetap tersuspensi Fessenden dan Fessenden, 1986. Nilai sabun yang sesungguhnya terletak pada kemampuannya
menghilangkan mikroorganisme secara mekanis. Seperti deterjen lain, sabun dapat mengurangi tegangan permukaan sehingga meningkatkan sifat pembasahan
air yang di dalamnya terlarut sabun. Air sabun dapat mengemulsikan dan menghilangkan minyak dan kotoran. Mikroorganisme menjadi terperangkap di
dalam busa sabun dan hilang setelah dibilas dengan air. Berbagai macam zat kimia dicampurkan dalam sabun untuk meningkatkan aktivitas germisidalnya
Pelezar dan Chan, 1976.
2.4 Kerangka Konsep
Sabun ektrak minyak atsiri daun kecombrang dalam
konsentrasi :
1. 5
2. 7,5
3. 10
Jumlah nyamuk Aedes aegpty yang tidak hinggap pada subjek
penelitian yaitu kelinci Oryctolagus cuniculus.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes
aegypti dan nyamuk Aedes albopictus. Sampai saat ini yang paling berperan
adalah nyamuk Aedes aegypti, karena hidupnya didalam dan sekitar rumah, sedangkan nyamuk Aedes albopictus hidupnya di kebun-kebun sehingga jarang
kontak dengan manusia Siregar, 2004. Tahun 1968, empat belas tahun sesudah kejadian luar biasa pertama di
Manila, demam berdarah dengue dilaporkan untuk pertama kalinya di Indonesia yaitu berupa kejadian luar biasa demam berdarah dengue di Surabaya sebanyak 58
kasus dengan 24 kematian. Setiap tahunnya terjadi peningkatan kasus di berbagai wilayah Indonesia. Kejadian luar biasa demam berdarah dengue terjadi di
sebagian besar di perkotaan dan sebagian kecil pada pedesaan Soegeng,2006. Di Indonesia sampai saat ini penyakit Demam Berdarah Dengue DBD masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat. Pada tahun 2013, jumlah penderita DBD yang dilaporkan sebanyak 112.511 kasus dengan jumlah kematian 871
orang. Terjadi peningkatan kasus pada tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012 yang sebesar 90.245 kasus Depkes RI, 2013.
Penyakit DBD telah menyebar luas ke seluruh wilayah Provinsi Sumatera Utara sebagai KLB dengan angka kesakitan dan kematian yang relatif tinggi.
Daerah endemis DBD di Provinsi Sumatera Utara adalah Kota Medan, Deli