Observasi Penerapan Safety inspection di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

4.4 Observasi Penerapan Safety inspection di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

Dalam penelitian ini, dilakukan observasi untuk mengetahui penerapan safety inspection di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung secara nyata di lapangan. Observasi dilakukan dengan mengamati pelaksanaan safety inspection bulanan yang dilaksanakan tanggal 4-8 April 2016 atau sebanyak 5 hari. Safety inspection pada bulan April dilakukan di Departemen CPKO Fractination, Fractination PMF, Power Plant, QC dan R and D, Strore Spare Part, dimana dalam 1 hari terdapat 1 tim yang akan menginspeksi 1 departemen dalam durasi kurang lebih 2 jam yang dimulai dari pukul 14.00-16.00 WIB. 1 tim inspeksi terdiri atas 6-7 orang, jadi dalam 5 hari inspeksi terdapat 5 tim yang akan menginspeksi tempat kerja dan dilaksanakan oleh pihak internal perusahaan yang merupakan gabungan perwakilan dari beberapa departemen yang telah ditunjuk oleh Head of Departemen masing-masing. Masing-masing tim dipimpin oleh 1 orang ketua dan masing-masing tim didampingi oleh 1 orang Seksi Patrol dari Departemen EHS. Secara lebih rinci penerapan safety inspection dapat diketahui melalui tabel hasil observasi berikut ini Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Hasil Observasi Penerapan Safety Inspection Bulanan di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung No Hal yang Diobservasi Kesesuaian Keterangan Ya Tidak 1. Jenis safety inspection a. Informal b. Terencana - Umumrutin Harian Mingguan Bulanan Khusus √ Safety inspection bulanan dilaksanakan berdasarkan schedule yang telah disiapkan oleh Safety Officer dari Departemen EHS. Safety inspection bulanan dilaksanakan selama 5 hari dimana dalam 1 hari terdapat 1 tim yang akan menginspeksi 1 departemen dalam durasi kurang lebih 2 jam yang dimulai dari pukul 14.00-16.00 WIB. 2. Pelaksana safety inspection a. Ekstern perusahaan b. Intern perusahaan √ √ Safety inspection di perusahan ini tidak dilakukan oleh pihak eksternal karena ada pihak internal yang telah memiliki kompetensi dalam melakukan safety inspection yang teridiri dari Komisaris P2K3 dan Seksi Patrol dari EHS yang telah mendapatkan training mengenai safety inspection di tempat kerja. Pelaksana safety inspection dibagi dalam 5 tim yang terdiri atas 6-7 orang dan merupakan gabungan perwakilan dari komisaris P2K3 departemen yang telah ditunjuk oleh Head of Departemen masing-masing. Masing-masing tim dipimpin oleh 1 orang ketua dan 1 orang Seksi Patrol dari Departemen EHS. 3. Hal yang diinspeksi a. Masalah-masalah yang potensial √ Adapun masalah-masalah yang berpotensi menyebabkan adanya gangguan ataupun kecelakaan kerja yang diinspeksi, yaitu genangan air dan minyak, keramik pecah, saluran drainase tersumbat, kabel berserakan dan tertimbun oleh benda lain seperti air, fiber dan cangkang, dan stop kontak tidak sesuai SNI. Universitas Sumatera Utara b. Mesin-mesin dan peralatan kerja yang tidak berfungsirusak c. Ligkungan kerja tidak aman d. Tindakan-tindakan tidak aman atau tidak sesuai prosedur kerja e. Sarana K3 √ √ √ √ Pada saat pelaksanaan safety inspection terdapat mesin dan perlaatan kerja yang tidak berfungsirusak, yaitu cover belting rusak, flexi belt joint bocor, saluran pipa steam bocor, dan bola lampu yang putus Melalui safety inspection yang dilaksankakan dapat diketahui adanya lingkungan kerja yang tidak aman seperti pencahayaan yang kurang pada rungan control panel, adanya bahan-bahan mudah meledak yang diperiksa tekanannya dan bahan mudah terbakar seperti acetylene, dan penempatan material dan paralatan lain yang tidak tepat seperti spare part, bahan sisa proyek, sampah, over hool, dan kotak tumpukan stock bahan produksi. Dalam pelaksanaannya safety inspection bulanan lebih terfokus pada kondisi- kondisi tidak aman sedangkan untuk tindakan tidak aman para pekerja setiap harinya telah diobservasi melalui adanya safety inspection harian. Sarana K3 yang diinspeksi meliputi kotak P3K, kotak APD, APAR, safety shower, eye shower, dan safety sign . pemeriksaan kotak P3K dilakukan dengan memeriksa kondisi dan ketersediaan darin isi kotak P3K seperti kapas, plester, boor water, betadine, kassa steril, perban gulung, form bukti pemakaian, dan form permintaan pengisian, pemeriksaan kotak APD meliputi pemeriksaan terhadap jumlah dan kondisi APD, pemeriksaan APAR meliputi pemeriksaan isi tabung dan penempatannya, pemeriksaan safety shower dan eye shower meliputi pemeriksaan terhadap kondisi fisik apakah safety eye shower masih berfungi dengan baik atau tidak seperti penarik stemshower, arah tembakan air, dan kelancaran air mengalir dan akses menuju safety eye shower apakah terdapat penghalang atau tidak. Pemeriksaan safety sign meliputi pemeriksaan terhadap ketersediaan jalur evakuasi dan rambu-rambu K3. Universitas Sumatera Utara 4. Prosedur pelaksanaan safety inspection 1. Tahap persiapan a. Menentukan lokasi, waktu dan pelaksana safety inspection b. Mendefinisikan area yang menjadi tanggung jawab masing-masing c. Menyiapkan peta pabrik untuk petunjuk rute inspeksi dan daftar peralatan kerja yang ada di masing- masing lokasi tempat kerja. d. Menyusun checklist mengenai hal yang akan diinspeksi √ √ √ √ Lokasi, waktu, dan pelaksana safety inspection dibuat dalam bentuk schedule safety inspection Area kerja didefinisikan berdasarkan potensi bahaya yang ada di tempat kerja kepada inspektor. Peta pabrik dan daftar peralatan tersedia namun tidak digunakan dalam melakukan safety inspection. Tidak ada ditentukan hal apa saja yang akan diinspeksi. Inspektor hanya membawa form laporan safety inspection yang masih kosong untuk kemudian diisi dengan hasil temuan, rekomendasi tindakan perbaikan, dan due date waktu perbaikan yang kemudian diserahkan kepada Safety Officer dari Departemen EHS Universitas Sumatera Utara e. Melihat laporan safety inspection sebelumnya f. Menyiapkan alat dan bahan untuk kegiatan inspeksi 2. Pelaksanaan inspeksi a. Berpedoman pada peta pabrik workplace mapping b. Perwakilan dari area yang diinspeksi ikut dalam pelaksanaan safety inspection c. Mencari sesuatu sesuai poin-poin dalam checklist d. Membuat catatan ringkas tentang hasil √ √ √ √ √ √ selaku laporan dan bukti bahwasannya telah dilakukan safety inspection. Laporan safety inspection sebelumnya tidak dilihat lagi karena setiap temuan sudah close pada waktu yang telah ditentukan. Sebelum melakukan safety inspection, inspektor menyediakan alat dan bahan safety inspection yang meliputi alat pelindung diri wajib berupa safety shoes, safety helmet dan masker. Alat tulis digunakan unutk mencatat setiap temuan pada form safety inspection. Form safety inspection diisi dengan hasil temuan, rekomendasi tindakan perbaikan dan kamera untuk mendokumentasikan setiap hasil temuan dan sebagai bukti laporan Pada saat pelaksanaan safety inspection, inspektor tidak berpedoman pada peta pabrik karena pada setiap tempat kerja yang diinspeksi ada perwakilan yang ikut serta sekaligus menunjukkan area-area yang harus diinspeksi. Pada saat pelaksanaan safety inspection, ada satu orang perwakilan dari area kerja yang diinspeksi yang ikut dalam pelaksanaan safety inspection sekaligus menjadi orang yang bertanggungjawab atas setiap temuan yang ada atau disebut juga dengan auditee plant. Inspektor dapat bertanya dan berdiskusi mengenai temuan yang ada dengan auditee plant. Perwakilan dari area yang diinspeksi ikut dalam safety inspection yang dilakukan di ara kerjanya dari awal sampai akhir inspeksi Tidak dilaksanakan karena checklist tidak dipersiapkan sebelumnya. Setiap hasil temuan dicatat dalam form safety inspection oleh anggota tim inspeksi yang bertugas mencatat hasil temuan. Universitas Sumatera Utara temuan e. Mengambil gambar dengan kamera untuk membantu deskripsi masalah. f. Menentukan faktor penyebab utama tindakan dan kondisi yang tidak aman g. Setiap hazard yang ditemukan diklasifikasikan menurut tingkat risiko kekerapan probability dan keparahannya severity 3. Pengembangan Upaya Perbaikan dan tindak lanjut a. Inspektor memberi rekomendasi tindakan perbaikan b. Melakukan tindakan korektif sementara √ √ √ √ √ Apabila ditemukan temuan berupa ketidaksesuian K3 dilakukan pengambilan gambar atau foto sebagai bukti temuan atas setiap hasil temuan dan untuk dilampirkan dalam laporan safety inspection. Tim inspeksi dan auditee plant diskusi mengenai penyebabfaktor utama tindakan dan kondisi tidak aman. Pengklasifikasian hazard tidak dilakukan karena tidak terdapat kolom klasifikasi hazard pada form safety inspection. Tim inspeksi memberi rekomendasi kepada auditee plant berdasarkan hasil Rekomendasi yang diberikan bertujuan agar setiap temuan di area kerjanya untuk segera dapat ditindaklanjuti sesuai dengan rekomendasi. Dari beberapa hasil temuan yang ditemukan pada saat safety inspection, ada beberapa temun yang langsung dilakukan tindakan korektif. Tindakan korektif sementara yang dilakukan berupa memindahkan sisa material ke tempat penyimpanan sebelum diangkut ke pembuangan. Universitas Sumatera Utara c. Diskusi mengenai tindakan korektif permanen dan waktu perbaikan 4. Laporan inspeksi a. Laporan Hasil temuan dilaporkan kepada departemen EHS b. Laporan dibuat dalam bentuk tulisan dan diarsipkan. c. Hasil dari analisis laporan inspeksi umum dikomunikasikan kepada personil terkait pada semua level. √ √ √ √ Selain tindakan korektif sementara terdapat juga beberapa temuan yang tidak dapat dilakukan tindakan korektif langsung. Untuk menentukan tindakan perbaikan permanen dilakukan diskusi mengenai waktu perbaikan. Form safety inspection yang telah diisi oleh tim inspeksi diserahkan kepada safety officer dari Departemen EHS karena safety officer yang bertugas untuk menyusun laporan hasil temuan dan menginformasikan hasil temuan kepada pihak terkait Laporan dibuat sesuai form yang ada dan diarsipkan sebagai dokumen yang apabila sewaktu-waktu diperlukan dapat di Hasil analisis laporan tidak dikomunikasikan pada semua level, hanya kepada pihak tertentu melalui rapat P2K3 dan e-mail kepada pimpinan peruahaan, HoD masing-masing departemen, dan administrasi. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Penerapan Safety Inspection di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung

Berdasarkan hasil peneliitan dapat diketahui bahwa Safety inspection yang dilakukan di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung merupakan sebuah tools pengendalian potensi bahaya yang dilakukan dengan tujuan mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Safety inspection dilakukan sebagai pemenuhan terhadap Wilwar Sustainable Control WSC dan peraturan perundangan K3 yang berlaku. Hal ini sesuai dengan tarwaka 2014 yang menyatakan bahwa inspeksi merupakan salah satu upaya proaktif dan bertujuan untuk memastikan apakah fasilitas kerja di lapangan telah dikelola secara baik dilihat dari aspek K3 dan sesuai juga dengan Hadipoetro, 2014 yang menyatakan bahwa inspeksi merupakan alat utama untuk memperoleh dan menemukan masalah serta mengevaluasi risiko sebelum terjadi kecelakaan yang bisa mengakibatkan kerugian. 5.1.1 Jenis safety inspection Berdasarkan frekuensi pelaksanaannya, safety inspection di PT. Multimas Nabati Asahan terdiri dari safety inspection informal atau tidak terencana dan inspesksi terencana yang terdiri dari inspeksi harian, mingguan, dan bulanan. Hal ini sesuai dengan PP 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang menyatakan bahwa Pemeriksaan inspeksi terhadap tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur. Hal tersebut juga telah sesuai dengan Tarwaka 2014 yang meyatakan jenis safety inspection terdiri dari 94 Universitas Sumatera Utara