2.4.3 Klasifikasi kecelakaan kerja
Klasifikasi kecelakaan akibat kerja bersifat jamak, karena pada kenyataannya kecelakaan akibat kerja biasanya tidak disebabkan hanya satu
faktor, tetapi banyak faktor yang saling berkaitan untuk menyebabkan terjadinya kecelakaan. Menurut Organisasi Perburuhan Internasional ILO dalam Hamdi
2009 kecelakaan akibat kerja diklasifikasikan menjadi empat macam penggolongan, yaitu:
1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan a. Terjatuh.
b. Tertimpa benda jatuh. c. Tertumbuk atau terkena benda-benda, kecuali benda jatuh.
d. Terjepit oleh benda. e. Gerakan-gerakan melebihi kemampuan.
f. Pengaruh suhu tinggi. g. Terkena arus listrik.
h. Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi. i. Jenis-jenis lain, termasuk kecelakaan yang datanya tidak cukup atau
kecelakaan lain yang belum termasuk klasifikasi tersebut. 2. Klasifikasi Menurut Penyebab
a. Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik. b. Alat angkut dan alat angkat.
c. Peralatan lain, misalnya instalasi pendingin dan alat-alat listrik. d. Bahan-bahan, zat-zat radiasi.
Universitas Sumatera Utara
e. Lingkungan kerja. f. Penyebab-penyebab lain yang belum termasuk golongan tersebut.
g. Penyebab-penyebab lain yang belum termasuk golongan tersebut atau data tak memadai.
3. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan a. Patah tulang.
b. Dislokasi atau keseleo. c. Regang otot atau urat.
d. Memar dan luka dalam lain. e. Amputasi.
f. Luka-luka lain. g. Luka di permukaan.
h. Gegar dan remuk. i. Luka bakar.
j. Keracunan-keracunan mendadak akut. k. Akibat cuaca.
l. Mati lemas. m. Pengaruh arus listrik.
n. Pengaruh radiasi. o. Luka-luka yang banyak dan berlainan sifatnya.
4. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh a. Kepala.
b. Leher.
Universitas Sumatera Utara
c. Badan. d. Anggota atas.
e. Anggota bawah. f. Banyak tempat.
g. Letak lain yang tidak termasuk ke dalam klasifikasi tersebut.
2.4.4 Kerugian akibat kecelakaan
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha atau perusahaan tetapi juga dapat mengganggu
proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas Depkes RI, 2008. Menurut Ramli 2010,
kerugian akibat kecelakaan kerja dikategorikan atas dua kerugian, yaitu : 1. Kerugian langsung
Kerugian langsung adalah kerugian akibat kecelakaan yang langsung dirasakan dan membawa dampak terhadap organisasi atau perusahaan. Kerugian
langsung dapat berupa : a. Biaya Pengobatan dan Kompensasi Kecelakaan mengakibatkan cedera, baik
cedera ringan, berat, cacat atau menimbulkan kematian. Cedera ini akan mengakibatkan seorang pekerja tidak mampu menjalankan tugasnya dengan
baik sehingga mempengaruhi produktivitas. Jika terjadi kecelakaan perusahaan harus mengeluarkan biaya pengobatan dan tunjangan kecelakaan
sesuai ketentuan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
b. Kerusakan Sarana Produksi Kerusakan langsung lainnya adalah kerusakan sarana produksi akibat kecelakaan seperti kebakaran, peledakan, dan
kerusakan. 2. Kerugian tidak langsung
Di samping kerugian langsung, kecelakaan juga menimbulkan kerugian tak langsung antara lain:
a. Kerugian jam kerja Jika terjadi kecelakaan, kegiatan pasti akan terhenti sementara untuk membantu korban yang cedera, penanggulangan kejadian,
perbaikan kerusakan atau penyelidikan kejadian. Kerugian jam kerja yang hilang akibat kecelakaan jumlahnya cukup besar yang dapat mempengaruhi
produktivitas. b. Kerugian produksi Kecelakaan juga membawa kerugian terhadap proses
produksi akibat kerusakan atau cedera pada pekerja. Perusahaan tidak bisa berproduksi sementara waktu sehingga kehilangan peluang untuk mendapat
keuntungan. c. Kerugian Sosial Kecelakaan dapat menimbulkan dampak sosial bagi
keluarga korban yang terkait langsung maupun lingkungan sosial sekitarnya. 2.4.5 Pencegahan kecelakaan kerja
Menurut Hadipoetro 2014, pencegahan kecelakaan adalah upaya untuk menghilangkan satu atau lebih dari rangkaian penyebab kecelakaan tersebut. Ada
banyak cara yang digunakan untuk menghindari, mencegah atau mengurangi kecelakaan kerja yang terjadi. Cara-cara tersebut antar lain sebagai tersebut.
Universitas Sumatera Utara
a. Penerapan-peraturan, yaitu ketentuan yang harus dipatuhi dalam berbagai hal seperti: kondisi kerja umum, perancangan, kontruksi, pemeliharaan,
pengawasan, pengujian, pengoperasian peralatan, kewajiban dan hak pengusahapekerja, pengawasanpemeriksaan kesehatan dan pelatihan.
b. Penetapan standar, yaitu standar resmi kontruksi aman dari suatu peralatan, standar setengah resmi alat pengaman perorangan, standar tidak resmi
himbauan kebiasaan yang aman dan sehat. c. Pengawasan, menegakkan peraturan yang ada, member peringatan atau
hukuman bagi yang melanggar. d. Riset teknis, misalnya penelitian pelindung mesin, percobaan berbagai metoda
pencegahan kebakaran dan ledakan, pengujian masker untuk alat bantu pernapasan.
e. Riset medis, misalnya penelitian dampak fisiologis dan patologis dari faktor lingkungan kerja.
f. Riset psikologis, misalnya penyelidikan perilaku yang dapat menyebabkan kecelakaan.
g. Riset statistik, misalnya penelitian mengenai jenis kecelakaan pada suatu industri.
h. Pendidikan, misalnya menjadikan aspek keselamatan kerja sebagai salah satu mata ajarkuliah dalam sekolah perguruan tinggi.
i. Pelatihan, misalnya memberikan instruksi keselamatan pekerja kepada pekerjayang baru masuk.
Universitas Sumatera Utara
j. Persuasi, sebagai contoh menggunakan media cetak untuk menghimbau kesadaran akan keselamatan kerja.
k. Asuransi, misalnya menyediakan anggaran khusus untuk mentransfer risiko kecelakaan.
l. Tindakan pengamanan, yang dilakukan oleh setiap pekerja secara individu.
2.5 Safety Inspection