d. Keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab setiap karyawan.
e. Setiap karyawan harus mengikuti peraturan dan prosedur keselamatan kerja
dari Wilmar Group. f.
Setiap karyawan memiliki kewajiban untuk bekerja sama dalam program keselamatan kerja di perusahaan dalam mencegah kecelakaan kerja.
g. Wilmar Group tidak mentoleransi penyalahgunaan obat terlarang narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya. h.
Kebijakan perusahaan untuk menjaga lingkungan kerja bebas dari konsumsi alkohol dan penyalahgunaan obat terlarang dan dampaknya.
4.1.6 Prinsip-Prinsip Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Multimas Nabati Asahan
Prinsip-prinsip manajemen keselamatan dan kesehatan kerja PT. Multimas Nabati Asahan adalah:
1. Semua kecelakaan dan cedera dapat dicegah
2. Keterlibatan dari semua karyawan merupakan syarat dasar
3. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan tanggung jawab manajemen dan
semua karyawan 4.
Semua dampak dari pekerjaan dapat dijaga 5.
Pelatihan karyawan untuk bekerja dengan aman merupakan syarat dasar 6.
Bekerja dengan aman merupakan syarat dari pekerjaan 7.
Manajemen wajib melakukan audit 8.
Semua kekurangan harus segera diperbaiki 9.
Keselamatan kerja di dalam dan di luar tempat kerja sangat dijunjung tinggi
Universitas Sumatera Utara
10. Prosedur dan peraturan kesehatan dan keselamatan kerja harus dilaksanakan
dengan baik.
4.1.7 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja P2K3 PT. Multimas Nabati Asahan
4.1.7.1 Susunan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan KerjaP2K3 PT. Multimas Nabati Asahan
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja P2K3 PT. Multimas Nabati Asahan ditetapkan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja melalui Surat
Keputusan Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Batu Bara Nomor 56646007SK-P2K3BB2015 dengan susunan sebagai berikut, sesuai dengan
Permenaker No. Per-04MEN1987 terdiri dari unsur pengusaha dan pekerja yang
susunannya terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota.
Ketua P2K3 : Ridwan Brandes Unit Head
Wakil Ketua P2K3 : dr. Roganda Silaban Dokter Hyperkes Sekretaris P2K3
: M. Daud Dasopang Anggota
: Wakil Departemen section plant total 282 orang
4.1.7.2 Tugas dan Fungsi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja P2K3 PT. Multimas Nabati Asahan
Tugas Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja P2K3 PT. Multimas Nabati Asahan adalah memberikan saran dan pertimbangan baik
diminta maupun tidak kepada pengusaha atau pengurus mengenai masalah keselamatan dan kesehatan kerja.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja P2K3 PT. Multimas Nabati Asahan sebagai berikut:
a.
Menghimpun dan mengolah data tentang K3 ditempat kerja.
b.
Membantu menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja:
1. Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan
gangguan keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk bahaya kebakaran
dan peledakan serta tata cara penanggulangannya;
2.
Faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktifitas kerja;
3.
Alat pelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;
4.
Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
c.
Membantu pengusaha atau pengurus dalam:
1.
Mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan kerja;
2.
Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik;
3. Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja;
4. Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, penyakit akibat kerja
serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan;
5. Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang keselamatan kerja,
hygiene perusahaan, kesehatan kerja dan ergonomik;
6. Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dan menyelenggarakan
makanan di perusahaan;
7.
Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan dan kesehatan kerja;
8.
Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja;
Universitas Sumatera Utara
9. Mengembangkan laboratorium kesehatan dan keselamatan kerja,
melakukan pemeriksaan laboratorium dan melaksanakan interpretasi
hasil pemeriksaan;
10. Menyelenggarakan administrasi keselamatan kerja, hygiene perusahaan
dan kesehatan kerja.
d. Membantu pimpinan perusahaan, menyusun kebijakan manajemen, dan
pedoman kerja dalam rangka upaya meningkatkan keselamatan kerja, hygiene perusahaan dan kesehatan kerja. Laporan Kegiatan P2K3 Triwulan IV
Periode Oktober sd Desember 2015. 4.2 Karakteristik Informan
Gambaran karakteristik pekerja yang menjadi informan berdasarkan jabatan atau tugas yang dikerjakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Informan Berdasarkan Jabatan atau Tugas yang Dikerjakan di PT. Multimas Nabati Asahan
No JabatanTugas
Jumlah Orang
1. 2.
3. 4.
5. 6.
HoD EHS EHS Supervisor Sekretaris P2K3
EHS Officer Seksi patrol
Assistant Supervisor Anggota P2K3
1 1
1 1
1 1
Jumlah 6
Keterangan: EHS : Environment Health and Safety
HoD : Head of Departement K3
: Keselamatan dan Kesehatan Kerja P2K3 : Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 6 informan terdapat 1 Orang yang memiliki jabatan sebagai HoD EHS, 1 Orang memiliki jabatan
sebagai EHS Supervisor sekaligus Sekretaris P2K3, 1 Orang memiliki jabatan sebagai Safety Officer, 1 Orang memiliki jabatan sebagai Seksi patrol, 1 Orang
memiliki jabatan sebagai Assistant Supervisor, dan 1 Orang memiliki jabatan sebagai anggota P2K3.
Gambaran karakteristik pekerja yang menjadi informan dalam penelitian ini berdasarkan masa bekerja adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Informan Berdasarkan Masa Kerja di PT. Multimas Nabati Asahan
No Masa kerja
Jumlah
1. 2.
≤15 tahun 15 tahun
4 2
Jumlah 6
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa informan yang memiliki masa kerja dibawah 15 tahun atau sama dengan 15 tahun berjumlah 4 orang dan yang
bekerja diatas 15 tahun ada sebanyak 2 orang, sehingga jumlah seluruhnya ada 6 orang informan.
4.3 Penerapan Safety Inspection sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung
Safety inspection yang dilakukan di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung merupakan sebuah tools pengendalian potensi bahaya yang dilakukan
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Safety inspection dilakukan sebagai pemenuhan terhadap Wilwar Sustainable Control WSC dan peraturan lainnya
seperti UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Peraturan Menteri No. 05 tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Universitas Sumatera Utara
serta Requirement Quality Management System OHSAS 18001 yang mengharuskan perusahaan melakukan safety inspection. Penerapan safety
inspection diperusahaan ini didasari oleh kebutuhan akan pentingnya menilai gap atau ketidaksesuaian K3 di masing-masing tempat area kerja sehingga dapat
dilakukan tindakan perbaikan dengan segera agar tidak menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja. Kegiatan safety inspection di perusahaan ini sering juga disebut
dengan inspeksi atau observasi atau audit. Penerapan safety inspection merupakan upaya pendukung untuk mencapai
target perusahaan yaitu zero accident yang pelaksanaannya berpedoman pada SOP safety inspection yang berlaku di Wilmar dan MNA Kuala Tanjung. Safety
inspection telah diterapkan sejak tahun 2008 dan masih berlanjut sampai saat ini.. Safety inspection ini juga merupakan salah satu tools yang dapat membantu pihak
manajemen untuk bisa melihat bagaimana jalannya pelaksanaan K3 di perusahaan, apakah memenuhi peraturan atau ketentuan yang telah digariskan
sehingga bisa membandingkan implementasi di lapangan dengan yang ditetapkan. Safety inspection menjadi salah satu standar untuk melakukan pengontrolan
sarana produksi untuk melihat ketidaksesuaian yang mencakup salah satunya mesin, lingkungan kerja, dan proses kerja. Menyangkut standar control produksi
dan operasional. Ruang Lingkup safety inspection ini meliputi semua inspeksi di lokasi
peralatan produksi dan seluruh area kerja sesuai standar baku mutu lingkungan di seluruh perusahaan Wilmar Group Industry. Berikut ini adalah daftar seluruh
departemen yang ada di PT. Mulimas Nabati Asahan:
Universitas Sumatera Utara
1. Administration
2. Consumer Pack
3. CPKO Fractionation
4. Fractionation PMF
5. HIG
6. Logistic PH. MNA
7. Logistic PH SF
8. Logistic Store Spare Part
9. Logistic Stock Control
10. Logistic Ware House FG
11. Logistic Warehouse SF
12. Logistic WBTimbangan
13. Operation shipping
14. PK- Plant
15. Produksi MNA 1000-1500
16. PT. PAN
17. PKS PT. MNA
18. Quality Control R And D
19. Refinery 200400
20. Refinery 3000
Sumber: Laporan Kegiatan P2K3 Triwulan IV Periode Oktober sd Desember 2015.
Universitas Sumatera Utara
Menurut pendapat beberapa informan, safety inspection sangat berdampak terhadap pencegahan kecelakaan di PT. Multimas Nabati Asahan karena dengan
dilakukannya safety inspection unsafe action dan unsafe condition dapat dikontrol dengan baik. Uraian diatas dirangkum sesuai dengan yang dinyatakan oleh
beberapa informan sebagai berikut: Informan 1: “Safety inspection salah satu tools untuk prevention accident untuk
dapat menilai sejauh mana gap atau ketidaksesuaian K3 di masing- masing tempat kerja sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan
segera agar tidak menimbulkan terjadinya kecelakaan kerja” “Dengan adanya tindakan perbaikan unsafe action, unsafe condition
maka dapat kita lakukan controlling sehingga akan sangat berdampak terhadap pencegahan kecelakaan kerja” HoD EHS.
Informan 2: “Kalau berdasarakan peraturan, MNA telah menerapkan klausul-
klausul yang telah disebutkan dalam audit OHSAS 18001, turunan- turunan dari UU No. 1 tahun 1970 tentang Menajemen K3, tapi
induknya UU No. 1 tahun 1970, jadi wajib melakukan inspeksi K3 dalam rangka upaya-upaya untuk mencegah kecelakaan. EHS
Supervisor” Sekretaris P2K3. Informan 3:
“Safety inspection di PT. Multimas Nabati Asahan sudah diterapkan sejak tahun 2008. Safety inspection menjadi salah satu standar untuk
melakukan pengontrolan
sarana produksi
untuk melihat
ketidaksesuaian yang mencakup salah satunya mesin, lingkungan kerja, proses kerja. Menyangkut standar control produksi dan
operasional. Salah satu Pedoman safety inspection adalah UU No. 1 Tahun 1970, Wilwar Sustainable Control WSC dan juga yang di
SOP masih Permen 1996, SOP kami banyak yang belum direvisi
” EHS Officer.
Informan 6: “Safety inspection sebagai upaya pendukung untuk mencapai target
perusahaan yaitu zero accident” Anggota P2K3. Berdasarkan SOP safety inspection, adapun hal yang akan di inspeksi
adalah unsafe condition yang berada diseluruh area kerja hingga pada lokasi pembuangan limbah akhir. Adapun kondisi yang akan diinspeksi adalah:
a. Mesinperalatan produksi serta penghubungnya conveyor
Universitas Sumatera Utara
b. Instalasi listrik dan panel control c. Instalasi pembuangan limbah cair
d. Instalasi peralatan pemadam kebakaran hydrant, APAR, jockey pump, diesel pump, engine pump
e. Area kerja g. dan hal lain yang dianggap perlu
Berdasarkan SOP safety inspection, berikut ini adalah langkah-langkah yang dikerjakan dalam melaksanakan safety inspection:
1. EHS officer bersama dengan seksi patrol LK3 membuat jadwal untuk
melakukan inspeksi LK3. Jadwal ini akan disesuaikan dengan target yang telah ditetapkan dalam monthly performance indicator.
2. Setiap personil yang akan melakukan inspeksi harus memiliki kompetensi
terkait dengan hal yang akan diinspeksi 3.
Pada saat melaksanakan inspeksi, personil dapat mengambil foto sebagai bukti dokumentasi
4. Setiap hasil inspeksi LK3 akan dibuatkan dalam form inspeksi LK3
5. EHS officer dan seksi patrol LK3 akan membuat rekomendasi tindakan
perbaikan. 6.
Setiap hasil inpeksi LK3 disampaikan kepada top management untuk kemudian dapat ditetapkan pic dan due date tindakan perbaikannya
7. EHS officer melakukan pemantauanpemeriksaan terhadap pelaksanaan
corrective action tersebut
Universitas Sumatera Utara
8. Jika melewati waktu dari batas due date yang telah ditetapkan, maka akan
dibuatkan PICA Problem Identification Corrective Action untuk mengidentifikasi permasalahan dan melaporkan kepada top management
9. Setiap tindakan corrective action yang telah selesai dilakukan maka akan
dituliskan status close pada form inspeksi LK3.
4.3.1 Jenis Safety Inspection di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung