Prosedur Pelaksanaan Safety inspection

5.1.4 Prosedur Pelaksanaan Safety inspection

1. Prosedur pelaksanaan safety inspection umumrutin Prosedur pelaksanaan safety inspection di PT. Multimas Nabati Asahan meliputi tahap persiapan, pelaksanaan, tindak lanjut dan perbaikan, dan pelaporan. a. Persiapan Pada tahap persiapan, perusahaan tidak mempersiapkan checklist inspeksi dan tidak melihat laporan inspeksi sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut tahap persiapan safety inspection di PT. Multimas Nabati Asahan tidak sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Tarwaka 2014 karena menurut Tarwaka 2014 Checklist merupakan alat utama untuk inspeksi. Buatlah checklist yang sederhana yang sekiranya dapat membantu dalam inspeksi dan bukan justru sebaliknya membuat bingung pada waktu inspeksi. Untuk keperluan inspeksi umum, penyusunan checklist dapat dimulai dari identifikasi tentang fasilitas, peralatan kerja, bahan dan proses di tempat kerja yang akan diinspeksi. Perlu disadari bahwa tidak mungkin hanya dengan membuat satu macam checklist dapat digunakan untuk semua tempat kerja. Tarwaka 2014 juga mengatakan sebelum melakukan safety inspection Lihat laporan inspeksi sebelumnya. Inspeksi yang akan dilakukan mungkin merupakan suatu kesempatan untuk menindaklanjuti hasil inspeksi sebelumnya. Dalam laporan inspeksi sebelumya mungkin juga terdapat hal-hal penting yang perlu mendapat perhatian. b. Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan safety inspection perusahaan tidak berpedoman pada peta pabrik, tidak menggunakan checklist inspeksi, dan tidak melakukan Universitas Sumatera Utara pengklasifikasian hazard terhadap temuan yang ada. Berdasarkan hal tersebut maka tahap pelaksanaan safety inspection di PT. Mulitmas Nabati Asahan tidak sesuai dengan Tarwaka 2014. Karena pelaksanaan safety inspection menurut Tarwaka 2014 berpedoman pada peta pabrik workplace mapping dan checklist. Hal ini akan dapat membantu inspeksi secara sistematis. Dengan map akan mudah menentukan rute lokasi. Dengan checklist inspeksi akan terfokus pada apa yang telah direncanakan. Selain itu inspektor harus mencari sesuatu sesuai poin-poin dalam checklist. Dengan checklist yakinkan bahwa gambaran seluruh area telah lengkap. Lihat dari dekat ruangan dan kabinet-kabinet yang ada di tempat kerja. Cari sesuatu yang mungkin belum terlihat pada waktu supervise rutin dan inspeksi informal. Dalam pelaksanaan safety inspection inspektor tidak mengklasifikasikan hazard hal ini diperlukan karena berdasarkan Tarwaka 2014 setiap hazard yang ditemukan harus diklasifikasikan menurut tingkat risiko kekerapan probability dan keparahannya severity. Dengan demikian akan memudahkan di dalam menentukan skala prioritas tindakan perbaikan yang akan dilakukan. c. Perbaikan dan tindak lanjut Pada tahap upaya perbaikan dan tindak lanjut PT. Multimas Nabati Asahan tidak memberikan penghargaan kepada perseorangan atau grup yang menjaga tempat kerjanya dengan aman dan selamat, dan tidak membuat skala prioritas upaya perbaikan yang harus dikerjakan. Hal ini menunujukan bahwa tahap upaya perbaikan dan tindak lanjut Safety inspection di perusahaan ini tidak sesuai dengan Tarwaka 2014. Menurut Tarwaka 2014 pada tahap upaya Universitas Sumatera Utara perbaikan dan tindak lanjut perlu adanya penghargaan terhadap perseorangan atau grup kerja yang selalu menjaga tempat kerjanya dengan aman dan selamat membuat skala prioritas upaya-upaya perbaikan yang harus dikerjakan. d. Pelaporan Tahap pelaporan yang dilaksanakan oleh perusahaan terdiri dari: 1. Hasil temuan inspeksi disusun dalam form laporan inspeksi, disertai dengan saran perbaikan dan batas waktu perbaikannya. 2. Laporan inspeksi diserahkan kepada departemen EHS. 3. Laporan hasil temuan safety inspection didistribusikan oleh safety officer Departemen EHS melalui e-mail kepada pimpinan peruahaan, HoD dan masing-masing departemen. Pada tahap pelaporan safety inspection, Hasil analisis laporan dikomunikasikan kepada pihak tertentu melalui rapat P2K3 yang dihadiri oleh pengurus dan anggota P2K3. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yaitu pada elemen 7.1.5 yang menyatakan bahwa laporan pemeriksaaninspeksi berisi rekomendasi untuk tindakan perbaikan dan diajukan kepada pengurus dan P2K3 sesuai dengan kebutuhan. 2. Prosedur pelaksanaan safety inspection informal Safety inspection informal yang dilakukan di PT. Multimas Nabati Asahan sifatnya tidak sistematis dan tidak terjadwal. Safety inspection dapat dilakukan ketika seksi patrol sedang menjalankan work permit. Apabila ditemukan unsafe act dan atau unsafe condition seksi patrol dapat menindaklanjuti dan dapat Universitas Sumatera Utara mencatatnya dalam observation report untuk dilaporan kepada departemen EHS. Setiap seksi patrol wajib melaporkan 10 temuan setiap bulannya kepada Group Leader K3 Departemen EHS. Berdasarkan hal di atas prosedur pelaksanaan safety inspection informal sudah sesuai dengan Tarwaka 2014 yang menyatakan bahwa Inspeksi informal merupakan inspeksi yang tidak direncanakan sebelumnya dan sifatnya cukup sederhana yang dilakukan atas kesadaran orang-orang yang menemukan atau melihat masalah K3 di dalam pekerjaaanya sehari-hari. Inspeksi ini sebenarnya cukup efektif karena masalah-masalah yang muncul langsung dapat dideteksi, diperiksa, dan dapat dilakukan tindakan korektif. Merupakan suatu hal yang efektif bila inspeksi informal ini dijadikan kebijakan manajemen. Masalah yang ditemukan di tempat kerja dapat didokumentasikan sesuai prosedur dan dibuat laporan secara sederhana dengan demikian siapapun yang menemukan masalah dapat segera membuat catatan pada kartu temuan masalah. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN