Informan 1: “….tidak ada dilistkan, tidak mungkin masing-masing didetailkan
kondisi, sifat orang bekerja, dan sarana fasilitasnya ” HoD
EHS. Informan 4:
“ Tidak ada daftar apa-apa saja yang mau diinspeksi, kita secara visual saja di lapangan. Apakah dia yang rusak, tidak baik, kotor,
dan lain sebagainya” Seksi Patrol.
4.3.4 Prosedur pelaksanaan safety inspection di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung
Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur pelaksanaan safety inspection di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung
maka dari itu dilakukan wawancara dengan hasil sebagai berikut. a.
Prosedur pelaksanaan safety inspection umumrutin i
Tahap Persiapan 1.
Safety officer dari departemen EHS Mempersiapkan jadwal inspeksi, yaitu waktu pelaksanaan, inspektor, dan area yang akan diinspeksi.
2. Menginformasikan kepada inspektor mengenai jadwal yang sudah
disusun melalui e-mail 2-3 hari sebelum safety inspection. 3.
Menyiapkan form safety inspection beserta alat tulis. Hal ini sesuai dengan pernyataan beberapa informan seperti berikut ini:
Informan 1: “Tahap perancanaan dilakukan dengan menyusun jadwal
rutin. Bukan hanya tanggal tapi orangnya juga ditunjuk, di area mana dilakukan safety inspection, dan form apa yang
digunakan” HoD EHS. Informan 3:
“2-3 hari sebelum hari H sudah disampaikan bulan ini departemen apa saja yang akan diinspeksi dan siapa saja
pekerja yang bertugas” EHS Officer. Informan 4:
“Sebelum ke lapangan siapkan formnya untuk dibawa ke lapangan” Seksi Patrol.
Universitas Sumatera Utara
ii Tahap Pelaksanaan
1. Berkumpul pada satu titik kemudian menuju lokasi sesuai yang
dijadwalkan. 2.
Kepala departemen menunujuk personil yang bertanggungjawab sebagai PiC Person in Charge atas temuan yang ada.
3. PiC ikut serta dalam pelaksanaan safety inspection dari awal sampai
selesai. 4.
Inspektor mengadakan pengamatan terhadap objek yang diinspeksi 5.
Mencatat setiap temuan inspeksi di form telah disediakan beserta saran untuk tindakan perbaikan atau koreksi.
Hal ini sesuai dengan pernyataan beberapa informan seperti berikut ini: Informan 1:
“Safety inspection harus terencana dan diinformasikan supaya pihak PiC cepat menindaklanjutinya. Bila ada
temuan yang bersifat urgentcritical tentu saat itu juga harus dikakukan tindakan perbaikan maka harus ada PiC-nya
” HoD EHS.
Informan 2: “Kemudian pada hari yang telah ditetapkan sesuai jadwal
dimana safety inspection akan dilakukan, berkumpul pada satu titik kemudian menuju lokas
i yang dijadwalkan” Supervisor Sekretaris P2K3.
Informan 4: “Pada pelaksanaan safety inspection kita ikutsertakan
HoDnya supaya mereka melihat buktinya. Lalu kita komunikasikan kepada HoD tersebut bahwasannya ada
temuan jadi dia tidak bisa mengelak” “Semua temuan tentang ketidaksesuaian, seperti sarang
laba-laba, temuan-temuan yang sifatnya untuk perbaikanlah. Tidak ada daftar apa-apa saja yang mau diinspeksi, kita
secara visual saja di lapangan. Apakah dia yang rusak, tidak baik, kotor, dan lain sebag
ainya” “Apabila ditemukan suatu masalah maka due date harus diisi
di form yang ada. Setelah diberi rekomendasi maka diberi tenggang waktu. Mereka yang tentukan waktunya. Misalnya
Universitas Sumatera Utara
1 minggu kemudian setelah 1 minggu dikunjungi lagi dan diinspeksi lagi” Seksi Patrol.
iii Tahap perbaikan dan tindak lanjut
1. Setiap kondisi tidak aman yang ditemukan disampaikan kepada PiC.
2. Tim inspeksi memberi rekomendasi perbaikan.
3. Tim inspeksi dan PiC berdiskusi mengenai waktu yang diperlukan
untuk perbaikan due date. 4.
Pada waktu yang telah disepakati tim inspeksi datang kembali untuk memastikan bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan sesuai dengan
rekomendasi. Hal ini dirangkum berdasarkan pernyataan dari beberapa informan
sebagai berikut ini: Informan 2:
“Sesuai dengan prosedurnya hasil temuan akan ditinjau kembali tindakan perbaikan yang diusulkan atau yang
direkomendasikan. Lalu akan dilakukan crosscheck. Setelah itu apabila dinyatakan telah dilaksankan maka dinyatakan
inspeksi selesai dengan peryataan rekomendasi telah dilak
sanakan dengan baik” EHS Supervisor Sekretaris P2K3.
Informan 3: “Nanti kita sampaikan hasil temuannya, lalu dalam
keterangan mereka akan buat due datenya kapan mereka akan sanggupi mereka akan tulis”
“sesudah itu petugas melakukan inspeksi ke lapangan lalu menyampaikan permasalahannya, kemudian wawancara
dengan pihak departemen kapan batas waktu yang ditentukan untuk perbaikannya
” EHS Officer. Infroman 4:
“Setelah diberi rekomendasi maka diberi tenggang waktu. Mereka yang tentukan waktunya. Misalnya 1 minggu
kemudian setelah 1 minggu dikunjungi lagi dan diinspeksi lagi
” Seksi Patrol.
Universitas Sumatera Utara
iv Tahap Pelaporan
1. Hasil temuan inspeksi disusun dalam form laporan inspeksi, disertai
dengan saran perbaikan dan batas waktu perbaikannya. 2.
Laporan inspeksi diserahkan kepada departemen EHS. 3.
Laporan hasil temuan safety inspection didistribusikan oleh safety officer Departemen EHS.
Hal ini sesuai dengan pernyataan beberapa informan seperti berikut ini: Informan 2:
“hasil temuan dilaporkan ke EHS karena kan itu formnya pake form kita, jadi diserahkan kepada pak muda safety officer,
atau ke setiap inspektor” “Hasil temuan dikomunikasikan pada semua level, dapat dilihat
dari bentuk formnya disitu ada tertulis mulai dari inspektorobserverauditor
kemudian diteruskan
sampai pimpinan tertinggi kemudian dikomunikasikan melalui meeting
P2K3, papan informasi, e-mail, dan papan informasi pusat dekat pintu masuk” EHS SupervisorSekretaris P2K3.
Infroman 4: “Apabila ditemukan suatu masalah maka due date harus diisi di
form yang ada. Setelah diberi rekomendasi maka diberi tenggang waktu. Mereka yang tentukan waktunya. Misalnya 1
minggu kemudian setelah 1 minggu dikunjungi lagi dan
diinspeksi lagi” Seksi Patrol. b.
Prosedur pelaksanaan safety inspection informal Safety inspection informal tidak sistematis dan tidak terjadwal. Safety
inspection dapat dilakukan ketika seksi patrol sedang menjalankan work permit. Ketika seksi patrol mendatangi area kerja yang akan dijalankan work permitnya
maka seksi patrol juga melihat kondisi lingkungan kerjanya dan juga pekerjanya. Apabila ditemukan unsafe act dan atau unsafe condition seksi patrol dapat
menindaklanjuti dan dapat mencatatnya dalam observation report untuk dilaporan kepada departemen EHS. Setiap seksi patrol wajib melaporkan 10 temuan setiap
Universitas Sumatera Utara
bulannya kepada Group Leader K3 Departemen EHS. Setiap pekerja yang melanggar aturan dan bekerja tidak sesuai prosedur akan diperingati dan diberikan
arahan. Setelah 3 kali melakukan pelanggaran maka badge name pekerja tersebut akan ditandai dengan cara membolonginya. Apabila lebih dari 3 kali melanggar
maka pekerja tersebut tidak diperbolehkan lagi bekerja. Apabila pada saat inspeksi ditemukan adanya kondisi dengan tingkat risiko tinggi dan perlu
penanganan segera misalnya adanya bocoran gas, maka kondisi tersebut harus segera dilaporkan ke unit kerja yang bersangkutan sehingga dapat segera
ditindaklanjuti. Inspektor dapat menegur pekerja atau orang lain yang berada di tempat kerja yang melakukan pelanggaran atau tindakan tidak aman. Inspektor
juga dapat langsung melakukan tindakan koreksi bahkan memerintahkan untuk menghentikan pekerjaan apabila hasil temuan dianggap dapat menimbulkan
kecelakaan, kebakaran, atau peledakan. Informan 3:
“…kalau pemantauan setiap hari kita inspeksi. Inspeksi lapagan. Inspeksi lapangan itu banyak, luas penegertiannya
bukan hanya sebatas work permit saja. Ketidaksesuian itu dipantau semua. Ketidak sesuaian orang maupun lingkungan.
Ada juga kita form ketidaksesuaian. Tapi kembali ke orangnya kalau mau dia nulis ditulisnya kalau tidak mau ditulisnya atau
dia malas ya tidak ditulisnya
” EHS Officer. Informan 4:
“Seksi Patrol juga wajib melaporkan minimal 10 temuan dari safety inspection harian setiap bulan baik temuan positif atau
negatif. Kalau untuk pekerja yang melakukan pelanggaran kita kasih BAP Berita Acara Pelanggaran dengan materai 6000
tanpa ada sanksi atau denda hanya diingatkan. Biasanya badge name mereka kita bolongi kalau sudah 3 kali melanggar tidak
diizinkan bekerja lagi
” Seksi Patrol.
Universitas Sumatera Utara
4.4 Observasi Penerapan Safety inspection di PT. Multimas Nabati Asahan Kuala Tanjung