Hal yang Diinspeksi pada Saat Safety Inspection

sumber bahaya di tempat kerja dapat dilakukan bersama-sama antara perwakilan pihak manajemen dengan perwakilan pekerja P2K3 dan Ahli K3. Inspektor di PT. Multimas Nabati Asahan bertanggung jawab untuk menemukan setiap kondisi tidak aman dan tindakan yang tidak aman yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal tersebut telah sesuai dengan WorkSafeBC 2012 yang menyatakan bahwa safety inspection bukan hanya melihat kondisi tidak aman melainkan tindakan tidak aman juga perlu diperhatikan. Namun sejauh mana seseorang dapat melakukan pemeriksaan yang efektif tergantung pada kemampuan mereka untuk mengidentifikasi bahaya. Dalam melaksanakan safety inspection, inspektor di PT. Multimas Nabati Asahan mengandalkan pengetahuan dan kejelian panca indera dalam menginspeksi keadaan di lapangan. Seksi patrol tidak hanya menginspeksi satu area kerja saja, mereka meginspeksi beberapa area kerja, namun hal ini tidak menjadi masalah karena menurut Ramsey 2000 inspektor mungkin memeriksa daerah lain dimana mereka memiliki kualifikasi untuk melakukannya. Misalnya, di beberapa tempat kerja para supervisor area kerja lain akan memeriksa setiap daerah lain untuk memastikan bahwa inspeksi telah efisien dilakukan.

5.1.3 Hal yang Diinspeksi pada Saat Safety Inspection

Berdasarkan hasil penelitian, hal-hal yang menjadi objek pada saat melakukan safety inspection di PT. Multimas Nabati Asahan adalah kondisi lingkungan kerja dan perilaku orang. Hal tersebut sesuai dengan hasil obervasi dimana inspektor memeriksa setiap kondisi area kerja mulai dari peralatan, mesin, Universitas Sumatera Utara penggunaan APD, sarana K3, dan perilaku pekerja. Hal tersebut sesuai dengan Ramsey 2000 yang menyatakan bahwa inspeksi keselamatan adalah alat dasar untuk menetapkan dan mempertahankan kondisi aman dan menemukan praktek tidak aman di tempat kerja. inspeksi yang sistematis merupakan cara praktis untuk mengidentifikasi dan memperbaiki peralatan tidak aman, kondisi, proses, dan praktek kerja. Berdasarkan WorkSafeBC 2012 kita tahu bahwa kita harus memeriksa kondisi berbahaya, tindakan yang tidak aman atau metode kerja namun Ini hanya persyaratan umum dan akan memerlukan persyaratan lebih detail dari perusahaan untuk mengidentifikasi kondisi yang aman, tindakan dan metode kerja untuk tempat kerja mereka. Pengusaha harus mengembangkan standar dan prosedur kerja untuk memenuhi persyaratan dan peraturan yang berlaku, industri, dan standar pabrikan untuk tempat kerja mereka sendiri. Mereka mengembangkan prosedur metode kerja untuk pekerjaan berbahaya yang mana mungkin pekerja mereka mengalami seperti lockout, ruang kerja terbatas, prosedur darurat dan sebagainya. Pengusaha harus menjaga kondisi dan praktek kerja yang aman. Hal ini telah dilakukan oleh PT. Multimas Nabati Asahan sesuai dengan yang telah disampaikan oleh WorksafeBC tersebut, dimana pada saat inspeksi harian dilakukan pemeriksaan terhadap setiap proses kerja kritikal dan non-kritikal yang menggunakan work permit. Berdasarkan hasil penelitian, hal yang diinspeksi dalam safety inspection adalah masalah-masalah yang potensial, mesin-mesin dan peralatan kerja yang tidak berfungsirusak, ligkungan kerja tidak aman, tindakan-tindakan tidak aman Universitas Sumatera Utara atau tidak sesuai prosedur kerja, dan sarana K3. Hal tersebut telah sesuai dengan Ramli 2013 yang menyatakan bahwa lingkup kegiatan inspeksi, antara lain: 1. Mengidentifikasi masalah-masalah yang potensial yang tidak terantisipasi selama proses desain ataupun selama analisa tugas-tugaspekerjaan. 2. Mengidentifikasi defisiensi atau ketidakfungsian mesin-mesin dan peralatan kerja. 3. Mengidentifikasi kondisi lingkungan kerja dan tindakan-tindakan tidak aman atau tidak sesuai dengan prosedur kerja. Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi, PT. Multimas Nabati Asahan menggunakan lembar form safety inspection sebagai tempat untuk mencatat setiap hasil temuan yang ada. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 pada elemen 7.1.4 Daftar periksa checklist tempat kerja telah disusun untuk digunakan pada saat pemeriksaaninspeksi. WorksafeBC, 2012 mengatakan bahwa banyak perusahaan menggunakan checklist untuk memastikan inspeksi yang konsisten dan komprehensif setiap kali mereka selesai. Daftar periksa yang sesuai dikembangkan untuk setiap situs pekerjaan dan memberikan panduan untuk berbagai standar yang diharapkan berada di tempat. Sebuah daftar periksa dapat memberi informasi kepada inspektor apa yang harus dilihat dan apa yang harus dicari. Berdasarkan hal tersebut maka penggunaan checklist pada saat pemeriksaaninspeksi tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 pada elemen 7.1.4 dan WorksafeBC 2012 karena tidak tersedia daftar periksa checklist mengenai hal apa saja yang akan diperiksa. Universitas Sumatera Utara

5.1.4 Prosedur Pelaksanaan Safety inspection