Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

PT. Multimas Nabati Asahan adalah salah satu perusahaan swasta dan termasuk dalam Wilmar Group yang mengolah minyak sawit kasar Refinery, inti sawit Palm Kernel Plant, kelapa sawit PKS, produk turunan minyak kelapa sawit. PT. Multimas Nabati Asahan telah menerapkan safety inspection sejak tahun 2008. Berdasarkan hasil penelitian, penerapan safety inspection dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Jenis safety inspection yang diterapkan adalah safety inspection terencana dan safety inspection informal. a. Safety inspection terencana yang diterapkan adalah safety inspection rutinumum yang bersifat sistematis dan terjadwal yang dilaksanakan secara harian, mingguan, dan bulanan dengan prosedur pelaksanaan yang terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan, perbaikan dan tindak lanjut, dan pelaporan. i. Tahap persiapan terdiri dari menentukan lokasi, waktu dan pelaksana safety inspection serta mendefinisikan area yang menjadi tanggung jawab masing-masing. ii. Tahap pelaksanaan terdiri dari menentukan faktor penyebab utama tindakan dan kondisi yang tidak aman, perwakilan dari area yang diinspeksi ikut dalam pelaksanaan safety inspection, membuat catatan 105 Universitas Sumatera Utara ringkas tentang hasil temuan, dan mengambil gambar dengan kamera untuk membantu deskripsi masalah. iii. Tahap perbaikan dan tindak lanjut terdiri dari memberi rekomendasi tindakan perbaikan, melakukan tindakan korektif sementara dan diskusi mengenai tindakan korektif permanen dan waktu perbaikan. iv. Tahap pelaporan terdiri dari hasil temuan yang dilaporkan kepada departemen EHS kemudian laporan dibuat dalam bentuk tulisan dan diarsipkan. b. Safety inspection informal bersifat tidak sistematis dan kondisional yang dilakukan berdasarkan keadaan di lapangan. Prosedur pelaksanaannya tidak ditentukan namun dilaksanakan berdasarkan kesadaran petugas. Apabila menemukan kondisi dan tindakan tidak aman petugas dapat segera menindaklanjuti dan dapat mencatatnya dalam form observation report. 2. Pelaksana safety inspection terencana dan safety inspection informal adalah Seksi Patrol dan Komisaris P2K3 yang telah mendapatkan pelatihan mengenai safety inspection. 3. Hal yang diinspeksi pada safety inspection terencana dan safety inspection informal meliputi: a. Mesin-mesin dan peralatan kerja yang tidak berfungsirusak, seperti: cover belting rusak, flexi belt joint bocor, saluran pipa steam bocor, dan bola lampu yang putus. Universitas Sumatera Utara b. Ligkungan kerja yang tidak aman, seperti: pencahayaan yang kurang pada rungan control panel, adanya bahan-bahan mudah meledak dan bahan mudah terbakar seperti acetylene, dan penempatan material dan paralatan lain yang tidak tepat seperti spare part, bahan sisa proyek, sampah, over hool, dan kotak tumpukan stock bahan produksi. c. Masalah-masalah yang berpotensi menyebabkan adanya gangguan ataupun kecelakaan kerja, seperti: genangan air dan minyak, keramik pecah, saluran drainase tersumbat, kabel berserakan dan tertimbun oleh benda lain seperti air, fiber dan cangkang, dan stop kontak tidak sesuai SNI. d. Tindakan-tindakan tidak aman atau tidak sesuai prosedur kerja, seperti: pekerja yang tidak memakai alat pelindung diri secara benar, mengoperasikan alatperalatan tanpa wewenang, dan bekerja dengan kecepatan yang salah.

e. Sarana K3, meliputi: kotak P3K, kotak APD, APAR, safety shower, eye