BAB IV TANGGUNG JAWAB INDUK PERUSAHAAN SEBAGAI PENJAMIN
GUARANTOR TERHADAP KEPAILITAN ANAK PERUSAHAAN DALAM PERJANJIAN PEMBERIAN GARANSI.
A. Kedudukan PenjaminGuarantor Dalam Kepailitan
Pada dasarnya penjaminan merupakan “a second pocket to pay if the first should be empt”, dari hal tersebut diketahui bahwa penjaminguarantor
merupakan pihak yang langsung akan dimintakan pertanggungjawabannya apabila debitor utamaprinsipal tidak mampu lagi memenuhi kewajibannya.
128
Ketentuan hukum yang mengatur masalah pemberian garansipenjaminan utang ini diatur dalam Bab ketujuh belas mulai dari Pasal 1820 sampai dengan
Pasal 1850 KUHPerdata yang menentukan bahwa “PenjaminBorgtochguaranty adalah suatu perjanjianpersetujuan dengan
mana seoramg pihak ketiga guna kepentingan si berpiutang mengikatkan diri untuk memenuhi perikatannya si berutang manakala orang ini sendiri tidak
memenuhinya.”
129
Seorang penjaminborgtochguarantor adalah seorang yang berkewajiban untuk membayar utang debitor utamaprinsipal kepada kreditor apabila
debitor utamaprinsipal tidak membayar utangnya tersebut kepada kreditornya. Perjanjian pemberian garansijaminan ini adalah bersifat sukarela
70
128
Sunarmi, Op. Cit., hal. 126.
129
Pasal 1820 KUHPerdata.
Universitas Sumatera Utara
71
dan accessoir. Dikatakan bersifat sukarela karena dalam hal ini pihak ketiga secara sukarela bersedia mengikatkan dirinya untuk memberikan jaminan
bahwa ia akan membayar utang debitor seandainya debitor lalaiwanprestasi tidak membayar utangnya kepada kreditor. Bahkan dapat dilakukan tanpa
sepengetahuan debitor,
130
bersifat accesoir adalah bahwa perjanjian pemberian garansiperjanjian penjaminan utang tidak akan ada tanpa adanya
suatu perjanjian pokok.
131
Seorang penjaminguarantor memiliki hak-hak istimewa yaitu: 1.
Hak agar kreditor menuntut terlebih dahulu.
132
Hak istimewa ini memungkinkan bahwa kekayaan penjaminguarantor hanya merupakan cadangan untuk menutup sisa utang yang tidak dapat
ditutup dengan kekayaan debitor. Kewajiban penjaminguarantor hanya sebatas kekurangan yang tidak dapat dilunasi debitor.
2. Hak untuk meminta pemecahan utang.
133
Hak istimewa ini hanya penting apabila terdapat lebih dari satu orang penjaminguarantor.
3. Hak untuk dibebaskan dari penjaminan.
134
130
Pasal 1823 KUHPerdata.
131
Pasal 1821 KUHPerdata.
132
Pasal 1831 KUHPerdata.
133
Pasal 1837 KUHPerdata.
134
Pasal 1848 dan 1849 KUHPerdata.
Universitas Sumatera Utara
Bilamana karena salahnya kreditor, si penjaminguarantor tidak dapat menggantikan hak-haknya hipotikhak tanggungan dan hak-hak istimewa
yang dimiliki kreditor. Penjaminguarantor tidak dapat menuntut supaya barang debitor disita
terlebih dahulu dan dijual untuk melunasi utangnya jika penjaminguarantor telah melepaskan hak istimewanya yang diatur dalam Pasal 1831
KUHPerdata yang menentukan bahwa guarantor tidak dapat menuntut supaya benda-benda debitor lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi utangnya,
dalam hal:
135
72
a. Apabila guarantor telah melepaskan hak istimewanya untuk menuntut
supaya benda-benda debitor lebih dahulu disita dan dijual. b.
Apabila guarantor telah mengikatkan dirinya bersama-sama dengan debitor utama secara tanggung menanggung dalam hal mana akibat-akibat
perikatannya diatur menurut asas-asas yang ditetapkan untuk utang-utang secara tanggung renteng.
c. Jika debitor dapat memajukan suatu tangkisan yang hanya mengenai
dirinya secara pribadi. d.
Jika debitor berada dalam keadaan pailit. e.
Dalam hal penjaminan yang diperintahkan oleh Hakim. Dari ketentuan Pasal 1831 dan Pasal 1832 di atas diketahui bahwa
guarantor baru berkewajiban untuk membayar utang debitor utama apaabila
135
R. Subekti, Aneka Perjanjian, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1995, hal. 167-168.
Universitas Sumatera Utara
debitor utamaprinsipal telah lalaiingkar janji dan harta benda milik debitor utama telah disita dan dilelang terlebih dahulu namun hasil dari pelelangan
tersebut ternyata tidak cukup untuk membayar utang debitor utamaprinsipal. Dari ketentuan Pasal 1832 KUHPerdata juga diketahui bahwa guarantor
dapat juga dimohonkan pailit bila guarantor tersebut melepaskan hak istimewanya yang dinyatakan dengan tegas dalam perjanjian pemberian
garansipenjaminan yang dibuat antara guarantor dan kreditor yang membawa akibat bahwa guarantor tidak dapat menuntut supaya harta benda
debitor utama disita dan dilelang terlebih dahulu untuk melunasi utangnya.
136
Dalam hal seorang guarantor melepaskan hak istimewa yang dimiliki olehnya berdasarkan Pasal 1831, dapat saja dimintakan kepailitannya, tanpa
harus dimintakan terlebih dahulu kepailitan dari debitornya. Sebab dengan melepaskan hak-hak istimewanya yang dimiliki oleh guarantor dalam Pasal
1831 KUHPerdata, maka penjaminguarantor itu sebenarnya sama saja kedudukannya dengan seorang debitor, sekalipun secara formal ia tetap
dinamakan sebagai penjaminguarantor. Konsekwensi ketentuan tersebut dalam bidang hukum kepailitan adalah bahwa guarantor dapat dinyatakan
pailit atas utang-utang dari debitor utama setelah debitor utama dinyatakan pailit oleh pengadilan terlebih dahulu dan asset dari debitor utama yang pailit
itu ternyata tidak cukup untuk membayar seluruh tagihannya kepada para kreditornya. Demikian pula guarantor dapat dimohonkan pailit secara
73
136
Sunarmi, Op. Cit., hal. 128.
Universitas Sumatera Utara
74
bersama dengan debitor utamanya bila guarantor dan debitor utama mengikatkan dirinya secara tanggung renteng atas utang yang diperbuat oleh
debitor utama.
137
Apabila guarantor telah mengikatkan dirinya bersama-sama dengan debitor utama untuk menanggung utang debitor utama, maka hal ini
membawa akibat penjaminguarantor tidak dapat menuntut supaya harta debitor lebih dahulu disita dan dilelang untuk melunasi utangnya sebab
dengan penjaminguarantor telah menyatakan bahwa ia bertanggung jawab renteng dengan debitor utama terhadap utang debitor utama maka
penjaminguarantor telah menjadi debitor yang bertanggung jawab renteng dengan debitor utama terhadap utang debitor utama kepada kreditor. Sehingga
kreditor memiliki kebebasan untuk memilih dan menagih piutangnya kepada siapa, apakah kepada debitor utama, kepada guarantor ataukah keduanya
sekaligus dengan pengertian apabila salah satu dari mereka telah membayar lunas piutang tersebut pada kreditor maka kreditor sudah tidak dapat menagih
utang tersebut dari yang lainnya. Dari hal tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa seorang guarantor dapat dinyatakan pailit.
138
Permohonan pailit terhadap debitor dan terhadap guarantor dapat dilakukan pada waktu
yang sama dan masing-masing debitor dan guarantor dapat dituntut untuk membayar 100 utangnya apabila guarantor mengesampingkan Pasal-pasal
137
Ibid., hal. 129.
138
Rudhy A. Lontoh, et. al., Op., Cit. hal. 404.
Universitas Sumatera Utara
75
1831, 1832, 1837, 1847, 1849 KUHPerdata dalam perjanjian pemberian garansijaminan.
139
Seorang guarantor yang tidak melepaskan hak istimewanya, tidak dapat dinyatakan pailit sebelum debitor utamanya dinyatakan pailit terlebih dahulu
dan apabila harta benda milik debitor utama setelah disita dan dilelang ternyata tidak cukup untuk membayar seluruh utangnya kepada kreditor, atau
apabila si debitor utama telah dinyatakan pailit tetapi ternyata tidak mempunyai harta apapun lagi. Apabila hal ini terjadi maka kreditor dapat
menagih utang kepada guarantor atas utang yang belum dibayar oleh debitor utama.
140
B. Tanggung Jawab Induk Perusahaan Sebagai PenjaminGuarantor