C. Kasus Induk Perusahaan PT. Ometraco Corp. Tbk Sebagai
PenjaminGuarantor Corporate Guarantee Terhadap Kepailitan Anak Perusahaan PT. Ometraco Multi Artha.
Putusan No. 05Pailit1998PN Niaga Jakarta Pusat. Perkara antara PT. Ometraco Corp. Tbk sebagai Termohon melawan American express Bank
Ltd. Singapore Branch, dkk sebagai Pemohon. Duduk Perkara:
PT. Ometraco melakukan pinjaman modal investor berdasarkan facility agreement tertanggal 3 Desember 1996 terhadap sejumlah bank sindikasi.
Perjanjian kredit sindikasi tersebut mengandung esensi para kreditor sepakat untuk memberi fasilitas kredit secara sendiri-sendiri atas haknya berdasarkan
atas facility agreement yang telah disepakati. Tidak ada keharusan bagi bank- bank kreditor atau agen untuk bergabung dalam mengajukan tuntutan hukum.
Fasilitas kredit tanggal 3 Desember 1996 ditentukan untuk PT. Ometraco- max kredit US 75 juta. Namun utang di roll over untuk 14 hari sehingga
utang tersebut jatuh tempo 3 Februari 1998. Sampai tanggal 7 Juli 1998 jumlah utang yang belum dibayar oleh PT. Ometrco selaku debitor adalah
US 14.607.935,60. Debitor wajib membayar kembali setiap jumlah utang pokok yang ditariknya berdasarkan agreement. Fasilitas kredit tersebut
merupakan kredit rekening koran Revolving Credit. Sampai dengan jatuh tempo tanggal 3 Februari 1998, utang pokok dan bunga yang belum dibayar
oleh PT. Ometraco selaku debitor adalah US 60.662.189,95. Karena terdapat
Universitas Sumatera Utara
lebih dari dua kreditor dan lebih dari satu utang debitor yang sudah jatuh tempo dan wajib dibayar oleh debitor kepada kreditor, dan utang tersebut
tidak dibayar oleh debitor. Maka pemohon agar Pengadilan Niaga Jakarta Pusat memberi putusan:
1. Mengabulkan permohonan untuk seluruhnya.
2. Menyatakan debitor berada dalam keadaan pailit dengan segala akibat
hukumnya. Putusan No. 04Pailit1998PN Niaga Jakarta Pusat. Perkara antara PT.
Ometraco Multi Artha. Tbk melawan American express Bank Ltd. Singapore Branch, dkk.
Duduk Perkara: Fasilitas kredit tanggal 26 Juni 1997 kepada PT. Ometraco Multi Artha
diberikan oleh beberapa bank pemohon, merupakan kredit sindikasi kepada PT. Ometraco Multi Artha berdasarkan syndicated Loan Agreement tanggal
26 Juni 1997 No. 293. PT. Ometraco Multi Artha telah mengakui jumlah utang tersebit tertuang
di dalam akta “ Akta Acknowledgement of Indebtedness” tanggal 26 Juni 1997 No. 294. Seluruh fasilitas kredit kepada PT. Ometraco Multi Artha selaku
debitor tersebut telah ditaruh oleh PT. Ometraco Multi Artha dengan Promissory Notes dan telah jatuh tempo tanggal 23 Juli 1998. Namun pada
saat yang ditentukan belum dibayar, oleh karena itu PT. Ometraco Multi Artha telah wanprestasi even of default. Maka semua utang yang telah
Universitas Sumatera Utara
diberikan dan yang wajib dibayar oleh debitor, baik pokok maupun bunganya menjadi jatuh tempo dan wajib dibayar pada waktu pembatalan tanggal 31
Maret 1998. Semua pinjaman tersebut telah diberikan jaminan pelunasan pembayaran
secara tepat waktu dalam akta perjanjian pemberian garansijaminan perusahaan Corporate Guarantee Agreement tertanggal 26 Juni 1997 No.
296. Yang menempatkan induk perusahaan bertindak sebagai penjaminguarantor terhadap pelunasan utang anak perusahaannya PT.
Ometrco Multi Artha. Dalam perjanjian pemberian garansi perusahaan tersebut induk perusahaan selaku penjaminguarantor secara tegas
melepaskan hak-hak istimewanya yaitu pada Pasal 1831, Pasal 1837, Pasal 1848 dan Pasal 1849, jadi dalam hal ini PT. Ometraco bertanggung jawab
sepenuhnya atas semua jumlah utang yang terutang oleh PT. Ometraco Multi Artha kepada kreditornya seolah-olah debitor. Karena terdapat lebih dari dua
kreditor dan lebih dari satu utang debitor yang sudah jatuh tempo dan wajib dibayar oleh debitor kepada kreditor, dan utang tersebut tidak dibayar oleh
debitor yaitu PT. Ometraco Multi Artha ataupun PT. Ometraco selaku penjaminguarantor. Maka pemohon agar Pengadilan Niaga Jakarta Pusat
memberi putusan: 1.
Mengabulkan permohonan untuk seluruhnya.
Universitas Sumatera Utara
2. Menyatakan debitor berada dalam keadaan pailit dengan segala akibat
hukumnya. Pertimbangan Hukum Hakim Pengadilan Niaga terhadap perkara tersebut:
Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat mengadili perkara ini dalam putusannya memberikan pertimbangan hukum para pemohon ternyata
telah memasukkan permohonan pernyataan pailit terhadap PT. Ometraco Multi Artha ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan No. 05PailitPN
Niaga Jakarta Pusat. Substansi dasar hukum permohonan pernyataan pailit terhadap PT. Ometraco multi Artha perkara No. 05Pailit1998PN Niaga
Jakarta Pusat adalah sama dengan substansi dalam perkara permohonan pernyatan pailit No. 04Pailit1998PN Niaga Jakarta Pusat terhadap PT.
Ometraco Corp. Tbk yang sedang diperiksa. Maka dapat diketahui bahwa sifat perikatan debitor Pt. Ometraco Corp. Tbk sebagai penjaminguarantor
adalah tanggung renteng, jadi dalam hal ini PT. Ometraco Corp. Tbk kedudukannya juga sebagai debitor atas utangnya PT. Ometraco Multi Artha
yang dijamin. Dari bukti baik PT. Ometraco Multi Artha yang dimohonkan pernyatan
pailit dalam perkara No. 05Pailit1998PN Niaga Jakarta Pusat maupun PT. Ometraco Corp. Tbk debitor juga tegas disebut dalam bukti P.1, P.5, P.15
sebagai satu-satunya debitor atas utangnya PT. Ometraco Multi Artha yang dijamin. Hakim berpendirian bahwa seharusnya para pemohon hanya
mengajukan satu permohonan pernyataan pailit yaitu terhadap PT. Ometraco
Universitas Sumatera Utara
Multi Artha sekaligus terhadap PT. Ometraco Corp. Tbk, dimana PT. Ometraco Corp terikat demi hukum sebagai penjaminguarantor tanggung
menanggung sehingga baik PT. Ometraco Multi Artha maupun PT. Ometraco Corp. Tbk dapat dinyatakan pailit dalam satu putusan yang berlanjut dengan
diumumkan secara bersama-sama dalam sekurang-kurangnya dua surat kabar dan bersama-sama dalam satu Berita Negara, diawasi oleh satu orang Hakim
pengawas serta satu orang Kurator yang sama baik untuk PT. Ometraco Multi Artha maupun untuk PT. Ometraco Corp. dua permohonan pernyataan pailit
yang terpisah satu sama lain, dalam ini perkara No. 05PailitPN Niaga Jakarta pusat terhadap PT. Ometraco Multi Artha dan perkara No.
05PailitPN Niaga Jakarta Pusat terhadap PT. Ometraco Corp. Tbk akan membawa konsekwensi yuridis yang membingungkan rancu.
Putusan Pengadilan Niaga: Atas dasar alasan yuridis tersebut Majelis Hakim Niaga berpendapat
bahwa persyaratan Pasal 6 ayat 3 Undang-undang No. 41998 tidak terpenuhi di dalamnya persyaratan prosedural dalam mengajukan permohonan
pernyataan pailit tersebut. Dengan adanya dua permohonan pernyataan pailit tersebut maka upaya penyelesaian dikehendaki Undang-undang Nomor 4
Tahun 1998 yaitu secara adil, cepat, transparan dan efektif tidak terpenuhi maka Majelis Hakim memberikan putusan: menyatakan permohonan pailit
tidak dapat diterima.
Universitas Sumatera Utara
American Express Bank Ltd Singapore dan Bank lainnya menolak putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat dan selanjutnya mengajukan kasasi Nomor
01KN1998 tanggal 19 November 1998 antara PT. Ometraco. Tbk Pemohon kasasi I juga sebagai Termohon kasasi II, dahulu Termohondebitor Melawan
American Express Bank Ltd Singapore, dkk. Sebagai Termohon kasasi I juga para Pemohon kasasi II dahulu para Pemohonkreditor.
Alasan Kasasi: Judex facti Pengadilan Niaga Jakarta pusat telah salah menerapkan hukum
sehingga putusannya dibatalkan. Pertimbangan Hakim Kasasi:
Judex facti dalam perkara ini tidak melaksanakan tata cara mengadili yang semestinya. Pendirian Mahkamah Agung didasari oleh alasan yuridis yang
intinya: Judex facti telah keliru dalam memahami dan menentukan Holding Company yang mengakibatkan permohonan kepailitan dinyatakan tidak
diterima. Alasan judex facti dua permohonan kepailitan No. 05PailitPN Niaga Jakarta Pusat terhadap PT. Ometraco Multi Artha dan No. 04PailitPn
Niaga Jakarta Pusat terhadapa PT. Ometraco Corp yang sama, seharusnya diajukan dalam satu permohonan saja bukan terpisah. Menurut Majelis Hakim
Mahkamah Agung pendirian judex facti ini ditinjau dari segi Company Law adalah salah. Dalam praktek kegiatan bisnis modern yang kini berkembang
terdapat perusahaan dalam bentuk grup perusahaan dan pada dasarnya tidak ada pemisahan antara induk dengan anak perusahaan, terlebih lagi bila
Universitas Sumatera Utara
keduanya dipimpin oleh direktur yang sama. Meskipun tidak ada pemisahan namun menurut Company Law keberadaan subsidiary anak perusahaan
diperlakukan sebagai separate entity, dalam arti induk perusahaan memiliki asset sendiri berupa saham yang ditanamkan pada masing-masing subsidiary.
Putusan Mahkamah Agung: Menolak permohonan kasasi dari para Pemohon kasasi II.
1. American express Bank Ltd. Singapore Branch.
2. Overseas Chinese Banking Corp.Ltd.
3. Royal Bank of Canada.
4. PT. Bank Eksim Indonesia.
5. Union De Banques Arabis er Francaises.
6. PT. Fuji Bank International Indonesia.
7. PT. BII Commonwealth.
8. PT. Bank Pembangunan Indonesia.
9. The Commercial Bank of Korea, Singapore.
10. Industrial and Commercial Bank Ltd.
Mengabulkan permohonan kasasi dari permohonan kasasi I PT. Ometraco Corporation Tbk. Tersebut.
Membatalkan Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat tanggal 29 September 1998 No. 05PailitPN. Niaga Jakarta Pusat.
Menghukum para Termohon kasasi I juga para Pemohon kasasi II para Pemohon para kreditor untuk membayar semua biaya perkara, baik yang
Universitas Sumatera Utara
timbul dalam tingkat Pengadilan Niaga sebesar Rp. 5.000.000,. Lima Juta Rupiah dan dalam tingkat kasasi sebesar Rp. 2.000.000,. Dua Juta
Rupiah.
Analisis: Bila diteliti dalam kasus ini terdapat fakta:
a. PT. Ometraco Corp. Tbk adalah induk perusahaan yang bertindak sebagai
debitor terhadap para pemohon untuk kepentingan anak perusahaannya PT. Ometraco Multi Artha melakukan pinjaman modal investor
berdasarkan Facility agreement tertanggal 3 Desember 1996. Dikarenakan pinjaman langsung PT. Ometraco terhadap para pemohon yang telah jatuh
tempo dan belum dibayar dan PT. Ometraco tersebut mempunyai dua atau lebih dari kreditor. Hal ini sesuai dengan Pasal 2 Ayat 1 UUK.
b. PT. Ometrco Multi Artha adalah anak perusahaan yang bertindak sebagai
debitor dalam perjanjian kredit sindikasi tanggal 26 Juni 1997 Nomor 274 dan menempatkan induk perusahaan PT. Ometraco Corp. Tbk sebagai
penjamin corporate guarantee terhadap pelunasan utang anak perusahaannya PT. Ometraco Multi Artha terhadap para pemohon.
Dikarenakan PT. Ometraco dalam perjanjian penjaminan perusahaan corporate guarantee agreement, melepaskan hak istimewa yang
diberikan kepadanya berdasarkan Pasal 1831 KUHPerdata yang
Universitas Sumatera Utara
menyatakan bahwa “penjamin tidaklah diwajibkan membayar kepada kreditor, selain jika debitor lalai, sedangkan benda debitor ini harus lebih
dahulu disita dan dijual untuk melunasi utangnya.” dan selain hak istimewa tersebut, PT. Ometraco juga mengenyampingkan hak istimewa
lainnya yang diberikan kepadanya, yang diatur pada Pasal 1837, Pasal 1848 dan Pasal 1849. Dengan menyatakan bersedia mengikatkan dirinya
secara tanggung renteng sesuai yang diatur pada Pasal 1832 KUHPerdata, sehingga PT. Ometraco kedudukannya seperti seorang debitor.
Dengan adanya fakta tentang facility agreement tertanggal 3 Desember 1996 dan perjanjian kredit sindikasi tanggal 26 Juni 1997, dikaitkan dengan
prinsip hukum dalam Company Law tentang Separate Entity antara induk dan anak perusahaannya dalam holding company, maka perjanjian pailit petition
of bankruptcy dalam dua permohonan yang terpisah dan berdiri sendiri yang dalam kasus ini perkara No. 04Pailit1998PN Niaga Jakarta Pusat terhadap
PT. Ometraco Corp. induk perusahaan dan perkara No. 05Pailit1998PN Niaga Jakarta Pusat terhadap PT. Ometraco Multi Artha anak
perusahaannya adalah sudah benar dan telah sesuai berdasarkan Pasal 1 angka 1 UUPT yang menyatakan bahwa perseroan terbatas adalah badan
hukum, hal ini juga berlaku pada perusahaan grup, dikarenakan kerangka pengaturan perusahaan grup di Indonesia masih menggunakan hukum
perseroan, sesuai dengan peruntukannya sebagai kerangka pengaturan perseroan tunggal. Oleh karena itu, hukum perseroan masih mempertahankan
Universitas Sumatera Utara
pengakuan yuridis formal terhadap status badan hukum induk dan anak perusahaan sebagai subyek hukum mandiri separate legal entity.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN