25
Melalui proses penelitian tersebut diadakan analisa dan konstruksi data yang telah dikumpulkan.
55
Oleh karena penelitian merupakan suatu sarana ilmiah bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, maka metodologi penelitian
yang diterapkan harus senantiasa disesuaikan dengan ilmu pengetahuan yang menjadi induknya.
56
Dengan demikian metode penelitian adalah merupakan upaya ilmiah untuk memakai dan memecah suatu permasalahan berdasarkan
metode tertentu.
1. Jenis dan Sifat Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tesis ini adalah penelitian yuridis normatif yaitu penelitian yang difokuskan untuk mengkaji penerapan
kaedah-kaedah atau norma-norma hukum positif.
57
Dengan pertimbangan bahwa titik tolak penelitian untuk menganalisis hak istimewa dalam perjanjian
pemberian garansi dikaitkan dengan kepailitan anak perusahaan sesuai dengan kaedah-kaedah atau norma-norma hukum positif yang mengaturnya.
Mengambil istilah Ronald Dworkin, penelitian semacam ini juga disebut dengan istilah penelitian doktrinal doktrinal research, yaitu penelitian yang
menganalisis hukum baik yang tertulis di dalam buku law at it is written in the
55
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI:Press, 2005, hal. 5-6.
56
Soerjono Soekanto dan sri Mahmudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996, hal. 64.
57
Johny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Surabaya: Bayumedia, 2008, hal. 282.
Universitas Sumatera Utara
26
book, maupun hukum yang diputuskan oleh hakim melalui proses pengadilan law as it decided by the jungle through judicial process.
58
Sifat penelitian dalam tesis ini adalah bersifat deskriptif analitis, penelitian bersifat deskriptif analitis merupakan suatu penelitian yang menggambarkan,
menelaah, menjelaskan, dan menganalisis suatu peraturan hukum.
59
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier,
yaitu: a.
Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang bersifat autoritatif artinya
mempunyai otoritas. Bahan hukum primer terdiri dari peraturan perundang-undangan yang diurut berdasarkan hierarki
60
seperti peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu peraturan
perundang-undangan di bidang hukum kepailitan yaitu Kitab Undang- undang Hukum Perdata, Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-undang
Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.
58
Bismar Nasution, Metode Penelitian Hukum Normatif dan Perbandingan Hukum, disampaikan pada dialog interaktif tentang penelitian hukum dan hasil penulisan hukum pada majalah
akreditasi, Fakultas Hukum USU, tgl 18 Februari, 2003, hal. 2.
59
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1986, hal. 6.
60
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana, 2006, hal. 141.
Universitas Sumatera Utara
27
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang terdiri atas buku-buku teks yang ditulis oleh ahli hukum yang berpengaruh, jurnal-jurnal hukum,
pendapat para sarjana, kasus-kasus hukum, yurisprudensi, dan hasil-hasil simposium mutakhir yang berkaitan dengan topik penelitian.
61
Dalam penelitian ini, bahan hukum sekunder yang digunakan adalah berupa
buku-buku rujukan yang relevan, hasil karya tulis ilmiah, dan berbagai makalah yang berkaitan.
c. Bahan Hukum Tersier
Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder
62
berupa kamus umum, kamus bahasa, surat kabar, artikel, internet.
3. Tekhnik Pengumpulan Data