Menurut Boulter, Dalziel, dan Hill dalam Edy Sutrisno 2009, mengemukakan kompetensi adalah suatu karateristik dasar dari seseorang yang
memungkinkannya memberikan kinerja unggul dalam pekerjaan, peran, atau situasi tertentu.
Dari teori-teori diatas ditarik kesimpulan bahwa kompetensi adalah suatu karateristik mendasar pada setiap individu yang dihubungkan dengan kriteria yang
direferensikan terhadap kinerja yang unggul atau efektif dalam sebuah pekerjaan. Kompetensi merupakan faktor kunci penentu bagi seseorang dalam menghasilkan
kinerja yang sangat baik. Dalam situasi kolektif, kompetensi merupakan faktor kunci penentu keberhasilan organisasi
2.6.2. Manfaat Kompetensi
Keberhasilan sistem berbasis kompetensi sangat bergantung kepada: 1.
Keakuratan pengukuran kompetensi pegawai 2.
Keakuratan pendefenisian model kompetensi. Kompetensi terpenting yang diisyaratkan pada tiap jabatan agar seseorang dapat melaksanakan pekerjaan
dengan sangat baik 3.
Validasi model yang digunakan dalam mengukur kesesuaian antara pekerjaan dan calon pemangku jabatan.
2.6.3. Karateristik Kompetensi
Menurut Wibowo 2007, terdapat lima tipe karateristik kompetensi, yaitu sebagai berikut:
1. Motif, adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau diinginkan orang
yang menyebabkan tindakan. Motif mendorong, mengarahkan dan memilih perilaku menuju tindakan atau tujuan tertentu
Universitas Sumatera Utara
2. Sifat, adalah karateristik fisik dan respon yang konsisten terhadap situasi atau informasi. Kecepatan reaksi dan ketajaman mata merupakan ciri fisik kompetensi
seseorang. 3. Konsep diri, adalah sikap, nilai-nilai, atau citra diri seseorang. Percaya diri
merupakan keyakinan orang bahwa mereka dapat efektif hampir setiap situasi. 4. Pengetahuan, adalah informasi yang dimiliki orang dalam bidang spesifik.
Pengetahuan adalah kompetensi yang kompleks. Skor pada tes pengetahuan sering gagal memprediksi prestasi kerja karena gagal dalam pengukuran
pengetahuan dan keterampilan 5. Keterampilan, adalah kemampuan mengerjakan tugas fisik atau mental tertentu.
Kompetensi mental atau keterampilan kognitif termasuk berpikiran analitis dan konseptual
2.6.4. Pengukuran Kompetensi
Setelah berhasil membuat model kompetensi, mengidentifikasi kompetensi apa saja yang dibutuhkan pada semua pekerjaan dalam organisasi maupun
kompetensi pada pekerjaan tertentu, maka tahap terpenting berikutnya adalah mengidentifikasi dengan akurat tingkat kompetensi yang dimiliki oleh pegawai
calon pegawai. Hal ini agar dapat mengidentifikasi pegawai yang paling memenuhi persyaratan untuk menduduki jabatan tertentu. Berbagai metode dapat dilakukan
untuk mengukur kompetensi antara lain: 1.
Behavior Event Interview BEI Tekhnik interview ini telah terbukti sebagai teknik yang paling memiliki
akurasi tinggi dalam mengidentifikasi kompetensi yang dimiliki seseorang.
Universitas Sumatera Utara
Prinsip BEI adalah mencari data rinci dari pengalaman masa lalu kandidat tentang:
Apa yang dilakukan kandidat pada situasi tertentu, bukan apa yang
mungkin dilakukan
Apa yang dipikirksn dan dirasakan pada situasi tetentu Hal yang pernah dilakukan merupakan bukti terbaik apakah seseorang
memiliki kompetensi atau tidak. Melalui teknik ini, kita tidak sekedar dapat mengidentifikasi bahwa seseorang memilki kompetensi tertentu saja,
melainkan dapat menentukan dengan tepat tingkatanlevel kompetensi yang dimiliki yang menjadi dasar aplikasi kompetensi pada berbagai aspek
pengelolaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi. 2.
Tes Bermacam tes dapat dipakai untuk mengukur kompetensi, misal: work-
sampel test, mental ability test dan personality test 3.
Assesment Center Kandidat dikumpulkan disuatu tempat selama beberapa hari untuk melakukan
beberapa kegiatan, dinilai oleh assessor. Beberapa kegiatan yang biasanya dilakukan adalah in-basket exercise, stress exercise dan wawancara,
presentasi mengenai visi, misi, strategi. 4.
Biodata Beberapa kompetensi dapat diprediksi berdasarkan pengalaman kerja
seseorang, misalnya achievement motive dengan melihat prestasi akademis, team leadership dari kegiatan organisasi yang dipimpinnya atau relationship
building dari kegiatan sosial yang diikutinya.
Universitas Sumatera Utara
5. Rating
Rating dapat dilakukan oleh pimpinan, rekan kerja, bawahan, pelanggan atau spesialis.
2.6.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kompetensi