Uji F Uji Simultan Serempak Gain Sharing

1. Uji F Uji Simultan Serempak

Pengujian hipotesis untuk uji F dilakukan untuk melihat signifikan secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah: H = 0 kedisiplinan dan kompetensi secara simultan tidak berpengaruh terhadap budaya organisasi perawat Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan H a ≠ 0 kedisiplinan dan kompetensi berpengaruh secara simultan terhadap budaya organisasi perawat Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan Untuk menguji apakah hipótesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik F F test. Rumus yang digunakan untuk menghitug statistik F F test adalah sebagai berikut: Mean Square Regresión F = Mean Square Error Jika F hitung F tabel , maka H diterima dan H a ditolak dan jika F hitung F tabel , maka H di tolak dan H a diterima

2. Uji t Uji Parsial

Uji t bertujuan melihat secara parsial apakah ada pengaruh dari variabel bebas yaitu disiplin dan kompetensi terhadap variabel terikat yaitu budaya organisasi yang dianut perawat di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan. Model hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah: Universitas Sumatera Utara H = 0 kedisiplinan dan kompetensi secara simultan tidak berpengaruh terhadap budaya organisasi perawat Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan H a ≠ 0 kedisiplinan dan kompetensi secara simultan berpengaruh terhadap budaya organisasi perawat Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan Nilai t hitung akan dibandingkan dengan nilai t tabel dengan kriteria pengambilan keputusan yaitu jika t hitung t tabel maka H diterima dan H a ditolak dan jika t hitung t tabel , maka H ditolak dan H a diterima. Pengujian hipotesis baik secara simultan maupun parsial dilakukan dengan menggunakan software pengolahan data Statistical Package for Social Sciences SPSS dengan versi 15.0 3.9 Pengujian Asumsi Klasik 3.9.1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji t dan uji F diasumsikan bahwa nilai residual mengikut distribusi normal Ghozali, 2005 menyatakan bahwa, ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik Untuk melihat normalitas residual dilakukan dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribisi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan memandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang meggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonal. Universitas Sumatera Utara

3.10.2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas independent. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variable independent. Menurut Ghozali 2005 bahwa jika variable independent saling berkorelasi, maka variable tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai toleransi dan Variance Inflation Factor VIF, dimana jika nilai toleransi 0,10 atau nilai VIF 10 berarti terdapat multikolinieritas.

3.10.3. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksaman variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu penglihatan ke penglihatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Untuk uji heterokedastisitas pada penelitian ini dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya, dengan dasar analisis sebagai berikut: 1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas Universitas Sumatera Utara 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas da dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Rumah sakit Tk II Putri Hijau Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Kesdam IBukit Barisan oleh masyarakat umum akrab disebut Rumkit Putri Hijau merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang berada tepat dijantung kota Medan. Sebagai instansi militer Rumah Sakit Putri Hijau merupakan pelaksana Kesdam IBB yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan berupa pengobatan, perawatan, rehabilitasi medik yang ditujukan kepada prajurit TNI dan PNS beserta keluarganya diwilayah Kodam IBB, serta menyelenggarakan pendidikan tenaga kesehatan sesuai dengan keampuan yang ada. Disamping itu dengan adanya kapasitas lebih Rumkit Tk II Putri Hijau Kesdam IBB juga melayani masyarakat umum.

4.1.1.1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Tk II Putri Hijau

Setelah masa kemerdekaan Tahun 1945 banyak anggota tentara maupun keluarga yang mengalami sakit dan berdomisili di Medan memanfaatkan fasilitas kesehatan rumah sakit swasta yang ada disekitar Medan. Hal ini karena rumah sakit tentara merupakan satu-satunya yang ada di Sumatera Utara hanya ada di Pematang Siantar merupakan peninggalan tentara Belanda sementara jumlah anggota yang memanfaatkan fasilitas kesehatan ini bertambah dari hari kehari, untuk itu para Universitas Sumatera Utara pejuang kemerdekaaan maupun dokter tentara yang ada di Medan berpikir perlu adanya fasilitas kesehatan Rumah Sakit khusus tentara di kota Medan ini. Pada tahun1950 atas prakarsa dokter militer yang diketuai Letkol dr. Moh Majoedin mendirikan sebuah Tempat Perawatan Asrama TPA yang berlokasi di Jalan Banteng 2A Medan. TPA ini dipergunakan untuk merawat anggota tentara maupun keluarga yang menderita penyakit ringan, sedangkan untuk penyakit berat diawat di RSTP Siantar. TPA ini memiliki fasilitas 10 tempat tidur, laboratorium kecil, kamar obat, kamar suntik, kamar bedah kecil dan dapur Pada tahun 1951 Letkol dr. Moh.Majoedin sekaligus selaku Kepala Dinas Kesehatan Tk I menerima penyeraan 4 bangsal Rumah Sakit Verenigde Deli Maatschkapy VDM, yaitu RS PTPN II sekarang dahulu RS PTP IX Tembakau Deli yang sebelumnya dipergunakan oleh Belanda untuk merawat Tentara Belanda yang sakit dan berlokasi di Jalan Putri Hijau Medan. Dengan diserah terimanya VDM tersebut, TPA berubah menjadi Tempat Perawatan Tentara TPT. Sampai sekarang ini Rumkit Tk II Putri Hijau Medan telah dipimpin oleh 20 Kepala Rumah Sakit.

4.1.1.2. Visi ,Misi, dan Motto Rumah Sakit Tk II Putri Hijau

Rumah Sakit Tk II Putri Hijau Medan Merupakan pelaksana Kesdam IBB dalam memberikan pelayanan kepada Prajurit TNI, PNS TNI beserta keluarganya mempunyai Visi, Misi Dan Motto sbb: Visi : “Menjadi Rumah Sakit Dambaan Warga TNI dan Masyarakat Dikawasan Barat Negara Kesatuan Republik Indonesia.” Universitas Sumatera Utara Misi : 1. Memberikan dukungan dan pelayanan kesehatan yang tepat, akurat bagi personil beserta keluarga TNI secara professional 2. Turut berperan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan memberikan pelayanan dan pendidikan kesehatan yang bermanfaat secara optimal sesuai keampuan masyarakat Motto : ”Kerja Ikhlas dan Tuntas Pasien Puas. Menjadi Rumah Sakit Dambaan Masyarakat Luas.”

4.1.1.3. Struktur Organisasi Rumah Sakit Tk II Putri Hijau

Berdasarkan Skep Kasad IBB Nomor : Skep 69XII 2004 Tanggal 24 Desember 2004 tentang organisasi dan tugas Kesdam IBB termasuk Rumkit Tk II Putri Hijau Kesdam IBB sebagai berikut: 1. Eselon Pimpinan : a. Kepala Tugas : Pembantu dan pelaksana Kesdam dibidang penyelenggaraan, pengobatan, perawatan dan rehabilitasi penderita serta pendidikan tenaga kesehatan b. Wakil Kepala Tugas : Pembantu dan penasehat kepala rumah sakit serta mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan. 2. Komite Medik Tugas : Membantu tugas kepala rumah sakit dalam bidang penyelenggaraan medis rawat jalan dan rawat inap Universitas Sumatera Utara 3. Eselon Pembantu Pimpinan : - Siyanmed Seksi Pelayanan Medis Tugas : Membantu tugas kepala rumah sakit dalam bidang penyelenggaraan administrasi medis, terutama dalam hal : a. Bertanggung jawab pada pelaksanaan semua kegiatan pelayanan yang berhubungan dengan medis b. Mengkoordinir kegiatan pelayanan masing-masing unit serta mengevaluasi hasil pelayanan yang dipakai oleh pengguna jasa pelayanan rumah sakit c. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh pimpinan - Sijangmed Seksi Penunjang Medis Tugas : Membantu dan pelaksana kepala rumah sakit dalam bidang rencana pengaturan dalam kebutuhan alat-alat, pengadaan, pendistribusian, pemeliharaan dan sarana penunjang serta melaksanakan administrasi - Sijangum Seksi Penunjang Umum Tugas : Pembantu dan pelaksana kepala dalam bidang rencana dan pengaturan dalam kebutuhan obat-obatan, ransum penderita, sarana perawatan, sarana medis dan penunjang serta melaksanakan administrasi. 4. Eselon unsur pelayanan a. Pelayanan teknis : Urinfokes Urusan Informasi Kesehatan Tugas : Pembantu dan pelaksana pengumpulan, penyajian data dan kegiatan yang berkenaan dengan informasi kesehatan b. Pelayanan umum : Situud Seksi Tata Usaha Urusan Dalam Universitas Sumatera Utara Tugas : Pembantu dan pelaksana dibidang penyelenggaraan dan pelaksanaan administrasi dan urusan dalam 5. Eselon Pelaksana a. Teknis Medis Tugas : Membantu rumah sakit dalam hal menyelenggarakan berbagai pelayanan kesehatan serta pengobatan bagi seluruh anggota antara lain : - Dep. Bedah dan Anastesi - Dep. Obgyn dan IKA - Dep. Peny. Dalam, Jantung dan Paru - Dep. Mata, THT dan Kulkel - Dep. Gigi dan Mulut - Dep. Peny. Syaraf dan Jiwa b. Penunjang Pelayanan Tugas: Membantu kepala rumah sakit dalam penyelenggaraan kegiatan penunjang pelayanan kesehatan, pengobatan serta pendidikan kesehatan, antara lain: - Instalansi Kamar Bedah Pendidikan - Instalansi Rehabilitasi Medik - Instalansi Watlan Rawat Jalan - Instalansi Watnap Rawat Inap - Instalansi Jangdiag Penunjang Diagnosa - Instalansi Farmasi Apotik - Instalansi Jangwat Penunjang Rawatan - Instaldik Instalasi Pendidikan Universitas Sumatera Utara 6. Staf Medik Fungsional Tugas :- Mengatur administrasi staff medik fungsional - Mengatur kegiatan profesi - Mengawasi kualitas pelayanan sesuai profesi - Melaksanakan tugas diagnosa dan pengobatan - Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan pihak terkait - Mengadakan pendidikan dan pelatihan - Mengadakan penelitian dan pengembangan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

4.1.1.4. Budaya Organisasi yang ada di Rumah Sakit Tk.II Putri Hijau

Budaya organisasi yang dimiliki Rumkit Tk.II Putri Hijau adalah Budaya Militer yaitu budaya dimana setiap anggota organisasinya perawat wajib mentaati dan melaksanakannya tanpa kecuali. Adapun Budaya Organisasi yang dimiliki Rumkit Tk.II Putri Hijau mempunyai ciri-ciri antara lain : 1. Kewenangannya hirarkis 2. Pimpinan bertanggungjawab atas semua tindakan bawahan 3. Bawahan wajib melaksanakan semua perintah atasan 4. Melaksanakan semua perintah dan peraturan dengan penuh rasa tanggungjawab 5. Selalu berkesinambungan dalam melaksanakan tugas 6. Selalu berkoordinasi dengan pihak terkait dalam melaksanakan tugas 7. Saling hormat menghormati

4.1.1.5. Insentif di Rumah Sakit Tk.II Putri Hijau

Pemberian insentif kepada perawat sangat penting dilakukan. Hal ini dilakukan guna meningkatkan kinerja dari setiap perawat. Adapun insentif yang diberikan Rumah sakit kepada perawat berbagai macam bentuknya, antara lain :

1. Gain Sharing

Yaitu pembayaran jasa atas kinerja lebih yang diberikan perawat diluar dari tugas pokok mereka yaitu merawat dan mengobati pasien militer, PNS, beserta keluarganya. Pemberian jasa lebih diberikan Rumah sakit kepada perawat yang mendapat tugas tambahan merawat pasien yang berasal dari pasien Askes, Umum dan Jamkesmas. Adapun dalam hal pembagian jasa, umumnya perawat diruangan Universitas Sumatera Utara mendapat pembagian jasa yang sama rata dengan perawat yang lain antara kepala ruangan dengan anggotanya, meskipun ada beberapa ruangan sedikit berbeda artinya tidak sama ratanya dalam pembagian jasa antara kepala ruangan dengan anggotanya namun berapa jumlah persentase pembagian tidak baku. Tergantung berapa besarnya uang jasa yang diterima perawat diruangan pada bulan itu. 2. Insentif Jaga Malam Yaitu Insentif yang diberikan Rumah sakit atas kesediaan perawat melakukan dinas malam. Besarnya insentif yang diberikan rumah sakit tergantung berapa hari dalam sebulan perawat mendapat tugas jaga malam di ruangan. Artinya bahwa setiap perawat mendapat uang jasa yang berbeda setiap individunya 3. Insentif Promosi Yaitu insentif yang diberikan Rumah sakit atas dasar kinerja yang baik yang diberikan seorang perawat. Insentif itu berupa pemberian promosi atas suatu jabatan. Adapun syarat dan ketentuannya sudah ditentukan oleh pihak rumah sakit, sehingga jika seorang perawat tersebut sudah cukup persyaratan mereka akan langsung dipromosikan oleh pimpinan untuk menjabati satu jabatan.

4.1.1.6. Standar Kinerja yang ada di Rumah Sakit Tk.II Putri Hijau

Standar kinerja yang dimiliki Rumah Sakit Tk.II Putri Hijau adalah : 1. Melaksanakan semua peraturan dan prosedur kerja dengan baik 2. Melaksanakan pelayanan keperawatan kepada pasien dengan penuh rasa tanggungjawab. 3. Mengurangi kesalahan kerja seminimal mungkin 4. Mengutamakan kecepatan dalam memberikan pelayanan. Universitas Sumatera Utara 5. Mengutamakan keluhan pasien 6. Selalu tetap berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.

4.1.1.7. Standar Kedisiplinan yang ada di Rumah Sakit Tk.II Putri Hijau

Standar kedisiplinan yang dimiliki Rumah Sakit Tk.II Putri Hijau adalah : 1. Jam masuk kerja dimulai pukul 07.00 Wib dengan diawali Apel pagi. 2. Jam pulang kerja pukul 15.00 Wib 3. Tingkat kehadiran 100 4. Wajib memakai pakaian seragam. 5. Memberikan sanksi atau hukuman bagi yang melanggar peraturan 6. Menjunjung tinggi semua peraturan

4.1.1.8. Standar Kompetensi yang ada di Rumah Sakit Tk.II Putri Hijau

Standar kompetensi yang dimiliki Rumah Sakit Tk.II Putri Hijau adalah : 1. Perawat yang diterima oleh Rumah sakit minimal mempunyai kualifikasi pendidikan yaitu D3 Keperawatan Kesehatan. 2. Perawat yang bekerja harus mempunyai keterampilan khusus 3. Memiliki sifat kekeluargaan, empaty, dan dapat bekerjasama dalam tim. 4. Mempunyai sifat jujur dan sabar. 4.1.2. Karakteristik Responden 4.1.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Karakteristik responden berdasarkan Asal Perawat dapat dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan asal perawat Asal Perawat Jumlah orang Perawat Militer Perawat PNS Perawat Depkes 21 46 3 30 65,7 4,3 Total 70 100 Sumber : Hasil Penelitian,2011 data diolah Berdasarkan hasil penelitian karakteristik responden menurut asal perawat menunjukkan bahwa responden yang berasal dari perawat militer sebanyak 21 orang 30, perawat PNS sebanyak 46 orang 65,7, dan yang berasal dari perawat Depkes ada 3 orang 4,3. Perawat yang berasal dari perawat PNS pegawai negeri sipil lebih banyak dibandingkan dengan perawat dari militer, hal ini karena banyaknya perawat yang melamar di rumah sakit dari jalur sipil dibandingkan militer. Selain itu sangat terbatasnya perawat militer untuk dapat penuh bekerja dirumah sakit dikarenakan banyaknya tugas luarnya sebagai TNI sehingga menyebabkan perawat dari jalur sipil lebih banyak diterima serta adanya pengangkatan perawat sipil honor menjadi perawat PNS.

4.1.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Bagian Kerja

Karakteristik responden berdasarkan Bagian Kerja dapat dilihat pada Tabel 4.2 dibawah ini Tabel 4.2. Karakteristik responden berdasarkan bagian kerja Bagian Kerja Jumlah orang Perawat Jalan Perawat Inap 22 48 31,4 68,6 Total 70 100 Sumber : Hasil Penelitian,2011 data diolah Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil penelitian karakteristik responden menurut kelompok bagian kerja menunjukkan bahwa responden yang bagian kerjanya pada perawat jalan sebanyak 22 orang 31,4, dan responden yang bagian kerjanya pada perawat inap sebanyak 48 orang 68,6. Responden yang bagian kerjanya pada perawat inap lebih banyak, karena perawat inap paling banyak dibutuhkan daripada perawat pasien rawat jalan. Hal ini dikarenakan perawat inap bekerja hingga malam dengan menggunakan shiftjadwal sedangkan perawat jalan hanya sampai sore saja. Selain itu lebih banyaknya tugas yang dihadapi perawat inap dibandingkan perawat jalan.

4.1.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.3 dibawah ini: Tabel 4.3. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Jumlah orang Laki-laki Perempuan 28 42 40 60 Total 70 100 Sumber : Hasil Penelitian,2011 data diolah Tabel 4.3. menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 28 orang 40 dan jenis kelamin perempuan sebanyak 42 orang 60. Berdasarkan karakteristik jenis kelamin tersebut menunjukkan bahwa jumlah responden perempuan lebih banyak daripada jumlah responden laki-laki, hal ini dikarenakan lebih banyaknya perempuan yang melamar sebagai perawat di bandingkan laki-laki serta adanya keyakinan bahwa perawat perempuan lebih mempunyai sifat empati, kelembutan atau peduli dibandingkan perawat laki-laki. Universitas Sumatera Utara

4.1.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4.4 dibawah ini Tabel 4.4. Karakteristik responden berdasarkan usia Usia Jumlah orang 20 – 30 31 – 40 41 – 50 13 49 8 18,6 70,0 11,4 Total 70 100 Sumber : Hasil Penelitian,2011 data diolah Berdasarkan hasil penelitian karakteristik responden menurut kelompok usia menunjukkan bahwa responden yang berusia 20 – 30 tahun sebanyak 13 orang 18,6, usia 31 – 40 tahun sebanyak 49 orang 70,0, dan yang berusia 41 – 50 tahun 8. Responden yang berusia 31 – 40 lebih banyak, karena perawat dengan usia tersebut serta rumah sakit berpendapat bahwa pada usia tersebut seorang perawat dalam usia yang produktif dengan kata lain masih semangat untuk bekerja dan berpengalaman dibandingkan usia dibawahnya yang berusia 20-30 yang masih belum banyak berpengalaman sedangkan usia diatasnya 41-50 aktifitas seorang perawat biasanya mulai menurun seiring dengan usia , stres, bosan, beban yang mereka alami.

4.1.2.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Karakteristik responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada Tabel 4.5 dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja Masa Kerja Jumlah orang 0 – 5 6 – 10 11 – 15 16 – 20 7 28 21 14 10 40 30 20 Total 70 100 Sumber : Hasil Penelitian,2011 data diolah Berdasarkan hasil penelitian karakteristik responden berdasarkan masa kerja menunjukkan bahwa responden yang masa kerja 0 – 5 tahun sebanyak 7 orang 10, masa kerja 6 – 10 tahun sebanyak 28 orang 40, masa kerja 11 – 15 tahun sebanyak 21 orang 30, masa kerja 16 – 20 tahun sebanyak 14 orang 20. Responden yang masa kerjanya 6 – 10 tahun dan 11-15 tahun lebih banyak karena perawat-perawat dirumah sakit masih tergolong perawat pada usia yang produktif dimana mereka dapat bekerja lebih keras guna memberikan kepuasan pada pasien sehingga dapat mengurangi keluhan pasien terhadap rumah sakit serta berpengalaman.

4.1.2.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.6 dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel. 4.6. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah orang SMA SPK D3 SI 11 53 6 15,7 75,7 8,6 Total 70 100 Sumber : Hasil Penelitian,2010 data diolah Berdasarkan hasil penelitian karakteristik responden menurut tingkat pendidikan menunjukkan bahwa responden yang memiliki latar belakang pendidikan SMASPK sebanyak 11 orang 15,7, Diploma D-3 sebanyak 53 orang 75,7, Sarjana S-1 sebanyak 6 orang 8,6. Responden lebih banyak dari D3, hal ini karena pada saat sekarang ini syarat mutlak untuk menjadi perawat adalah D3 dan pada tingkatan pendidikan tersebut rumah sakit beranggapan bahwa perawat sudah terampil secara khusus serta banyaknya perawat yang berasal dari SPK meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dengan melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi lagi D3. 4.1.3. Penjelasan Responden Atas Variabel Penelitian 4.1.3.1. Penjelasan Responden atas Variabel Budaya Organisasi Berdasarkan hasil pengolahan data, tanggapan responden atas budaya organisasi dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7. Jawaban Responden Atas Variabel Budaya Organisasi Jawaban a b c d e No Pertanyaan f f f f f 1 kemampuan kerjasama perawat dengan pasien 10 14,3 23 32,9 35 50,0 2 2,9 - - 2 hubungan kerjasama antara sesama perawat yang ada didalam rumah sakit - - 25 35,7 29 41,4 16 22,9 - - 3 kemampuan perawat dalam menganalisis masalah pekerjaan 29 41,2 32 45,7 9 12,9 - - - - 4 kemampuan perawat dalam mengimplementasikan prosedur kerja yang ditetapkan kedalam pekerjaan 4 5,7 15 21,4 47 67,1 4 5,7 - - 5 pentingnya aspek cepat tanggap cekatan perawat dalam menyelesaikan pekerjaan - - 17 24,3 30 42,9 22 31,4 1 1,4 6 upaya perawat dalam mencapai hasil kerja yang baik 26 37,1 10 14,3 32 45,7 2 2,9 - - 7 tingkat kecepatan perawat dalam menyelesaikan pekerjaan 21 30,0 41 58,6 6 8,6 2 2,9 - - 8 penekanan kerjasama setiap perawat untuk mencapai keberhasilan suatu pekerjaan 3 4,3 5 7,1 35 50,0 21 30,0 - - Sumber : Hasil Penelitian,2010 data diolah Penjelasan responden mengenai kemampuan kerjasama perawat dengan pasien menunjukkan bahwa sebagian besar dari responden atau sebanyak 35 orang 50,0 menjawab mampu, sebanyak 23 orang 32,9 menjawab sangat mampu dan sebanyak 10 orang 14,3 menjawab sangat mampu sekali. Hal ini menunjukkan bahwa antara perawat dan pasien cukup mampu menjalin kerjasama, seperti merapikan tempat tidur dan lain sebagainya dimana kebutuhan pasien yang masih bisa dilakukan tanpa bantuan perawat, pasien ataupun keluarga pasien mampu dan dengan sukarela melakukan pekerjaan perawat. Sedangkan 2 orang 2,9 Universitas Sumatera Utara responden yang menyatakan kurang mampu menjelaskan perawat yang kurang mampu bekerjasama dengan pasien dikarenakan kurang mengerti keadaan dan kondisi pasien atau kurangnya keterampilan empati dan komunikasi mereka dalam menghadapi pasien, untuk itu rumah sakit perlu memberikan latihan komunikasi kepada mereka. Penjelasan responden mengenai hubungan kerjasama antara sesama perawat yang ada didalam rumah sakit menunjukkan bahwa sebanyak 25 orang 35,7 menjawab sangat baik, sebanyak 29 orang 41,4 menjawab baik. Hal ini menunjukkan bahwa sesama perawat hubungan kerjasamanya cukup baik, bahkan sangat baik. Hal ini bisa dilihat dalam bentuk kerjasama apabila perawat mendapat tugas tambahan diluar, maka perawat yang lain mau membantu tugas perawat yang ditinggalkan. Sedangkan 16 orang 22,9 dari responden menjawab kurang baik, menjelaskan bahwa hubungan kerjasama yang kurang baik tersebut dikarenakan kurangnya kekompakan dan komunikasi dalam bekerja serta banyaknya beban kerja yang mereka miliki sehingga mereka enggan membantu sesama rekan kerja. Penjelasan responden mengenai kemampuan perawat dalam menganalisis masalah pekerjaan menunjukkan bahwa sebanyak 29 orang 41,4 menjawab sangat mampu sekali, sebanyak 32 orang 45,7 dari responden menjawab sangat mampu dan sebanyak 9 orang 12,9 dari responden menjawab mampu . Hal ini menunjukkan bahwa perawat sangat mampu menganalisis masalah dalam pekerjaannya, seperti masalah-masalah yang menyangkut keluhan pasien terhadap rumah sakit. Hal ini sangat diharapkan oleh rumah sakit karena hal ini akan membuat pasien akan merasa puas dan kinerja yang diharapkan rumah sakit tercapai.. Universitas Sumatera Utara Penjelasan responden mengenai kemampuan perawat dalam mengimplementasikan prosedur kerja yang ditetapkan kedalam pekerjaan menunjukkan bahwa sebanyak 4 orang 5,7 dari responden menjawab sangat mampu, sebanyak 15 orang 21,4 menjawab sangat mampu, dan sebanyak 47 orang 67,1 dari responden menjawab mampu. Hal ini mennjukkan bahwa perawat cukup mampu mengimplementasikan prosedur kerja yang ditetapkan rumah sakit dikarenakan pada umumnya tingkat pendidikan perawat cukup memadai D3 sehingga perawat mudah mengerti dalam pengimplementasian prosedur kerja. Sedangkan 4 orang 5,7 responden yang menjawab kurang mampu, hal ini menjelaskan bahwa untuk bisa mengimplementasikan prosedur kerja dengan benar mereka butuh banyak latihan dan bertanya kepada senior, untuk itu terhadap perawat ini rumah sakit hendaknya memberikan latihan atau kursus tambahan kepada mereka. Penjelasan responden mengenai pentingnya aspek cepat tanggap cekatan perawat dalam menyelesaikan pekerjaan menunjukkan bahwa sebanyak 30 orang 42,9 dari responden menjawab sangat penting dan sebanyak 22 orang 31,4 dari responden menjawab penting sedangkan sebanyak 17 orang 24,3 dari responden menjawab kurang penting dan 1 orang 1,4 responden menjawab tidak penting. Hal ini menunjukkan bahwa seorang perawat harus memiliki sikap cepat tanggap cekatan, apalagi menghadapi situasi pasien yang gawat darurat. Sedangakan 1 orang menganggap bahwa tidak penting hal ini dikarenakan perawat tersebut kurang mengerti tentang pentingnya aspek cepat tanggap tersebut, untuk itu hendaknya rumah sakit memberikan latihan yang lebih terhadap perawat tersebut agar lebih terampil dan cekatan. Universitas Sumatera Utara Penjelasan responden mengenai upaya perawat dalam mencapai hasil kerja yang baik menunjukkan bahwa sebanyak 26 orang 37,1 dari responden menjawab sangat berupaya sekali, sebanyak 10 orang 14,3 dari responden menjawab sangat berupaya dan sebanyak 32 orang 45,7 dari responden menjawab berupaya. Hal ini menunjukkan bahwa perawat sebenarnya cukup berupaya dalam mencapai hasil kerja yang baik, hal ini dapat dilihat dari upaya beberapa orang perawat yang mau bertanya kepada atasan ataupun sesama tim kerja apabila menemukan kendala atau masalah dalam pekerjaan, sedangkan 2 orang 2,9 dari responden menjawab kurang mampu, hal ini menunjukkan bahwa perawat tersebut kurang mampu bekerja sama guna meningkatkan kinerjanya serta adanya kejenuhan yang terkadang datang kepada mereka sehingga hasil kerjanya tidak maksimal. Penjelasan responden mengenai tingkat kecepatan perawat dalam menyelesaikan pekerjaan menunjukkan bahwa sebanyak 21 orang 30,0 dari responden menjawab sangat tinggi sekali, sebanyak 41 orang 58,6 dari responden menjawab sangat tinggi dan 6 orang 8,6 responden menjawab tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa perawat sangat cepat dalam menangani pasien banyak, contohnya selalu memperhatikan dan mengganti botol infus pasien yang telah habis dengan segera, menolong pasien yang membutuhkan bantuan segera mungkin. Sedangkan 2 orang 2,9 responden menjawab kurang tinggi menunjukkan bahwa perawat tersebut tidak mempunyai sifat cekatan dalam menanggani suatu masalah sehingga rumah sakit perlu memberikan pelatihan kepada perawat tersebut. Penjelasan responden mengenai penekanan kerjasama setiap perawat untuk mencapai keberhasilan suatu pekerjaan bahwa sebanyak 3 orang 4,3 dari responden menjawab sangat baik sekali , sebanyak 5 orang 7,1 dari responden Universitas Sumatera Utara menyatakan sangat baik dan sebanyak 35 orang 50,0 dari responden menjawab baik sedangkan sebanyak 21 orang 30,0 menjawab kurang baik sedangkan sisanya 6 orang 8,6 menjawab tidak baik . Hal ini menunjukkan bahwa kerjasama antar perawat sangat dibutuhkan agar pekerjaan menjadi cepat selesai dan mengurangi keluhan pada pasien. Sedangkan 21 orang 30,0 yang menjawab kurang baik dan 6 orang 8,6 menjawab tidak baik menjelaskan bahwa penekanan kerjasama tersebut tidak dilakukan secara tegas oleh pimpinan di ruangan, sehingga ada sebagian perawat yang kurang berhasil pada pekerjaan dikarenakan kurangnya kerjasama antar perawat, kurangnya pengawasan oleh pimpinan ruangan serta adanya kecemburuan perawat ruangan terhadap perawat yang lain baik itu dalam pekerjaan maupun terkadang urusan pribadi.

4.1.3.2. Penjelasan Responden atas Variabel Insentif

Berdasarkan hasil pengolahan data, tanggapan responden atas variabel Insentif dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8. Jawaban Responden Atas Variabel Insentif Jawaban a b c d e No Kuisioner f f f f f 1 pengaruh insentif yang diterima perawat 10 14,3 23 32,9 35 50,0 2 2,9 - - 2 keadilan atas pemberian gain sharing bagi hasil atas kinerja lebih yang diterima perawat 9 12,9 22 31,4 36 51,4 3 4,3 - - 3 kesesuaian antara insentif yang diberikan dengan kinerja yang dihasilkan 22 31,4 16 22,9 30 42,9 2 2,9 - - 4 respon perawat atas promosi jabatan yang diberikan pimpinan apabila perawat memperoleh prestasi tinggi 32 45,7 13 18,6 20 28,6 2 2,9 3 4,3 5 pentingnya informasi tentang berbagai peluang promosi didalam organisasi 21 30,0 7 10,0 31 44,3 11 15,7 - - 6 keterbukaan pihak rumah sakit dalam memberikan informasi tentang insentif kepada perawat 15 21,4 19 27,1 33 47,1 3 4,3 - - Penjelasan responden tentang pengaruh insentif yang diterima perawat menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 10 orang 14,3 menyatakan sangat berpengaruh sekali, 23 orang 32,9 menyatakan sangat berpengaruh, 35 orang 50,0 menyatakan berpengaruh. Berkaitan dengan jawaban responden yang lebih dominan menyatakan berpengaruh, hal ini menunjukkan bahwa insentif cukup berpengaruh bagi perawat, terutama untuk membantu kebutuhan keluarga serta meningkatkan kinerja mereka sehari-hari. Sedangkan 2 orang 2,9 menyatakan kurang berpengaruh dikarenakan mereka beranggapan bahwa ada atau tidak adanya insentif pekerjaan tetap harus dilakukan. Universitas Sumatera Utara Penjelasan responden tentang keadilan atas pemberian gain sharing bagi hasil atas kinerja yang diterima perawat menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 9 orang 12,9 menyatakan sangat adil sekali, 22 orang 31,4 menyatakan sangat adil, 36 orang 51,4 menyatakan adil. Hal ini menunjukkan bahwa gain sharing diberikan sesuai dengan hasil kinerja yang dikeluarkan, sedangkan 3 orang 4,3 menyatakan kurang adil dikarenakan insentif yang mereka dapati sedikit dimana mereka biasanya perawat yang bertugas pada ruangan yang kebanyakan pasien jamkesmas, militer dan keluarganya. Penjelasan responden tentang kesesuaian antara insentif yang diberikan dengan kinerja yang dihasilkan menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 22 orang 31,4 menyatakan sangat sesuai sekali, 16 orang 22,9 menyatakan sangat sesuai, 30 orang 42,9 menyatakan sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa insentif sudah sesuai dengan kebijakan dan ketetapan rumah sakit, sedangkan 2 orang 2,9 menyatakan kurang sesuai dikarenakan insentif yang mereka dapat sedikit dimana mereka biasanya perawat yang bertugas pada ruangan yang kebanyakan pasien jamkesmas, militer dan keluarganya sehingga menimbulkan kecemburuan. Penjelasan responden tentang respon perawat atas promosi jabatan yang diberikan pimpinan apabila perawat memperoleh prestasi tinggi menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 32 orang 45,7 menyatakan sangat merespon sekali, 13 orang 18,6 menyatakan sangat merespon, 20 orang 28,6 menyatakan merespon. Hal ini menunjukkan bahwa perawat merepon dengan baik setiap promosi yang diberikan pimpinan dengan senantiasa bersungguh-sungguh dalam pekerjaannya serta menunjukkan kemampuannya kepada pimpinan untuk bisa Universitas Sumatera Utara mendapatkan promosi jabatan. Sedangkan 2 orang 2,9 dan 3 orang 4,3 responden yang masing-masing menyatakan kurang merespon dan tidak merespon atas promosi jabatan yang diberikan pimpinan, itu karena perawat kurang memiliki motivasi kerja yang tinggi untuk memperoleh prestasi kerja atau promosi jabatan yang diberikan pimpinan. Penjelasan responden tentang pentingnya informasi tentang berbagai peluang promosi didalam organisasi menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 31 orang 44,3 menyatakan sangat penting sekali, 7 orang 10,0 menyatakan sangat penting, 21 orang 30,0 menyatakan penting sedangkan 11 orang 15,7 menyatakan kurang penting. Hal ini menunjukkan bahwa informasi mengenai peluang promosi dalam organisasi sangatlah penting, agar perawat semakin termotivasi untuk bekerja lebih baik lagi. Sedangkan 11 orang 15,7 responden yang menjawab kurang penting menjelaskan bahwa informasi mengenai peluang promosi seharusnya sudah ada kebijakannya, sehingga tidak perlu di informasikan lagi serta kurangnya motivasi perawat untuk menjadi perawat yang lebih baik lagi. Penjelasan responden tentang keterbukaan pihak rumah sakit dalam memberikan informasi tentang insentif kepada perawat menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 15 orang 21,4 menyatakan sangat terbuka sekali, 19 orang 27,1 menyatakan sangat terbuka, 33 orang 47,1 menyatakan terbuka dan 3 orang 4,3 menyatakan kurang terbuka. Hal ini menunjukkan bahwa pihak rumah sakit atau organisasi cukup terbuka dalam memberikan informasi tentang insentif kepada perawat, sehingga kapanpun perawat dapat menanyakan perihal insentif kepada rumah sakit. Sedangkan 3 orang menyatakan kurang terbuka, hal ini dikarenakan mereka kurang memperdulikan insentif yang diberikan kepada mereka. Universitas Sumatera Utara Mereka beranggapan bahwa ada atau tidak adanya insentif pekerjaan tetap harus dilakukan.

4.1.3.3. Penjelasan Responden atas Variabel Kinerja

Berdasarkan hasil pengolahan data, tanggapan responden atas Kinerja dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9. Jawaban Responden Atas Variabel Kinerja Jawaban a b c d e No Kuisioner f p f f f f 1 upaya perawat dalam mengurangi tingkat kesalahan kerja 30 42,9 33 47,1 7 10,0 - - - - 2 kualitas kerja yang dimiliki 24 34,3 27 38,6 15 21,4 4 5,7 - - 3 kemampuan perawat dalam menggunakan berbagai peralatan medis 25 35,7 42 60,0 3 4,3 - - - - 4 tingkat pengetahuan teknis sebagai perawat dalam menyelesaikan pekerjaan 12 17,1 27 38,6 23 32,9 8 11,4 - - 5 kecepatan kerja perawat dalam menyelesaikan pekerjaan 19 27,1 9 12,9 33 47,1 8 11,4 1 1,4 6 kerjasama yang terjalin antara perawat 20 28,6 15 21,4 33 47,1 2 2,9 - - 7 kemampuan dalam bekerja sama untuk membangun kinerja tim yang b aik 25 35,7 26 37,1 18 25,7 1 1,4 - - 8 kemampuan perawat dalam berkomunikasi dengan orang lain - - 15 21,4 29 41,4 25 35,7 1 1,4 9 kemampuan perawat dalam mengembangkan potensi yang ada 29 41,4 25 35,7 15 21,4 1 1,4 - - 10 inisiatif perawat dalam menyelesaikan pekerjaan 6 8,6 18 25,7 30 42,9 14 20,0 2 2,9 Penjelasan responden tentang upaya perawat dalam mengurangi tingkat kesalahan kerja menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 30 orang 42,9 Universitas Sumatera Utara menyatakan sangat berupaya sekali, 33 orang 47,1 menyatakan sangat berupaya, dan 7 orang 10,0 menyatakan berupaya. Hal ini menunjukkan bahwa perawat senantiasa belajar dari kesalahan kerja yang pernah dilakukan dimasa lalu agar tidak terjadi pengulangan kesalahan yang sama dimasa datang. Penjelasan responden tentang kualitas kerja yang dimiliki menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 24 orang 34,3 menyatakan sangat berkualitas sekali, 27 orang 38,6 menyatakan sangat berkualitas, dan 15 orang 21,4 menyatakan berkualitas. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas kerja perawat rumah sakit sangat berkualitas, hal ini dapat terlihat dari berkurangnya tingkat kesalahan kerja perawat yang dilakukan oleh perawat, sedangkan 4 orang 5,7 menyatakan kurang berkualitas dikarenakan mereka kurang mempunyai motivasi untuk meningkatkan kinerja mereka. Untuk perawat tersebut hendaknya rumah sakit memberikan motivasi berupa pelatihan ataupun penghargaan berupa materi maupun non materi jika perawat dapat memberikan kualitas kerja terbaik mereka. Penjelasan responden tentang kemampuan BapakIbu dalam menggunakan berbagai peralatan medis menunjukkan bahwa 25 orang 35,7 menyatakan sangat mampu sekali, 42 orang 60,0 menyatakan sangat mampu, dan 3 orang 4,3 menyatakan mampu. Hal ini menunjukkan bahwa perawat sangat mampu menggunakan peralatan medis karena sudah terlatih selama pendidikan dan berdasarkan pengalaman dimasa pendidikan maupun dalam bekerja. Penjelasan responden tentang tingkat pengetahuan teknis sebagai perawat menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 12 orang 17,1 menyatakan sangat tinggi sekali, 27 orang 38,6 menyatakan sangat tinggi, 23 orang 32,9 menyatakan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan atau Universitas Sumatera Utara keterampilan teknis perawat sangat tinggi, hal ini dikarenakan pada umumnya perawat sudah berpengalaman, terlatih dan terdidik secara khusus. Sedangkan 8 orang 11,4 yang menjawab kurang tinggi menjelaskan bahwa ada sebagian kecil perawat tingkat pengetahuan teknisnya kurang dikarenakan kurangnya latihan dan pengalaman maupun membaca buku. Penjelasan responden tentang kecepatan kerja perawat dalam menyelesaikan pekerjaan menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 19 orang 27,1 menyatakan sangat cepat sekali, 9 orang 12,9 menyatakan sangat cepat, 33 orang 47,1 menyatakan cepat. Hal ini menunjukkan bahwa kerja perawat cukup cepat, terlebih pada saat pasien benar-benar membutuhkan bantuan perawat. Sedangkan 8 orang 11,4 yang menjawab kurang cepat dan 1 orang 1,4 menyatakan tidak cepat menjelaskan bahwa ada sebagian kecil perawat yang kurang cepat dalam menyelesaikan pekerjaan dikarenakan mereka lambat dalam bekerja serta terkadang timbul kejenuhan pada mereka karena melakukan pekerjaan yang monoton. Penjelasan responden tentang kerjasama yang terjalin antara perawat menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 20 orang 28,6 menyatakan sangat baik sekali , 15 orang 21,4 menyatakan sangat baik, 33 orang 47,1 menyatakan baik. Hal ini menunjukkan bahwa kerjasama yang terjalin antar perawat cukup baik. Sedangkan 2 orang 1,9 menyatakan kurang baik menjelaskan antar sesama perawat terkadang masih ada yang saling iri sehingga kerjasama kurang bisa terjalin dengan baik. Untuk perawat ini hendaknya rumah sakit memberikan motivasi atau penghargaan bagi mereka yang bisa saling bekerjasama dengan baik. Penjelasan responden tentang kemampuan perawat dalam bekerjasama untuk membangun kinerja tim yang baik menunjukkan bahwa responden yang berjumlah Universitas Sumatera Utara 20 orang 28,6 menyatakan sangat mampu sekali, 15 orang 21,4 menyatakan sangat mampu, 33 orang 47,1 menyatakan mampu. Hal ini menunjukkan perawat cukup mampu menjalin kerjasama untuk membangun kinerja tim yang baik, sedangkan 2 orang 2,9 menyatakan kurang mampu dikarenakan mereka kurang mampu untuk bekerjasama. Untuk perawat ini hendaknya rumah sakit memberikan pelatihan bagaimana bekerjasama yang baik. Penjelasan responden tentang kemampuan perawat dalam berkomunikasi dengan orang lain menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 15 orang 21,4 menyatakan sangat mampu, 29 orang 41,4 menyatakan mampu, 25 orang 35,7 menyatakan kurang mampu. Hal ini menunjukkan perawat cukup mampu berkomunikasi dengan orang lain seperti dengan keluarga pasien, sedangkan 1 orang 1,4 menyatakan tidak mampu dikarenakan perawat tersebut kurang pandai bergaul berkomunikasi. Penjelasan responden tentang inisiatif perawat dalam menyelesaikan pekerjaan menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 6 orang 8,6 menyatakan sangat berinisiatif sekali, 18 orang 25,7 menyatakan sangat berinisiatif, 30 orang 42,9 menyatakan berinisiatif, hal ini menunjukkan bahwa perawat cukup berinisiatif dalam menyelesaikan pekerjaan. Sedangkan 14 orang 20,0 menyatakan kurang berinisiatif dan 2 orang 2,9 menyatakan tidak berinisiatif menjelaskan karena kurangnya motivasi dalam bekerja sehingga ide-ide dan inisiatif kurang bisa diberikan perawat terhadap pasiennya. Untuk hal ini hendaknya perawat disarankan agar banyak membaca, melatih diri dan bertanya pada senior tentang bagaimana menangani pasien maupun keadaan yang gawat. Universitas Sumatera Utara

4.1.3.4. Penjelasan Responden atas Variabel Kedisiplinan

Berdasarkan hasil pengolahan data, tanggapan responden atas kemampuan dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut: Tabel 4.10. Jawaban Responden Atas Variabel Kedisiplinan Jawaban a b c d e No Pertanyaan f f f f f 1 ketepatan waktu masuk kerja perawat - - 12 17,1 34 48,6 24 34,3 - - 2 ketepatan waktu pulang kerja perawat 1 1,4 7 10,0 39 55,7 23 32,9 - - 3 kepatuhan perawat dalam mentaati peraturan yang ditetapkan rumah sakit 1 1,4 18 25,7 32 45,7 16 22,9 3 4,3 4 kemampuan BapakIbu dalam menyimpulkan tugas sehingga tujuan organisasi dapat tercapai 24 34,3 36 51,4 7 10,0 3 4,3 - - 5 tanggung jawab perawat atas pekerjaan yang diberikan pimpinan 3 4,3 7 10,0 29 41,4 24 34,3 7 10,0 6 teguran yang diberikan atasan kepada bawahan atas kesalahan kerja 22 31,4 10 14,3 36 51,4 2 2,9 - - 7 penerapan sanksihukuman ditempat kerja 11 15,7 20 28,6 34 48,6 5 7,1 - - Penjelasan responden tentang ketepatan waktu masuk kerja perawat menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 12 orang 17,1 menyatakan sangat tepat, 34 orang 48,6 menyatakan tepat, hal ini menunjukkan bahwa perawat cukup disiplin dalam hal waktu masuk kerja. Sedangkan 24 orang 34,3 menyatakan kurang tepat menjelaskan bahwa sebagian perawat masih ada yang kurang tepat pada waktu masuk kerja dikarenakan kurangnya pengawasan dari pimpinan. Untuk hal ini hendaknya rumah sakit lebih ketat lagi pengawasannya dan kepada perawat yang melanggar diberikan sangsi atau teguran yang keras agar dapat mentaati peraturan dengan lebih baik lagi. Universitas Sumatera Utara Penjelasan responden tentang ketepatan waktu pulang kerja perawat menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 1 orang 1,4 menyatakan sangat tepat sekali, 7 orang 10,0 menyatakan sangat tepat, dan 39 orang 55,7 menyatakan tepat, hal ini menunjukkan bahwa perawat cukup tepat waktu pada saat selesai bekerja. Sedangkan 23 orang 32,9 menyatakan kurang tepat menjelaskan bahwa ada sebagian perawat yang tidak tepat waktu pada saat pulang bekerja dikarenakan masih banyaknya pekerjaan diruangan yang harus dikerjakan dan tidak bisa ditinggalkan begitu saja karena akan menambah beban perawat yang bertugas pada shift berikutnya. Penjelasan responden tentang kepatuhan perawat dalam mentaati peraturan yang ditetapkan rumah sakit menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 1 orang 1,4 menyatakan sangat patuh sekali, 18 orang 25,7 menyatakan sangat patuh, 32 orang 45,7 menyatakan patuh, hal ini berarti bahwa perawat cukup patuh dalam mentaati peraturan yang diberikan rumah sakit. Hal ini terlihat dari kehadiran tepat waktu mereka dalam apel pagi. Sedangkan 16 orang 22,9 menyatakan kurang patuh dan 3 orang menyatakan tidak patuh menjelaskan bahwa sebagian perawat yang menyatakan kurang patuh dalam mentaati peraturan dikarenakan penerapan sanksi terkadang kurang tegas, sehingga perawat terkadang mengabaikan peraturan yang ditetapkan rumah sakit. Untuk itu rumah sakit harus memperketat pengawasan mereka terhadap perawat sehingga peraturan yang ada ditaati dengan baik. Penjelasan responden tentang kemampuan BapakIbu dalam menyimpulkan tugas sehingga tujuan organisasi dapat tercapai menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 24 orang 34,3 menyatakan sangat mampu sekali, 36 orang 51,4 Universitas Sumatera Utara menyatakan sangat mampu, 7 orang 10,0 menyatakan mampu, hal ini menunjukkan bahwa perawat sangat mampu dalam menyimpulkan tugas. Ini dapat terlihat dari hasil kerja yang baik dan memuaskan pasien yang dirawat. Sedangkan 3 orang 4,3 menyatakan kurang mampu dikarenakan mereka kurang memahami apa yang mereka kerjakan sehingga mereka kurang mampu menyimpulkan tugas terhadap apa yang mereka kerjakan. Untuk perawat ini hendaknya rumah sakit memberikan banyak pelatihan. Penjelasan responden tentang tanggung jawab perawat atas pekerjaan yang diberikan pimpinan menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 3 orang 4,3 menyatakan sangat bertanggungjawab sekali, 7 orang 10,0 menyatakan sangat bertanggungjawab, 29 orang 41,4 menyatakan bertanggungjawab, hal ini menunjukkan bahwa perawat cukup bertanggungjawab terhadap pekerjaan yang diberikan pimpinan. Sedangkan sedangkan 24 orang 34,3 menyatakan kurang bertanggungjawab dan 7 orang menyatakan tidak bertanggungjawab menjelaskan bahwa sebagian perawat yang kurang bertanggungjawab atas pekerjaan yang diberikan pimpinan dikarenakan tidak adanya rasa memiliki sense of belonging terhadap pekerjaan maupun tempat kerja sehingga ada saja perawat yang kurang bertanggung jawab terhadap pekerjaanya. Untuk hal ini hendaknya rumah sakit memberikan hukuman kepada mereka yang melakukannya. Penjelasan responden tentang teguran yang diberikan pimpinan kepada bawahan atas kesalahan kerja menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 22 orang 31,4 menyatakan sangat keras sekali, 10 orang 14,3 menyatakan sangat keras, 36 orang 51,4 menyatakan keras, sedangkan 2 orang 2,9 menyatakan kurang keras. Hal ini menunjukkan teguran yang diberikan atasan Universitas Sumatera Utara terhadap bawahan atas kesalahan kerja yang dilakukan cukup keras, hal ini dikarenakan pimpinan ingin bertindak tegas dan menerapkan disiplin kepada perawat. Sedangkan 2 orang menyatakan kurang keras, hal ini dikarenakan mereka masih saja melihat ada perawat yang melakukan kesalahan yang tidak diberi teguran sehingga mereka beranggapan bahwa teguran yang diberikan kepada mereka belum cukup keras. Penjelasan responden tentang penerapan sanksihukuman ditempat kerja menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 11 orang 15,7 menyatakan sangat menerapkan sekali, 20 orang 28,6 menyatakan sangat menerapkan, 34 orang 48,6 menyatakan menerapkan. Hal ini menunjukkan sanksi atau hukuman perlu diterapkan kepada perawat yang tidak disiplin agar kinerja perawat semakin baik, sedangkan 5 orang 7,1 menyatakan bahwa kurangnya penerapan hukuman yang dilakukan oleh rumah sakit dikarenakan kurangnya ketegasan hukuman yang diberikan rumah sakit kepada perawat yang melanggar peraturan. Untuk hal ini hendaknya rumah sakit lebih memperhatikannya dan melaksanakannya dengan lebih baik lagi.

4.1.3.5. Penjelasan Responden atas Variabel Kompetensi

Berdasarkan hasil pengolahan data, tanggapan responden atas kemampuan dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11. Jawaban Responden Atas Variabel Kompetensi Jawaban a b c d e No Pertanyaan f f f f f 1 pentingnya keterampilan dalam menyelesaikan tugas 14 20,0 27 38,6 28 40,0 1 1,4 - - 2 kemampuan perawat melaksanakan tugas rutin sesuai dengan standart rumah sakit - - 22 31,4 29 41,4 19 27,1 - - 3 kemampuan perawat mengelola tugas yang berbeda yang muncul di dalam pekerjaan 30 42,9 32 45,7 8 11,4 - - - - 4 pentingnya penggunaan keterampilan dalam menyelesaikan masalah 4 5,7 16 22,9 38 54,3 12 17,1 - - 5 kemampuan perawat berpikir secara analitis dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan - - 12 17,1 32 45,7 24 34,3 2 2,9 6 kemampuan perawat dalam bekerjasama 25 35,7 11 15,7 32 45,7 2 2,9 - - 7 kemampuan perawat dalam beradaptasi dengan lingkungan kerja 24 34,3 33 47,1 11 15,7 2 2,9 - - 8 pentingnya memiliki fleksibilitas terhadap lingkungan kerja 8 11,4 6 8,6 32 45,7 19 27,1 5 7,1 Penjelasan responden tentang pentingnya keterampilan dalam menyelesaikan tugas menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 14 orang 20,0 menyatakan sangat penting sekali, 27 orang 38,6 menyatakan sangat penting, dan 28 orang 40,0 menyatakan penting, sedangkan 1 orang 1,4 menyatakan kurang penting. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa keterampilan sangat penting dalam menyelesaikan pekerjaan, serta memungkinkan pekerjaan dapat terselesaikan dengan efektif dan efisien. Sedangkan yang menyatakan kurang penting hal ini dikarenakan ada sedikit perawat yang kurang terampil dalam menggunakan alat-alat medis untuk itu rumah sakit hendaknya memberikan pelatihan kepadanya. Universitas Sumatera Utara Penjelasan responden tentang kemampuan perawat melaksanakan tugas rutin sesuai dengan standart rumah sakit menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 22 orang 31,4 menyatakan sangat mampu, 29 orang 41,4 menyatakan mampu. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perawat cukup mampu melaksanakan tugas rutin sesuai dengan standar rumah sakit, sedangkan 19 orang 27,1 menyatakan kurang mampu mengartikan bahwa perawat tersebut kurang memahami standart yang dimiliki rumah sakit. Untuk itu rumah sakit harus sering mengadakan sosialisasi standart rumah sakit agar mereka selalu ingat. Penjelasan responden tentang kemampuan perawat dalam mengelola tugas yang berbeda yang muncul di dalam pekerjaan menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 30 orang 42,9 menyatakan sangat mampu sekali , 32 orang 45,7 menyatakan sangat mampu, dan 8 orang 11,4 menyatakan mampu.. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa perawat sangat mampu mengelola tugas yang berbeda yang muncul di dalam pekerjaan, seperti tugas kebersihan, administrasi, dan lain sebagainya. Penjelasan responden tentang pentingnya penggunaan keterampilan dalam menyelesaikan masalah menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 4 orang 5,7 menyatakan sangat penting sekali, 16 orang 22,9 menyatakan sangat penting, dan 38 orang 54,3 menyatakan penting. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa penggunaan keterampilan cukup penting dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pekerjaan, dengan adanya keterampilan masalah dapat diminimalisir. Sedangkan 12 orang 17,1 menyatakan kurang penting, hal ini mengartikan bahwa perawat tersebut kurang pandai dalam memakai peralatan medis rumah sakit untuk itu hendaknya rumah sakit Universitas Sumatera Utara memberikan pelatihan kepada mereka guna menambah kompetensi sehingga dapat menjaga nama baik rumah sakit. Penjelasan responden tentang kemampuan perawat berpikir secara analitis dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 12 orang 17,1 menyatakan sangat mampu , 32 orang 45,7 menyatakan mampu, hal ini menunjukkan bahwa perawat cukup mampu berpikir secara analitis dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan. Sedangkan 24 orang 11,4 menyatakan kurang mampu dan 2 orang 2,9 menyatakan tidak mampu menjelaskan ada sebagian perawat yang kurang mampu berpikir secara analitis dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan dikarenakan kurangnya pengalaman dan wawasan perawat. Penjelasan responden tentang kemampuan perawat dalam bekerjasama menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 25 orang 35,7 menyatakan sangat mampu sekali , 11 orang 15,7 menyatakan sangat mampu 32 orang 45,7 menyatakan mampu, hal ini menunjukkan bahwa perawat cukup mampu dalam bekerjasama baik dengan atasan, sesama perawat atau rekan kerja maupun dengan pasien Sedangkan 2 orang 2,9 menyatakan kurang mampu, hal ini menunjukkan bahwa perawat tersebut kurang pandai bergaul. Untuk itu hendaknya pimpinan ruangan selalu melakukan pendekatan dengan perawat yang kurang mampu bekerjasama ini, agar mereka terlatih untuk bekerjasama. Penjelasan responden tentang kemampuan perawat dalam beradaptasi dengan lingkungan kerja menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 24 orang 34,3 menyatakan sangat mampu sekali , 33 orang 47,1 menyatakan sangat mampu, 11 Universitas Sumatera Utara orang 15,7 menyatakan mampu, dan 2 orang 2,9 menyatakan kurang mampu. Hal ini menunjukkan bahwa perawat cukup mampu dalam beradaptasi dengan lingkungan kerja, artinya perawat senantiasa siap dalam situasi dan lingkungan kerja yang ada dirumah sakit dimana dia ditempatkan. Sedangkan 2 orang lagi menyatakan kurang mampu, menjelaskan bahwa perawat tersebut kurang mempunyai keterampilan beradaptasi. Untuk perawat ini hendaknya diberikan pelatihan. Penjelasan responden tentang pentingnya pentingnya memiliki fleksibilitas terhadap lingkungan kerja menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 8 orang 11,4 menyatakan sangat penting sekali, 6 orang 8,6 menyatakan sangat penting, dan 32 orang 45,7 menyatakan penting. Hal ini menunjukkan bahwa fleksibilitas terhadap lingkungan kerja cukup penting. Fleksibilitas menyangkut adaptasi perawat akan hubungannya dengan atasan, rekan kerja dan lingkungan kerja itu sendiri. Sedangkan 19 orang 27,1 menyatakan kurang penting dan 5 orang 7,1 menyatakan tidak penting menunjukkan bahwa perawat tersebut terlalu kaku dalam menjalankan peraturan lingkungan kerja sehingga mereka kurang bisa beradaptasi dengan lingkungan. 4.1.4. Pengujian Asumsi Klasik 4.1.4.1. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis Pertama Sebelum melakukan pengujian hipotesis pertama dari penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk memastikan bahwa alat uji regresi berganda dapat digunakan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik telah terpenuhi, maka alat uji statistik regresi berganda dapat dipergunakan. Universitas Sumatera Utara

1. Uji Normalitas