Tabel 4.18. Tabel Koefisien Regresi Hipotesis Kedua
11,610 1,891
,266 ,074
,331 ,392
,068 ,528
Constant Kedisiplinan
Kompetensi Model
1 B
Std. Error Unstandardized
Coefficients Beta
Standardized Coefficients
Sumber : Hasil Penelitian,2011 data diolah
4.2.2.1. Koefisien Determinasi R
2
Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel bebas Kedisiplinan X
1
dan Kompetensi X
2
menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel terikat Kinerja Y, maka perlu diketahui nilai koefisien determinasi yang diperoleh dengan
mengakarkuadratkan nilai R dari model persamaan regresi hipotesis kedua.
Tabel 4.19. Nilai Koefisien Determinasi Hipotesis Kedua
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate 1
,728a ,529
,515 1,480
a Predictors: Constant, Kompetensi, Kedisiplinan
Sumber : Hasil Penelitian,2010 data diolah
Berdasarkan Tabel 4.19 diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,529. Hal ini menunjukkan bahwa variabel KedisiplinanX
1
, dan Kompetensi X
2
mampu menjelaskan pengaruhnya sebesar 52,9 terhadap variabel terikat Budaya Organisasi Y dan sisanya sebesar 47,1 dijelaskan oleh variabel independen
lainnya yang tidak diteliti seperti komitmen dan lingkungan eksternal.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.2. Uji Serempak Uji F Hipotesis Kedua
Hasil pengujian hipotesis kedua secara serempak dapat dilihat pada Tabel 4.20 sebagai berikut :
Tabel 4.20. Hasil Uji Serempak Hipotesis Kedua
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. Regression
165,065 2
82,533 37,674
,000a Residual
146,778 67
2,191 1
Total 311,843
69 a Predictors: Constant, Kompetensi, Kedisiplinan
Sumber : Hasil Penelitian,2011 data diolah
Berdasarkan Tabel 4.20 diperoleh bahwa nilai F
hitung
37,674 lebih besar dibandingkan dengan F
tabel
3,13 dan Sig.
α 0,000
a
lebih kecil dari alpha 5 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa hasil penelitian menolak H
dan menerima H
a.
Dengan demikian secara serempak variabel Kedisiplinan X
1
, dan Kompetensi X
2
, berpengaruh paling signifikan highly significant terhadap variabel terikat Budaya
Organisasi Y. Hal ini memberikan arti bahwa suatu organisasi yang mempunyai sumber
daya manusia yang berkompetensi dan disiplin yang baik akan memudahkan organisasi dalam proses pencapaian tujuan. Dimana anggotanya mengetahui tentang
hak dan kewajibanya tanpa paksaan. Kedisiplinan dan kompetensi yang bersumber dari budaya organisasi yang baik juga akan memudahkan perawat
mengimplementasikan peraturan, norma, petunjuk kedalam aktifitas sehari-hari sebagai perawat sehingga akan mengurangi keluhan yang disampaikan pasien dan
keluarga terhadap rumah sakit.
Universitas Sumatera Utara
Suatu organisasi yang mempunyai budaya peraturan kedisiplinan yang kuat mengartikan bahwa di dalam organisasi tersebut terdapat sedikit kesalahan yang
dilakukan oleh pekerjanya,setiap pekerjaan dilakukan tepat waktu dan penuh rasa tanggung jawab sesuai dengan budaya organisasi rumah sakit. Hal ini sesuai dengan
yang dikemukakan oleh Singodimedjo 2002 mengatakan, kedisiplinan adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi mentaati norma-norma peraturan
yang berlaku disekitarnya. Disiplin pegawai yang baik akan mempercepat tujuan perusahaan, sedangkan disiplin yang merosot akan menjadi penghalang dan
memperlambat pencapaian tujuan organisasi. Kompetensi merupakan faktor kunci penentu bagi seseorang dalam
menghasilkan kinerja yang sangat baik. Dalam situasi kolektif, kompetensi merupakan faktor kunci penentu keberhasilan organisasi, sehingga dapat dikatakan
bahwa suatu organisasi yang mempunyai sumber daya manusianya yang berkompetensi baik akan mempengaruhi keberhasilan organisasi tersebut dimasa
datang. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Mc. Clelland dalam Sedarmayanti 2009, kompetensi adalah karateristik mendasar yang dimiliki
seseorang yang berpengaruh langsung terhadap, atau dapat memprediksikan kinerja yang sangat baik.
4.2.2.3. Uji Parsial Hipotesis Kedua