5. Insentif dapat mendidik pekerja secara individual untuk
memahami kedudukannya dalam memberikan kontribusi sebagai faktor yang menentukan sukses organisasi.
Dari uraian manfaat diatas dapat di simpulkan bahwa insentif sangat bermanfaat guna memotivasi pegawai agar bisa menghasilkan produktivitas atau
kinerja yang tinggi dan juga dapat menjamin agar seluruh pegawai mengerahkan segala usahanya untuk kemajuan perusahaan atau organisasi tanpa niat berpindah ke
tempat lain.
2.3.3. Bentuk –Bentuk Pemberian Insentif
Untuk lebih mendorong produktivitas kerja yang lebih tinggi, banyak organisasi menganut sistem insentif sebagai bagian dari sistem kompensasi yang
berlaku bagi pegawai. Berbagai sistem insentif yang dikenal dewasa ini dapat digolongkan menjadi dua Herman Sofyandi, 2008 yaitu: sistem insentif tingkat
individual dan sistem insentif tingkat kelompok. Insentif tingkat individual yaitu: 1.
Piece Work Salah satu teknik yang digunakan untuk mendorong para pegawai
meningkatkan produktivitas kerjanya adalah dengan jalan memberikan insentif finansial berdasarkan jumlah hasil pekerjaan pegawai yang
dinyatakan dalam unit produksi. Dasar perhitungannya jelas bahwa makin banyak unit produksi yang mereka hasilkan, makin tinggi pula insentif
yang diterimanya. 2.
Bonus Produksi Insentif dalam bentuk bonus yang diberikan pada pegawai yang mampu
bekerja sedemikian rupa sehingga tingkat produksi baru terlampaui. Melampaui tingkat produksi itu dapat dalam salah satu dari tiga bentuk.
Universitas Sumatera Utara
Pertama, berdasarkan jumlah unit produksi yang dihasilkan dalam satu kurun waktu tertentu. Kedua, apabila terjadi penghematan waktu. Artinya,
jika pegawai menyelesaikan tugas dengan hasil yang memuaskan dalam waktu yang lebih singkat dari waktu yang seharusnya, pegawai yang
bersangkutan menerima, bonus dengan alasan bahwa dengan menghemat waktu itu, lebih banyak waktu yang dihasilkan. Ketiga, bonus yang
diberikan berdasarkan perhitungan progresif. Artinya, jika seseorang pegawai makin lama makin mampu memproduksikan barang dalam
jumlah yang semakin besar pula bonus yang diterimanya untuk setiap jasa yang dihasilkannya.
3. Komisi
Sistem insentif lain yang ditetapkan adalah pemberian komisi. Pada dasarnya ada dua bentuk sistem ini. Pertama, para pegawai memperoleh
gaji pokok, tetapi penghasilannya dapat bertambah dengan bonus yang diterimanya, karena keberhasilan melaksanakan tugas. Kedua, pegawai
memperoleh semata-mata berupa komisi. 4.
Kurva ”Kematangan” Dalam perusahaan yang mempekerjakan tenaga teknikal dan profesional
ilmiah, sering terjadi bahwa para pegawai, terutama yang merupakan “ pekerja otak ”, tidak bergairah untuk menduduki jabatan administrasi atau
manajerial. Mereka adakalahnya lebih senang terus menekuni bidang profesinya. Untuk mengatasi hal seperti itu diciptakan apa yang
dikenalnya dengan istilah “kurva kematangan” atau “maturity curve”. Dalam praktek penggunaan kurva ini berarti bahwa apabila ada tenaga
Universitas Sumatera Utara
profesional yang karena masa kerjanya dan golongan pangkat serta gaji tidak bisa mencapai pangkat dan penghasilkan yang lebih tinggi lagi,
dibuat suatu kurva prestasi kerja. Jika kurva tersebut menunjukkan bahwa prestasi kerja mereka lebih besar dan prestasi kerja “normal”, kepada
mereka diberikan insentif tertentu. Dengan demikian, meskipun golongan pangkat dan ruang gaji sudah maksimal penghasilan riil mereka masih
dapat ditingkatkan, dengan demikian diharapkan prestasi kerja mereka terus meningkat.
5. Insentif Bagi Eksekutif
Meningkatkan pentingnya peranan para manajer dalam menjalankan dan mengemudikan roda perusahaan. Sistem insentif bagi para manajer
tersebut pada umumnya mendapatkan perhatian serius, baik yang diperuntukkan bagi manajer yang relatif muda maupun bagi para manajer
yang lebih senior. Selanjutnya sistem insentif tingkat kelompok mencakup antara lain: insentif
produksi, bagi keuntungan, dan pengurangan biaya. Werther dan Davis dalam Wibowo 2007 menunjukkan adanya beberapa bentuk dalam pemberian insentif,
yaitu sebagai berikut: a. Piecework, merupakan pembayaran diukur menurut banyaknya unit atau
satuan barang atau jasa yang dihasilkan. b. Production bonuses, merupakan penghargaan yang diberikan atas prestasi
yang melebihi target yang ditetapkan. c. Commissions, merupakan persentase harga jual atau jumlah tetap atas
barang yang dijual. d. Maturity curves, merupakan pembayaran berdasarkan kinerja yang di
rangking menjadi marginal, below average, good, outstanding e. Merit raises, merupakan pembayaran kenaikan upah diberikan setelah
evaluasi kinerja. f. Pay-for-knowledge pay=for-skills, merupakan kompensasi karena
kemampuan menumbuhkan inovasi
Universitas Sumatera Utara
g. Non monetary incentives, merupakan penghargaan diberikan dalam bentuk plakat, setifikat, liburan dan lain-lain.
h. Executive incentives, merupakan insentif yang di berikan kepada eksekutif yang perlu mempertimbangkan keseimbangan jangka pendek dengan
kinerja jangka panjang. i. International incentives, diberikan karena penempatan seseorang untuk
penempatan diluar negeri. Menurut Sastradipoera 2002 pada dasarnya ada 2 bentuk insentif yang
umum diberikan yaitu : 1.
Insentif Financial Insentif Financial merupakan insentif yang diberikan kapada pegawai atas
hasil kerja mereka dan biasanya diberikan dalam bentuk uang berupa bonus, komisi, pembagian laba, dan kompensasi yang ditangguhkan, serta
dalam bentuk jaminan sosial berupa pemerintah rumah dinas, tunjangan kesehatan dan tunjangan-tunjangan lainnya.
2. Insentif Non Financial
Insentif non financial dapat diberikan dalam berbagai bentuk, antara lain : a.
Pemberian piagam penghargaan. b.
Pemberian pujian lisan ataupun tertulis, secara resmi ataupun pribadi.
c. Ucapan terima kasih secara formal maupun informal.
d. Promosi jabatan kepada perawat yang baik selama masa tertentu
serta dianggap mampu. e.
Pemberian tanda jasamendali kepada perawat yang telah mencapai masa kerja yang cukup lama dan mempunyai loyalitas
yang tinggi.
f. Pemberian hak untuk menggunakan sesuatu atribut jabatan
misalnya pada mobil atau lainnya. g.
Pemberian perlengkapan khusus pada ruangan kerja. Menurut Hasibuan 2005 menyatakan bahwa bentuk-bentuk insentif adalah
1. Nonmaterial Insentif
Nonmaterial insentif adalah daya perangsang yang diberikan kepada perawat berbentuk penghargaanpengukuhan beerdasarkan
prestasinya, dibawah prestasi standard.
2. Sosial Insentif
Sosial insentif adalah daya perangsang yang diberikan kepada karyawan berdasarkan prestasi kerjanya, berupa fasilitas dan
kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya seperti promosi, mengikuti pendidikan, atau naik haji.
3. Material Insentif
Material insentif adalah daya perangsang yang diberikan kepada karyawan berdasarkan prestasi kerjanya, berbentuk uang dan
Universitas Sumatera Utara
barang. Material insentif ini bernilai ekonomis sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan perawat beserta keluarganya.
Pemberian insentif sangat dipengaruhi oleh falsafah kebijakan manajemen
organisasi di dalam pemeliharaan sumber daya manusia. Secara psikologis manusia memiliki sifat yang berbeda-beda dalam meneguhkan motivasi kerja.
Bagi manusia yang tradisional, hal ini dipengaruhi oleh penyediaan kebutuhan fisik dasar sedangkan bagi manusia yang moderen, insentif merupakan
penghargaan atas prestasi lebih yang diberikan organisasi atas prestasi kerjanya. Menurut Gibson 2001 bahwa orang tertarik kepada organisasi yang paling tinggi
memenuhi harapan seseorang mengenai bentuk, tujuannya dan nilainya. Nampaknya orang akan memilih organisasi yang menurut pandapatnya akan
memberikan hasil atau imbalan paling baik. Perilaku ini kelihatannya masuk di akal karena mampu mendapat imbalan yang dianggap bernilai tinggi akan memberikan
kepuasan dan untuk memotivasi mereka mencapai hasil karya dan kinerja yang lebih baik.
2.3.4. Dasar-dasar Pemberian Insentif