2.7. Kerangka Berpikir
Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi pada
ekonomi Amstrong dalam Wibowo 2007. Peningkatan tujuan organisasi berarti menunjukkan hasil kerja kinerja performa organisasi.
Menurut Ilyas 2001, kinerja merupakan penampilan hasil kerja pegawai baik secara kualitas maupun kuantitas. Kinerja dapat berupa penampilan kerja
seseorang maupun kelompok. Menurut Rivai 2005, budaya organisasi adalah kerangka kerja yang menjadi
pedoman tingkah laku sehari-hari dan membuat keputusan untuk pegawai dan mengarahkan tindakan setiap pegawai untuk mencapai tujuan organisasi. Scott
2003 menyatakan bahwa insentif merupakan suatu pendorong, dimana dalam pengunaanya berlaku untuk semua jenis pendorong baik material maupun non
material yang dapat mendorong orang untuk melakukan tindakan pencapain tujuan. Budaya organisasi dan insentif dianggap mampu mempengaruhi sikap,
perilaku dan hubungan kerja sama antar perawat sehingga mempengaruhi hasil kerja perawat dimasa datang. Budaya menyampaikan kepada anggotanya bagaimana
pekerjaan dilakukan dan apa saja yang bernilai penting. Robbin 2006 menyatakan: dilihat dari sisi kekuatannya, budaya dapat
mempunyai pengaruh yang bermakna pada sikap dan perilaku anggota organisasi. Suatu budaya yang kuat berarti mampu mempengaruhi intensitas perilaku. Budaya
yang kuat ditandai oleh nilai-nilai organisasi yang dipegang kukuh dan disepakati secara luas.
Universitas Sumatera Utara
Memberdayakan budaya organisasi yang kuat sangat penting dilakukan, ini mengandung pengertian perlu dilakukan perubahan paradigma dan keadaan, dari
keadaan sekarang menjadi keadaan yang diharapkan oleh organisasi dimasa datang yaitu kinerja yang lebih baik. Hal-hal yang semula negatif menjadi positif.
Dalam hal insentif Prawirosentono 2000 menyatakan kinerja pegawai akan baik jika pegawai mempunyai keahlian, kesediaan untuk bekerja , adanya
imbalanupah yang layak dan mempunyai harapan pada masa datang. Singodimedjo 2002 mengatakan, kedisiplinan adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang
untuk mematuhi mentaati norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya. Disiplin pegawai yang baik akan mempercepat tujuan perusahaan, sedangkan
disiplin yang merosot akan menjadi penghalang dan memperlambat pencapaian tujuan perusahaan. Wibowo 2007, mengatakan kompetensi adalah suatu
kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh
pekerjaan tersebut Kedisiplinan dan kompetensi dianggap mempunyai pengaruh terhadap
budaya organisasi yang kemudian berujung pada penciptaan kinerja yang lebih baik. Hal ini dapat diketahui bahwa setiap anggota organisasi yang mempunyai
kompetensi dan disiplin yang baik yang sesuai dengan budaya organisasi akan sangat berguna atau bermanfaat bagi anggota itu sendiri maupun organisasinya.
Bagi setiap anggota, hal ini memudahkan anggota ketika akan memasuki dunia kerjanya, menambah percaya diri, proses pengambilan keputusan, kerjasama antar
tim dan lingkungan disekitarnya dan sebagainya. Bagi organisasinya sendiri, ini akan mempermudah organisasi untuk menilai kinerja dari tiap anggotanya,
Universitas Sumatera Utara
mempromosikan anggotanya serta mengembangkan anggotanya sesuai dengan budaya organisasi yang dianut.
Suatu organisasi yang mempunyai sumber daya manusia yang berkompetensi dan disiplin yang baik akan memudahkan organisasi dalam proses pencapaian tujuan.
Setiap anggotanya mengetahui tentang hak dan kewajibanya tanpa paksaan. Kompetensi sangat diperlukan dalam proses sumber daya manusia. Semakin banyak
kompetensi dipertimbangkan dalam proses sumber daya manusia, akan semakin meningkatkan budaya organisasi
Seperti yang dikatakan oleh Boulter, Dalziel dan Hill dalam Edy Sutrisno, 2009, kompetensi adalah suatu karateristik dasar dari seseorang yang
memungkinkannya memberikan kinerja unggul dalam pekerjaanya, peran atau situasi tertentu. Berdasarkan teori yang dikemukakan diatas maka kerangka berpikir dalam
penelitian ini ditunjukkan pada Gambar II.2 berikut:
a Kinerja
Budaya Oganisasi
Insentif Kedisiplinan
Kompetensi b
Gambar 2.2. Kerangka Berpikir Hipotesis Pertama dan Kedua
Universitas Sumatera Utara
2.8. Hipotesis Penelitian