Health Belief Model Theory

Menurut Andres Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengertahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistisik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat Reese UL 1980. Kebiasaan dari masyarakat Pantai Labu berkumpul, apalagi bila tidak melaut malam hari dikarenakan air pasang. Kebiasaan masyarakat ini biasanya dilakukan oleh laki-laki yang dewasa atau bapak-bapak. Kebiasaan ini dilakukan terus menerus sehingga menjadi suatu budaya dari masyarakat Pantai Labu keluar malam berkumpul bersama-sama.

2.4. Health Belief Model Theory

HBM Theory seringkali dipertimbangkan sebagai kerangka utama dalam perilaku yang berkaitan dengan kesehatan manusia dan telah mendorong penelitian perilaku kesehatan sejak tahun 1950-an. HBM diuraikan dalam usaha menerangkan perilaku yang berkaitan dengan kesehatan, dimulai dari pertimbangan orang-orang mengenai kesehatan. HBM digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan. HBM merupakan model kognitif, yang berarti bahwa khususnya proses kognitif dipengaruhi oleh informasi dari lingkungan, termasuk hitungan. Menurut HBM kemungkinan individu akan melakukan tindakan pencegahan tergantung secara langsung pada hasil dari dua keyakinan atau penilaian health beliefs yaitu ancaman yang dirasakan dari sakit atau luka perceived threat of injury or illness dan pertimbangan tentang keuntungan dan kerugian benefits and costs. Universitas Sumatera Utara Penilaian pertama adalah ancaman yang diarasakan terhadap resiko yang akan muncul. Hal ini mengacu pada sejauhmana seseorang berfikir penyakit atau kesakitan betul-betul merupakan ancaman pada dirinya. Asumsinya adalah bila ancaman yang dirasakan tersebut meningkat maka perilaku pencegahan juga akan meningkat. Penilaian tentang ancaman yang dirasakan ini berdasarkan pada Bart Smet, 1994: a. Ketidakkebalan yang dirasakan perceived vulnerability yang merupakan kemungkinan bahwa orang-orang dapat mengembangkan masalah kesehatan menurut kondisi mereka. b. Keseriusan yang dirasakan perceived severity. Orang-orang yang mengevaluasi seberapa jauh keseriusan penyakit tersebut menimpa mereka atau membiarkan penyakitnya tidak ditangani. Penilaian kedua yang dibuat adalah perbandingan antara keuntungan dengan kerugian dari perilaku dalam usaha untuk memutuskan melakukan tindakan pencegahan atau tidak. Tambahan untuk penilaian yang terdahulu, petunjuk untuk berperilaku clues to action diduga tepat untuk memulai proses perilaku, disebut sebagai keyakinan terhadap posisi yang menonjol salient position. Hal ini dapat berupa berbagai macam informasi dari luar atau nasehat mengenai permasalahan kesehatan, contoh: media massa, kampanye, nasehat orang lain, penyakit dari anggota keluarga yang lain atau teman, artikel dari koran, dsb. Ancaman, keseriusan, ketidakkebalan dan pertimbangan keuntungan dan kerugian dipengaruhi oleh Bart Smet, 1994: Universitas Sumatera Utara a. Variabel demografis usia, jenis kelamin, latar belakang budaya. b. Variabel sosio psikologis kepribadian, kelas sosial, tekanan sosial. c. Variabel struktural pengetahuan dan pengalaman tentang masalah. Orang tua bila dibandingkan dengan remaja akan melihat secara berbeda tentang resiko dari penyakit kanker dan masalah jantung. Orang yang punya pengalaman dengan kanker akan bersikap lain terhadap kanker dan merokok dibandingkan dengan orang yang tidak punya pengalaman ini. Fokus asli dari HBM adalah perilaku pencegahan yang berkaitan dengan dunia medis dan mencakup berbagai ancaman perilaku seperti chek up untuk pencegahan atau pemeriksaan awal screening. Contohnya tes tuberculosis, breastself-examination dan imunisasi contohnya: vaksinasi influenza, vaksinasi hepatitis B. HBM saat ini telah menggunakan ketertarikan dalam kebiasaan seseorang dan sifat-sifat yang dikaitkan dengan perkembangan dari kondisi kronis termasuk gaya hidup tertentu seperti merokok, diet, olahraga, penggunaan alkohol, penggunaan kondom untuk pencegahan AIDS. Perluasan yang berarti dari HBM melebihi pencegahan telah terjadi ketika keterangan disusun untuk keadaan kesakitan dan perilaku peran sakit. Penelitian tentang terjadinya gejala symptom occurrence menggambarkan secara lebih lengkap bagaimana orang-orang menginterpretasikan keadaan tubuh dan bagaimana berperilaku selektif. Universitas Sumatera Utara

2.5. Teori Mengenai Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

11 97 123

Nilai Pendidikan Pada Anak (Studi Kasus: Masyarakat Pesisir di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

4 47 182

Nilai Pendidikan Pada Anak (Studi Kasus: Masyarakat Pesisir di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

0 0 12

Nilai Pendidikan Pada Anak (Studi Kasus: Masyarakat Pesisir di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

0 0 2

Nilai Pendidikan Pada Anak (Studi Kasus: Masyarakat Pesisir di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

0 0 8

Nilai Pendidikan Pada Anak (Studi Kasus: Masyarakat Pesisir di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

0 0 11

Nilai Pendidikan Pada Anak (Studi Kasus: Masyarakat Pesisir di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

0 0 3

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA RANTAU PANJANG KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

0 1 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Malaria 2.1.1. Pengertian Malaria - Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

0 0 33

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

0 0 7