5.2. Aspek Pengetahuan
1. Pengetahuan Informan tentang Penyakit Malaria
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 4 orang informan tentang penyakit malaria akibat dari demam dan panas tinggi, sedangkan dua orang informan tidak
mengetahui tentang penyakit malaria. Dari keempat informan tersebut mengatakannya sebagai berikut:
”Demam panas kali itu, ha,,,, itu lha tau aku,,, ha ini la diakan panas tinggi sampe abis rambutnya itukan umur ”
“Oo,,, yang demam karena digigit nyamuk tu kan,,,” ”dia demam tinggi gak bisa kemana-mana ya kan,,,”
”Demam itu kan,,, bapak pernah kena dan sampe sekarang masi terasa”
Sedangkan yang tidak mengetahui mengatakan:
”Mana tau aku,,, orang tak penah,,,, jadi macemana lha,,,” “Kurang tau aku soal itu ya kan,,, yang kutau cuma soal nyamuk yang bisa buat diri kita
ne sakit kalo digigitnya”
Dari hasil wawancara tersebut menunjukkan pengetahuan informan mengenai penyakit malaria dapat dikatakan belum menguasai sesuai dengan teori Depkes RI
1999 yang mengatakan penyakit malaria yang dikenal secara umum adalah malaria yang ditemukan berdasarkan gejala klinis, yaitu penyakit malaria yang ditemukan
berdasarkan gejala klinis dengan gejala utama; demam, menggigil dan berkeringat secara berkala dan sakit kepala penderita kelihatan pucat dan lesu, mual serta nafsu
makan kurang.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil tersebut perlu dilakukannya penyuluhan agar mereka dapat mengetahui dan menjaga dan memelihara kesehatannya.
2. Penyebabnya Penyakit Malaria, Bagaimana Proses Terjadinya dan di mana
Tempat Hidupnya
Berdasarkan hasil penelitian terhadap penyebab penyakit malaria, bagaimana proses terjadinya dan di mana tempat hidupnya dapat diketahui bahwasanya dari
keseluruhan informan menjawab bahwa penyebab penyakit malaria adalah melalui gigitan nyamuk sesuai dengan hasil wawancara sebagai berikut:
”,,,Karena lingkungan kotor, macam-macam sampah gitu, macam tong tong yang kalo ada yang kita tumpukkan ya kan a,,, bisa membuat banyak nyamuk,,,”
”Ya di air lha itu makanya disini banyak nyamuk kan disini banyak rawa dan semak- semak ya kan,,,”
“Nyamuk disini banyak kali kalo abis pasang,,, kalo nggak juga banyak,,, kan bisa liat disini banyak rawa,,,”
“itu lha,,, kan disini dekat rawa makanya banyak nyamuk,,,kalo itu gak tau aku Dekat air la,, ya,,, air kotor lha,,, kan udah liat tadi ada rawa,,,”
”Rawa-rawa ne tempatnya,, nyamuk itu karena air pasang tapi kalo nggak pasang juga banyak juga, mungkin karena dekat air asin kali,,, ya kan,,,”
Kemudian berdasarkan proses terjadinya dari keseluruhan informan mengatakan proses terjadinya penyakit malaria tidak mengetahui sesuai hasil
wawancara berikut ini:
“gak tau lha aku itu,,, yang kutau Cuma nyamuk ya,,,kan” “ya,,,, nyamuk lha,,, yang kutau,,,,”
“gak tau aku itu,,,,karena aku Cuma tamat sd aja nya,,,” “gak bisa aku menjawabnya,,, karena aku nggak tau,,, maklumlah gak sekolahan,,,”
“Cuma nyamuk yang kutau,,,, dan pernah kudengar ya,,,kan” “Gak dapat aku menjawabnya,,,, maklum lah,,, udah tua aku ini,,,”
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan jawaban informan tersebut dapat dikatakan mereka tidak mengetahui penyebab dan proses terjadinya nyamuk malaria sesuai dengan teori yang
dikemukakan Wikipedia, 2009. Adapun kehadiran vegetasi air dan predator berperan terhadap keberadaan larva Anopheles spp. Hal ini disebabkan oleh fungsi
vegetasi dan predator tersebut berhubung dengan tingkat kepadatan dari larva nyamuk di lingkungan perairan tersebut.
Maka dari hasil tersebut perlu dilakukan penyuluhan dan jenis jenis nyamuk malaria agar masyarakat dapat mengenal dan waspada tentang nyamuk nyamuk
malaria tersebut sehingga dapat menghindarinya dan tidak terkena penyakit malaria. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan mengenai tempat hidup
nyamuk malaria sangat bervariasi jawaban mereka, diantarannya adalah:
”Karena lingkungan kotor, macam-macam sampah gitu, macam tong tong yang kalo ada yang kita tumpukkan ya kan a,,, bisa membuat banyak nyamuk,,,”
”Ya di air lha itu makanya disini banyak nyamuk kan disini banyak rawa dan semak- semak ya kan,,,”
“Nyamuk disini banyak kali kalo abis pasang,,, kalo nggak juga banyak,,, kan bisa liat disini banyak rawa,,, sampah dimana-mana,,,”
“kan disini dekat rawa makanya banyak nyamuk,,,kalo itu gak tau aku” ”Dekat air la,, ya,,, air kotor lha,,, kan udah liat tadi ada rawa,,, ne karena belum
pasang,,,kalo pasang daerah ne,,, banjir semua,,, makanya banyak nyamuk,,,” ”Rawa-rawa ne tempatnya,,,”
Berdasarkan jawaban tersebut pengetahuan informan hanya sebatas tingkatan tahu sesuai menurut teori Notoadmodjo 2003: pengetahuan yang tercakup dalam
doamin kognitif memiliki 6 tingkatan yaitu: tahu; diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini
Universitas Sumatera Utara
adalah mengingat kembali recall sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. 1.
Tahu Know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
2. Memahami Comprehension
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. 3.
Aplikasi Aplication Apikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya. 4.
Analisis Analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis Synthesis
Sintensis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi Evaluation
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek.
Universitas Sumatera Utara
3. Gejala Penyakit Malaria