Kebiasaan Sering Keluar Malam

Berdasarkan hal di atas dapat dilihat bahwa program yang dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi penyakit malaria masih kurang dilihat dari hasil penelitian bahwa masih ada informan yang tidak mengetahui masalah malaria, ini berarti kegiatan sosialisasi terhadap penyakit malaria masih kurang efektif dan perlu ditingkatkan dalam upaya kesehatan yang mana upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintahmasyarakat. Hal ini berarti, bahwa dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan ini baik kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat harus diupayakan. Upaya mewujudkan kesehatan ini dilakukan oleh individu, kelompok, masyarakat baik secara melembaga oleh pemerintah, ataupun swadaya masyarakat LSM.

7. Kebiasaan Sering Keluar Malam

Berdasarkan dari hasil wawancara dengan informan dapat dilihat bahwa informan sering melakukan kebiasaan keluar malam dengan beberapa alasan seperti yang di ungkapkan oleh informan berikut ini: ”Ia lha kan orang nelayan ya pasti sering keluar malam lha, karena uap air asin ne,,, kadang sering jalan-jalan malam, kadang ke kede, buat jarin,,,” “,,, soalnya kalo dirumah panas kali,,,“ “,,, paleng ke kedai minum kopi,,, beli rokok,,, soalnya diluarkan bisa liat-liat cerita-cerita sama orang lain kalo dirumah bosan dan panas,,,” ”,,, ntah ke kede ntah apa apa gitu aja lah,,, nggak lah lama-lama yah beli jajanan,,,” ”,,, paling kalo ada perlu ke kedai aja,,, abis tu pulang lha,,, ” Universitas Sumatera Utara Kemudian satu informan mengatakan: ”Kalo itu kurang,,kalo boleh katakan kalo keluar pake baju la kita segan lha,,,” Dengan beberapa alasan yang diungkapkan oleh informan maka dapat dilihat bahwa kebiasaan yang sering dilakukan oleh informan pada malam hari keluar rumah dengan membuka baju dikarenakan mereka merasa panas dikarenakan cuaca panas dan ada beberapa keperluan lainnya di luar rumah seperti bertukar informasi dengan yang lainnya, berniaga, jalan-jalan dan sebagainya, HBM Theory seringkali dipertimbangkan sebagai kerangka utama dalam perilaku yang berkaitan dengan kesehatan manusia dan telah mendorong penelitian perilaku kesehatan sejak tahun 1950-an. HBM diuraikan dalam usaha menerangkan perilaku yang berkaitan dengan kesehatan, dimulai dari pertimbangan orang-orang mengenai kesehatan. HBM digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan. HBM merupakan model kognitif, yang berarti bahwa khususnya proses kognitif dipengaruhi oleh informasi dari lingkungan, termasuk hitungan. Menurut HBM kemungkinan individu akan melakukan tindakan pencegahan tergantung secara langsung pada hasil dari dua keyakinan atau penilaian health beliefs yaitu ancaman yang dirasakan dari sakit atau luka perceived threat of injury or illness dan pertimbangan tentang keuntungan dan kerugian benefits and costs. Penilaian pertama adalah ancaman yang diarasakan terhadap resiko yang akan muncul. Hal ini mengacu pada sejauhmana seseorang berfikir penyakit atau kesakitan Universitas Sumatera Utara betul-betul merupakan ancaman pada dirinya. Asumsinya adalah bila ancaman yang dirasakan tersebut meningkat maka perilaku pencegahan juga akan meningkat. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Hoerskovitis dan Bronsklaw Malinowksi mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultual determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andres Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengertahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain- lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistisik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat Reese UL, 1980. Kebiasaan dari masyarakat Pantai Labu berkumpul, apalagi bila tidak melaut malam hari dikarenakan air pasang. Kebiasaan masyarakat ini biasanya dilakukan oleh laki-laki yang dewasa atau bapak-bapak. Kebiasaan ini dilakukan terus menerus sehingga menjadi suatu budaya dari masyarakat Pantai Labu keluar malam berkumpul bersama-sama.

8. Yang Dilakukan Informan Agar Tidak Digigit Nyamuk di Malam Hari

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

11 97 123

Nilai Pendidikan Pada Anak (Studi Kasus: Masyarakat Pesisir di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

4 47 182

Nilai Pendidikan Pada Anak (Studi Kasus: Masyarakat Pesisir di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

0 0 12

Nilai Pendidikan Pada Anak (Studi Kasus: Masyarakat Pesisir di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

0 0 2

Nilai Pendidikan Pada Anak (Studi Kasus: Masyarakat Pesisir di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

0 0 8

Nilai Pendidikan Pada Anak (Studi Kasus: Masyarakat Pesisir di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

0 0 11

Nilai Pendidikan Pada Anak (Studi Kasus: Masyarakat Pesisir di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

0 0 3

LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MALARIA DI DESA RANTAU PANJANG KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

0 1 26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Malaria 2.1.1. Pengertian Malaria - Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

0 0 33

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Malaria di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013

0 0 7