produktivitas kerja melalui penurunan biaya produksi per unit barang menyebabkan permintaan tenaga kerja penyerapan tenaga kerja meningkat.
Alternatif lain adalah bahwa pengusaha dapat memilih menaikkan upah tenaga kerja sehubungan dengan peningkatan produktivitas kerja. Meningkatnya
pendapatan tenaga kerja akan menambah daya beli mereka, sehingga permintaan mereka akan konsumsi hasil produksi bertambah juga. Selanjutnya pertambahan
permintaan akan hasil produksi tersebut menaikkan permintaan akan tenaga kerja Simanjuntak, 1998. Jadi peningkatan produktivitas kerja melalui peningkatan
upah tenaga kerja menyebabkan permintaan tenaga kerja penyerapan tenaga kerja meningkat pula.
Hal ketiga yang mengakibatkan shift dalam permintaan akan tenaga kerja adalah perubahan dalam metode produksi penggunaan teknologi baru. Pada
tingkat akhir, permintaan akan tenaga kerja dalam jangka panjang dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dalam metode produksi teknologi baru. Adanya
kemajuan yang pesat dalam penggunaan komputer menimbulkan permintaan yang pesat akan tenaga-tenaga di bidang tersebut. Akan tetapi kebutuhan akan tenaga-
tenaga untuk pembukuan, dokumentasi, dan lain-lain menjadi relatif berkurang. Jadi perubahan metode produksi di satu pihak menambah permintaan tenaga
dalam keahlian tertentu, akan tetapi di pihak lain mengurangi permintaan tenaga
akan keahlian yang lain Simanjuntak, 1998.
2.2.2. Penyediaan dan Pasar Tenaga Kerja
Penyediaan atau supply tenaga kerja atau angkatan kerja dalam masyarakat adalah jumlah orang yang menawarkan jasanya untuk proses produksi. Di antara
Universitas Sumatera Utara
mereka sebagian sudah aktif dalam kegiatannya yang menghasilkan barang atau jasa, mereka dinamakan golongan yang bekerja atau employed persons. Sebagian
lain tergolong yang siap bekerja dan sedang berusaha mencari pekerjaan, mereka dinamakan pencari kerja atau penganggur. Jumlah yang bekerja dan pencari kerja
dinamakan angkatan kerja atau labor force Simanjuntak, 1998: Penyediaan Tenaga Kerja = Angkatan Kerja = Supply Tenaga Kerja
Angkatan Kerja = Yang Bekerja + Penganggur Jumlah orang yang bekerja tergantung dari besarnya permintaan atau
demand dalam masyarakat. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi dan tingkat upah.
Proses terjadinya penempatan atau hubungan kerja melalui penyediaan dan permintaan tenaga kerja dinamakan pasar kerja. Seseorang dalam pasar kerja,
berarti dia menawarkan jasanya untuk produksi, apakah dia sedang bekerja ataupun mencari pekerjaan. Besarnya penempatan jumlah orang yang bekerja
atau tingkat employment dipengaruhi oleh faktor kekuatan penyediaan dan permintaan tenaga kerja tersebut. Selanjutnya, besarnya penyediaan dan
permintaan tenaga kerja dipengaruhi oleh upah Simanjuntak, 1998. Dalam ekonomi Neoklasik diasumsikan bahwa penyediaan atau
penawaran tenaga kerja akan bertambah bila tingkat upah bertambah. Ini dilukiskan dengan garis SS pada Gambar 2.2. Sebaliknya permintaan terhadap
tenaga kerja akan berkurang bila tingkat upah meningkat. Ini dilukiskan dengan garis DD pada gambar berikut Simanjuntak, 1998:
Universitas Sumatera Utara
Tingkat Upah
D S
W
1
W
2
S D
Ld Le Ls Tenaga Kerja, Penempatan, Pengangguran O
Gambar 2.2. Penyediaan dan Permintaan Tenaga Kerja
Dengan asumsi bahwa semua pihak mempunyai informasi yang lengkap mengenai pasar kerja, maka teori neoklasik beranggapan bahwa jumlah
penyediaan tenaga kerja selalu sama dengan permintaan Le dalam Gambar 2.2.. Keadaan pada saat penyediaan tenaga kerja sama dengan permintaan tenaga kerja
dinamakan titik ekuilibrium Titik E. Dalam hal penyediaan tenaga kerja sama dengan permintaan tenaga kerja, tidak terjadi pengangguran.
Dalam kenyataan, titik ekuilibrium itu tidak pernah tercapai karena informasi memang tidak pernah sempurna dan hambatan-hambatan institusional
selalu ada. Upah yang berlaku Wi pada umumnya lebih besar daripada upah ekuilibrium We. Pada tingkat upah Wi, jumlah penyediaan tenaga kerja adalah
Ls, sedang permintaan tenaga kerja hanya sebesar Ld. Selisih antara Ls dan Ld merupakan jumlah penganggur.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri