Variabel Modal Kerja . Uji Statistik t Uji Parsial

diterima Duwiconsultant, 2011. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel produktivitas tenaga kerja X 2

4.6.3.3. Variabel Modal Kerja

berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja Y. Berdasarkan hasil Uji Statistik t Tabel 4.15., diperoleh nilai signifikansi t t hitung variabel modal kerja X 3 = 0,000. Oleh karena nilai signifikansi t lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 0,000 0,05, maka Ho secara parsial tidak ada pengaruh signifikan modal kerja terhadap penyerapan tenaga kerja ditolak, dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel modal kerja X 3 Dengan cara membandingkan nilai t hitung terhadap t tabel, maka diketahui dari Tabel 4.15. bahwa variabel modal kerja X berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja Y. 3 memiliki t hitung = 21,24, dan t tabel 0.05;32 = 2,0369 dari hasil pencarian dengan Microsoft Excel. Oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel 21,24 2,0369, maka Ho secara parsial tidak ada pengaruh signifikan modal kerja terhadap penyerapan tenaga kerja ditolak, dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel modal kerja X 3 berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja Y. 4.7. Interpretasi Hasil dan Pembahasan 4.7.1. Pengaruh Upah Tenaga Kerja terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Besarnya koefisien regresi variabel upah tenaga kerja adalah 0,088, artinya setiap kenaikan upah tenaga kerja sebesar 1 maka akan menyebabkan peningkatan penyerapan tenaga kerja sebesar 0,088 , dengan asumsi variabel Universitas Sumatera Utara lain konstan. Jadi upah tenaga kerja berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri kecil konveksi pakaian jadi di Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 ditolak. Hasil penelitian ini menolak teori Simanjuntak 1998 yang mengatakan bahwa permintaan tenaga kerja akan berkurang apabila tingkat upah meningkat. Hasil penelitian ini juga menolak teori Ehrenberg 1998 yang menyatakan bahwa apabila terdapat kenaikan tingkat upah rata-rata, maka diikuti oleh turunnya jumlah tenaga kerja yang diminta, atau sebaliknya apabila terdapat penurunan tingkat upah rata-rata maka akan diikuti oleh meningkatnya kesempatan kerja. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Kuncoro 2001, dimana kuantitas tenaga kerja yang diminta akan menurun sebagai akibat dari kenaikan upah. Hal ini disebabkan karena rata-rata upah per tenaga kerja per bulan pada industri kecil konveksi pakaian jadi di Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai yaitu sebesar Rp. 1.064.236,58 masih berada di bawah tingkat Upah Minimum Kota UMK Binjai tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 1.379.000 Ikhwan, 2012. Oleh karena rata-rata upah per tenaga kerja masih di bawah UMK Binjai, maka upah tenaga kerja pada industri kecil konveksi pakaian jadi di Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai masih dapat ditingkatkan. Jadi apabila upah tenaga kerja ditingkatkan, maka penyerapan tenaga kerja akan meningkat pula. Berdasarkan Uji Statistik t Uji Parsial, diketahui bahwa variabel upah tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Hal ini disebabkan karena pengusaha konveksi di Kecamatan Binjai Utara Kota Binjai masih dapat meningkatkan upah tenaga kerjanya karena upah tenaga kerja yang berlaku pada industri kecil konveksi pakaian jadi di Kecamatan Binjai Utara Universitas Sumatera Utara Kota Binjai masih berada di bawah UMK Binjai, namun peningkatan upah yang dapat dilakukan pengusaha hanya sedikit atau tidak signifikan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Supriadi yang menyatakan bahwa upah minimum pada industri pandan di Kabupaten Tasikmalaya berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja 2009.

4.7.2. Pengaruh Produktivitas Tenaga Kerja terhadap Penyerapan Tenaga Kerja