bersifat padat karya maka modal pun akan bertambah, sehingga kesempatan kerja yang diciptakan semakin tinggi. Berdasarkan pemikiran tersebut maka dapat
dilihat penyerapan tenaga kerja yaitu elastis terhadap modal Hakim, 2002. Tersedianya modal kerja yang cukup mempunyai efek yang besar terhadap
penggunaan tenaga kerja. Modal dapat digunakan untuk membeli mesin-mesin atau peralatan untuk melakukan peningkatan proses produksi. Dengan
penambahan mesin-mesin atau peralatan produksi maka akan berpengaruh terhadap peningkatan produksi. Makin besar skala produksi, kegiatan perusahaan
juga bertambah sehingga permintaan terhadap tenaga kerja juga meningkat. Modal dapat digunakan untuk memperbesar perusahaan atau mendirikan
usaha baru. Usaha baru tersebut bisa merupakan perluasan dari usaha yang lama. Komarudin, 1981. Penambahan modal terhadap setiap industri akan dapat
meningkatkan bahan baku atau dapat mengembangkan usaha menambah jumlah usaha. Dengan semakin banyak usaha yang berkembang atau berdiri maka akan
dapat menyerap tenaga kerja yang banyak pula Zamrowi, 2007. Menurut Haryani 2002, dalam prakteknya faktor-faktor produksi baik
sumberdaya manusia maupun yang non sumberdaya manusia seperti modal tidak dapat dipisahkan dalam menghasilkan barang atau jasa. Pada suatu industri,
dengan asumsi faktor- faktor produksi yang lain konstan, maka semakin besar modal yang ditanamkan akan semakin besar permintaan tenaga kerja.
2.3. Penelitian Terdahulu
Irsan dalam Zamrowi 2007, dalam studinya yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Industri
Universitas Sumatera Utara
Pengolahan di Indonesia, dengan menggunakan analisis regresi linear berganda secara OLS Ordinary Least Square pengujian statistik menunjukkan kemaknaan
signifikan yang sangat berarti untuk upah, modal dan nilai tambah mempunyai signifikansi pada tingkat 1 persen yang berarti bahwa 99 persen kebenaran
daripada upah, modal dan nilai tambah dapat dipercaya, sementara untuk kemajuan teknologi pada tingkat 10 persen yang berarti kebenaran daripada
kemajuan teknologi dapat dipercaya. Dari hasil estimasi tersebut maka upah W, modal K, dan nilai tambah Va berpengaruh secara signifikan terhadap
input tenaga kerja L. Sedangkan
penelitian yang
dilakukan Irwan
Ernaro dalam
Zamrowi 2007, disimpulkan bahwa modal mempunyai pengaruh yang signifikan dan bersifat positif terhadap penyerapan tenaga kerja pada 33 industri kecil
makanan dan minuman. Untuk nilai tambah mempunyai pengaruh yang signifikan dan bersifat positif terhadap penyerapan tenaga kerja.
Zamrowi 2007 dalam studinya yang berjudul Analisis Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil Studi di Industri Kecil Mebel di Kota
Semarang dengan menggunakan analisis regresi linear berganda OLS Ordinary Least Square disimpulkan bahwa variabel upah tenaga kerja X1, produktivitas
tenaga kerja X2, dan non upah X
4
Supriadi et al. meneliti Pengaruh Stok Modal dan Upah Minimum Kabupaten terhadap Penyerapan Tenaga Kerja pada UKM di Kabupaten
Tasikmalaya Periode Tahun 2003-2008 Studi Kasus pada Industri Komoditi berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap penyerapan tenaga kerja, sedang modal X3 berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.
Universitas Sumatera Utara
Unggulan dengan metode Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel stok modal pada industri bordir, bambu, pandan dan mendong
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Sedang variabel upah minimum pada industri bordir berpengaruh negatif dan tidak
signifikan, upah minimum pada industri bambu dan mendong berpengaruh positif dan signifikan, sedangkan untuk upah minimum pada industri pandan berpengaruh
positif namun tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Sari 2000 dalam penelitiannya berjudul Analisis Pengaruh Keberadaan
Usaha Konveksi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kecamatan Medan Area Kodya Medan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel upah tenaga kerja X
1
, jumlah mesin X
2
, dan variabel rencana produksi X
3
Setyadi 2008 dalam penelitiannya Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil Konveksi Studi Kasus Desa Sendang Kecamatan Kalinyamatan
Kabupaten Jepara dengan metode regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel upah tenaga kerja X
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.
1
dan variabel biaya bahan baku X
2
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, sedang variabel nilai produksi X
3
Fadliilah dan Hastarini 2012, dalam penelitiannya Analisis Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil Studi Kasus di Sentra Industri Kecil Ikan Asin
di Kota Tegal, dengan metode Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varibel upah tenaga kerja X
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.
1
dan variabel produktivitas
Universitas Sumatera Utara
X
2
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, sedang variabel modal kerja X
3
Elnopembri 2007 melakukan penelitian Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Industri Kecil di Kabupaten Tanah
Datar Sumatera Barat. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa upah minimum regional memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga
kerja industri kecil. Tingkat suku bunga kredit investasi Bank Pembangunan Daerah dan Bank Pemerintah di daerah sama-sama memiliki pengaruh negatif dan
signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja industri kecil, artinya peningkatan suku bunga kredit akan mengakibatkan turunnya permintaan tenaga kerja industri
kecil. Nilai produksi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja industri kecil. Ekspansi yang dilakukan industri kecil
dengan menciptakan akses pasar akan mendorong peningkatan produksi sehinga berdampak terciptanya lapangan kerja baru.
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.
2.4. Kerangka Konseptual