Modal Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri

dalam waktu tertentu. Satuan ukurannya adalah angka yang menunjukkan rasio antara output dan input. Kenaikan produktivitas berarti pekerja dapat menghasilkan lebih banyak dalam jangka waktu yang sama, atau suatu tingkat produksi tertentu dapat dihasilkan dalam waktu yang lebih singkat. Produktivitas dapat dirumuskan sebagai berikut Sudarsono, 1988 : PR TK = Q ...........................................................................................2.3 TK dimana: PR TK = Produktivitas Q = Volume produksi yang dihasilkan sebagai akibat dari penggunaan tenaga kerja TK = Banyaknya tenaga kerja yang digunakan Peningkatan kualitas pekerja yang dicerminkan oleh tingkat pendidikan rata-rata yang semakin membaik, memberi dampak positif terhadap produktivitas tenaga kerja. Begitupula dengan upaya peningkatan keterampilan dan pelatihan tenaga kerja yang disertai dengan penerapan teknologi yang sesuai, berdampak pula terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja Mulyadi, 2006. Menurut Mulyadi 2006, semakin tinggi produktivitas tenaga kerja maka akan semakin rendah penyerapan tenaga kerja. Sebaliknya semakin rendah produktivitas tenaga kerja, maka penyerapan tenaga kerja akan semakin meningkat.

2.2.3.3. Modal

Pengertian modal meliputi dua aspek. Dalam teori ekonomi istilah modal diartikan sebagai barang modal, yaitu benda-benda yang digunakan untuk Universitas Sumatera Utara memproses dan memproduksikan berbagai jenis barang. Mesin penggiling padi, berbagai jenis peralatan untuk menghasilkan tekstil dan pakaian, dan alat-alat berat yang digunakan untuk membuat jalan dan bangunan digolongkan sebagai modal. Dalam kegiatan bisnis dan sistem finansial, modal diartikan pula sebagai dana yang digunakan untuk melakukan investasi di sektor keuangan seperti membeli saham dan obligasi. Sering juga dikatakan mengenai modal kerja dalam membincangkan kegiatan usaha, dan istilah modal tersebut diartikan sebagai dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan usaha sehari-hari. Dengan mengamati penggunaan istilah modal di atas dapat disimpulkan bahwa modal meliputi tiga pengertian berikut: 1 barang dan peralatan fisik yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa, 2 dana keuangan yang disisihkan untuk diinvestasikan dalam harta-harta keuangan seperti saham dan obligasi, dan 3 dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan memproduksi dan menyalurkan barang kepada pembeli Sukirno et al. 2004. Modal menurut Smith dalam Hakim 2002 merupakan unsur produksi yang secara aktif menentukan tingkat output. Peranannya sangat sentral dalam proses pertumbuhan output, sehingga jumlah dan pertumbuhan output bergantung pada laju pertumbuhan modal. Pengaruh modal terhadap tingkat output total bisa secara langsung dan tidak langsung. Pengaruh langsung, maksudnya adalah peningkatan produktivitas perkapita yang dimungkinkan karena adanya spesialisasi dan pembagian kerja yang semakin tinggi. Besarnya modal akan mementukan tingkat output secara aktif dan hal tersebut berarti dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak. Secara teoritis, semakin besar nilai investasi pada industri kecil dimana investasi yang dilakukan Universitas Sumatera Utara bersifat padat karya maka modal pun akan bertambah, sehingga kesempatan kerja yang diciptakan semakin tinggi. Berdasarkan pemikiran tersebut maka dapat dilihat penyerapan tenaga kerja yaitu elastis terhadap modal Hakim, 2002. Tersedianya modal kerja yang cukup mempunyai efek yang besar terhadap penggunaan tenaga kerja. Modal dapat digunakan untuk membeli mesin-mesin atau peralatan untuk melakukan peningkatan proses produksi. Dengan penambahan mesin-mesin atau peralatan produksi maka akan berpengaruh terhadap peningkatan produksi. Makin besar skala produksi, kegiatan perusahaan juga bertambah sehingga permintaan terhadap tenaga kerja juga meningkat. Modal dapat digunakan untuk memperbesar perusahaan atau mendirikan usaha baru. Usaha baru tersebut bisa merupakan perluasan dari usaha yang lama. Komarudin, 1981. Penambahan modal terhadap setiap industri akan dapat meningkatkan bahan baku atau dapat mengembangkan usaha menambah jumlah usaha. Dengan semakin banyak usaha yang berkembang atau berdiri maka akan dapat menyerap tenaga kerja yang banyak pula Zamrowi, 2007. Menurut Haryani 2002, dalam prakteknya faktor-faktor produksi baik sumberdaya manusia maupun yang non sumberdaya manusia seperti modal tidak dapat dipisahkan dalam menghasilkan barang atau jasa. Pada suatu industri, dengan asumsi faktor- faktor produksi yang lain konstan, maka semakin besar modal yang ditanamkan akan semakin besar permintaan tenaga kerja.

2.3. Penelitian Terdahulu