E. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Pidana dan Tujuan Hukum Pidana
Masalah pendefenisian hukum pidana tidaklah semudah untuk merumuskanya seperti yang disangka orang semula.Istilah hukum pidana
dapat diberikan definisi menurut sudut pandang seseorang darimana aspek hukum itu diperhatikan. Berikut beberapa definisi oleh para ahli tentang
hukum pidana : 1
Wirjono Projodikoro, mengemukakan Hukum pidana adalah peraturan hukum mengenai pidana.Kata “pidana” berarti hal yang dipidanakan
yaitu oleh instansi yang berkuasa yang dilimpahkan kepada seorang oknum sebagai hal yang tidak enak dirasakanya dan juga hal yang
sehari-hari dilimpahkan.
9
2
WLG. Lemaire, menyatakan bahwa Hukum pidana itu terdiri dari
norma-norma yang berisi keharusan-keharusan dan larangan-larangan yang oleh pembentuk UU telah dikaitkan dengan suatu sanksi berupa
hukuman yakni suatu penderitaan yang bersifat khusus. Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa hukum pidana itu merupakan
suatu sistem norma yang menentukan terhadap tindakan-tidakan yang mana hal melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu di mana
terdapat suatu keharusan untuk melakukan sesuatu dan dalam keadaan bagaimana hukuman itu dapat dijatuhkan serta hukuman yang
bagaimana yang dapat diajtuhka bagi tindakan-tidakan tersebut.
10
3
WFC. Hattum, menyatakan Hukum pidana positif adalah suatu
keseluruhan dari asas-asas dan peraturan-peraturan yang diikuti oleh Negara atau masyarakat hukum lainya, dimana mereka itu sebagai
pemelihara dari ketertiban hukum umumtelah melarang dilakukanya tindakan-tindakan yang sifatnya melanggar hukum dan telah
9
Erdianto Efendi., Hukum Pidana Indonesia-Suatu Pengantar, Bandung, 2011, hlm. 7.
10
Ibid.,hlm.7.
mengaitkan pelanggaran terhadap peraturan-peraturannya dengan suatu penderitaan yang bersifat khusus berupa hukuman.
11
4
WPJ. Pompe, menyatakan Hukum pidana sama halnya dengan hukum
tata Negara, hukum perdata dan lain-lain dari hukum, biasanya diarikan sebagai suatu keseluruhan dari peraturan-peraturan yang sedikit banyak
bersifat umum yang abstrak dari keadan-keadan yang bersifat konkret.
12
5
Kansil, mengemukakan Hukum pidana itu ialah hukum yang mengatur
tentang pelanggaran- pelanggaran dan kejahatan-kejahatan terhadap kepentingan umum, perbuatan mana diancam dengan hukuman yang
merupakan suatu penderitaan atau siksaan.
13
Hukum pidana memuat aturan-aturan hukum yang mengikat kepada
perbuatan yang mengambil syarat-syarat tertentu berupa pidana. “Hukum pidana adalah bagian daripada keseluruhan hukum yang berlaku di suatu negara, yang
mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan”. a.
Menentukan perbuatan-perbuatan yang tidak boleh dilakukan atau yang dilarang dengan, disertai ancaman-ancaman atau sanksi yang berupa
pidana tertentu bagi barang siapa yang melanggar larangan tersebut. b.
Menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yang telah melanggar larangan-larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana
sebagaimana yang telah direncanakan. c.
Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat dilaksanakan.
14
Secara umum hukum pidana ialah hukum yang mengatur tentang perbuatan yang dilarang oleh undang-undang beserta ancaman hukuman yang
dijatuhkan terhadap pelanggarnya. Arti hukum positif adalah hukum yang berlaku pada suatu waktu tertentu dalam suatu masyarakat tertentu. Jadi hukum positif
adalah hukum pidana yang diberlakukan oleh suatu masyarakat pada saat ini.
11
Ibid., hal. 7.
12
Ibid.,hal.7.
13
C.S.T. Kansil.,Pokok-Pokok Hukum Pdana, Rineka Cipta, Jakarta, 2007, hal. 3.
14
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hal. 46