1. Secara praktis
Memberikan sumbangan pemikiran dalam perkembangan ilmu hukum, khususnya yang berkaitan dengan masalah pertanggungjawaban tindak
pidana bagi terdakwa tindak pidana pembunuhan sesuai pasal 340 KUHP. 2.
Secara Teoritis a.
Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam menambah ilmu
pengetahuan pada penegakan hukum positif yang lebih jelas pada pertanggungjawaban pidana terhadap terdakwa tindak pidana
pembunuhan sesuai pasal 340 KUHP. b.
Bagi Instansi Diharapkan dapat menggunakan Undang-Undang yang ada sesuai
dengan aturan yang berlaku terhadap pertanggungjawaban pidana terhadap terdakwa tindak pidana pembunuhan sesuai pasal 340 KUHP.
D. Keaslian Penulisan
Berdasarkan informasi dan penelusuran kepustakaan yang dilakukan oleh penulis terhadap hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan dan secara khusus di
lingkungan Universitas Sumatera Utara, maka penelitian penulis mengenai “Pertanggungjawaban Pidana Bagi Terdakwa Anak Pelaku Tindak Pidana
Pembunuhan Sesuai Dengan Pasal 340 KUHP” belum pernah dilakukan penelitian pada topik dan permasalahan yang sama.
Obyek penelitian yang dilakukan merupakan suatu kajian ilmiah dan belum pernah dianalisis secara komprehensif dalam suatu penelitian ilmiah
sehingga penelitian ini merupakan sesuatu yang baru dan asli sesuai dengan azas- azas keilmuan yang jujur, rasional, obyektif dan terbuka sehingga dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan transparan maupun kritikan yang bersifat membangun sesuai dengan topik dan permasalahan.
E. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Pidana dan Tujuan Hukum Pidana
Masalah pendefenisian hukum pidana tidaklah semudah untuk merumuskanya seperti yang disangka orang semula.Istilah hukum pidana
dapat diberikan definisi menurut sudut pandang seseorang darimana aspek hukum itu diperhatikan. Berikut beberapa definisi oleh para ahli tentang
hukum pidana : 1
Wirjono Projodikoro, mengemukakan Hukum pidana adalah peraturan hukum mengenai pidana.Kata “pidana” berarti hal yang dipidanakan
yaitu oleh instansi yang berkuasa yang dilimpahkan kepada seorang oknum sebagai hal yang tidak enak dirasakanya dan juga hal yang
sehari-hari dilimpahkan.
9
2
WLG. Lemaire, menyatakan bahwa Hukum pidana itu terdiri dari
norma-norma yang berisi keharusan-keharusan dan larangan-larangan yang oleh pembentuk UU telah dikaitkan dengan suatu sanksi berupa
hukuman yakni suatu penderitaan yang bersifat khusus. Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa hukum pidana itu merupakan
suatu sistem norma yang menentukan terhadap tindakan-tidakan yang mana hal melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu di mana
terdapat suatu keharusan untuk melakukan sesuatu dan dalam keadaan bagaimana hukuman itu dapat dijatuhkan serta hukuman yang
bagaimana yang dapat diajtuhka bagi tindakan-tidakan tersebut.
10
3
WFC. Hattum, menyatakan Hukum pidana positif adalah suatu
keseluruhan dari asas-asas dan peraturan-peraturan yang diikuti oleh Negara atau masyarakat hukum lainya, dimana mereka itu sebagai
pemelihara dari ketertiban hukum umumtelah melarang dilakukanya tindakan-tindakan yang sifatnya melanggar hukum dan telah
9
Erdianto Efendi., Hukum Pidana Indonesia-Suatu Pengantar, Bandung, 2011, hlm. 7.
10
Ibid.,hlm.7.