Perbuatan Pidana Tinjauan Pustaka
d Delik culpa, yaitu perbuatan pidana yang dilakukan dengan tidak sengaja atau
kelalaian, yang mengakibatkan matinya seseorang e
Delik aduan, yaitu suatu perbuatan pidana yang merupakan pengaduan orang lain. Contoh penghinaan
f Delik politik, yaitu perbuatan pidana yang ditujukan kepada keamanan negara
baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini delik politik lebih cenderung menyangkut urusan masalah politik kenegaraan.
a. Jenis Pemidanaan
Jika berdasarkan ketentuan KUHP mengenai macam sangsi pidana atau jenis pemidanaan terdapat dua macam hukum pidana sebagaimana
dijelaskan dalam pasal 10 bagian buku I, yaitu: Pidana Pokok Hoofd Straffen dan Pidana Tambahan Bijkomende Straffen.
1. Pidana Pokok
Pidana pokok ialah hukuman yang dapat dijatuhkan terlepas dari hukuman lain. Oleh karena itu pidana pokok dapat dijatuhkan kepada
pelanggar dengan tersendiri dan atau dapat dijatuhkan bersama dengan pidana tambahan.Akan tetapi antara pidana pokok tidak dapat dijatuhkan
bersama, sebab sistem pidana KHUP menganut suatu asas bahwa “Tidak ada penggabungan dari pidana pokok”.
Pidana pokok atau hukuman pokok terdiri dari empat macam, yaitu: a
Hukuman Mati b
Hukuman Penjara c
Hukuman Kurungan d
Hukuman Denda Adapun sedikit penjelasan dari macam-macam pidana pokok
adalah sebagai berikut: a
Hukuman mati Sesuai dengan yang tercantum pada redaksi KHUP pasal 11 bahwa
pidana mati dilakukan oleh algojo ditempat gantungan dengan menjeratkan tali yang diikatkan di tiang gantungan pada leher
terpidana kemudian menjatuhkan papan tempat terpidana berdiri.
b Huk uman penjara
Penjara adalah suatu tempat yang khusus dibuat dan digunakan para terhukum yang telah dijatuhkan oleh seorang hakim. Pidana penjara
dilakukan dengan mengucilkan terpidana dari pergaulan sosial pada umumnya. Masa pidana penjara bisa berupa pidana seumur hidup dan
selama waktu tertentu atau hukuman terbatasKUHP pasal 12. Hukuman terbatas tersebut paling sedikit satu hari dan paling lama 15
tahun dan bisa menjadi 20 tahun sesuai dengan sebab-sebab yang tercantum pada KUHP pasal 12 ayat 3.
c Hukuman kurungan
Hukuman kurungan hampir sama dengan hukuman penjara. Perbedaanya terletak pada sifat dan ancaman hukuman yang lebih
ringan. Dan juga terletak dalam peraturan mengenai cara memperlakukan si terhukumterpidana.
Seseorang yang mendapat hukuman kurungan mempunyai ciri sebagai berikut :
a. Pekerjaan harus lebih ringan pasal 19 KUHP
b. Hukuman harus dilaksanakan pada tempat tinggal terpidana
pasal 21 KUHP c.
Terpidana dapat meringankan hukumannya dengan biaya sendiri menurut tata tertib rumah penjara dan lain sebagainya.
Adapun lamanya kurungan tidak lebih dari satu tahun empat bulan serta tidak kurang dari satu hari pasal 18.
d Hukuman denda
Hukuman kurungan telah tercantum dalam pasal 30-33 KUHP. Pidana denda dapat dijadikan sebagai pengganti pidana kurungan dan
sebaliknya pidana kurungan dapat dijdikan pengganti pidana denda. Tentang banyaknya pidana denda tidak ada maksimum melainkan
hanya minimum yakni tiga rupiah tujuh puluh lima sen pasal 30.
2. Pidana Tambahan
Pidana tambahan ialah hukuman yang hanya dapat dijatuhkan bersama dengan hukuman pokok. Jadi hukuman tambahan tidak bisa berdiri sendiri
artinya hukuman tambahan tidak bisa dijatuhkan terhadap pidana tanpa adanya hukuman pokok. Hukuman tambahan terdiri dari 3 tiga macam,
yaitu: a
Pencabutan beberapa hak tertentu Yang dimaksud adalah pencabutan hak-hak tertentu oleh negara
kepada terpidana yang dianggap telah melakukan kejahatan terhadap negara.Misal pencabutan hak untuk dipilih dan memilih, hak jadi PNS
dan sebagainya. b
Perampasan barang-barang tertentu Pidana dalam hal ini biasanya berupa perampasan barang-barang yang
berhubungan dengan kejahatan yang dilakukan terpidana. Contoh perampasan sabu bagi terpidana pengedar sabu dan lain sebagainya.
c Pengumuman putusan hakim
Hukuman ini biasanya hakim menyuruh agar putusannya secara khusus diumumkan lewat media masa seperti televisi, radio maupun
surat kabar. 3.
Pidana Bersyarat Selain pidana pokok dan tambahan ada juga pidana bersyarat.
18
Pidana bersyarat atau yang disebut “voorwaardelijke veroordeling” ialah putusan
hakim yang mengandung suatu pidana yang dijatuhkan pada terpidana tapi ekskusinya ditunda dengan digantungkan pada suatu syarat. Hal ini berarti
terpidana tidak akan menjalani hukuman jika tidak melanggar syarat yang telah diberikan di waktu tertentu. Terpidana bersyarat harus mengindahkan
syarat-syarat yang ditentukan selama dalam masa percobaan.Masa percobaan ini boleh melebihi 2 tahun.
18
Najih, Ibid, hal.167
Adapun pidana bersyarat dapat dijatuhkan dalam hal: 1. Penjatuhan hal pidana setinggi-tingginya 1 tahun, 2. Penjatuhan pidana kurungan, dan 3.
Penjatuhan pidana denda kecuali pelanggaran terhadap pajak negara 3.
Pengertian Tindak Pidana
Tindak pidana adalah tindakan yang dinilai melanggar ketentuan KUHP. Maksudnya ialah dimana bila ada seseorang melakukan tindakan melanggar
hukum maka orang tersebut dapat dikenai salah satu pasal dalam KUHP, yang dimaksud pelanggaran adalah tindakan menurut hukum yang berlaku tidak boleh
dilakukannya misalnya melakukan tindakan penadahan. Dapat dimengerti apa yang dimaksudkan dengan istilah “tindak pidana” atau dalam bahasa Belanda
strafbaar feit yang sebenarnya istilah resmi dalam Strafwetboek atau Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang sekarang berlaku Indonesia, ada istilah
dalam bahasa lain yaitu delict. Tindak pidana berarti suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan hukuman pidana. Dan pelaku ini dapat dilakukan
merupakan “subyek” tindak pidana.
19
Istilah tindak pidana adalah berasal dari istilah yang dikenal dalam hukum Belanda yaitu “strafbaarfeit”. Strafbaarfeit dari dua kata yakni strafbaar dan feit,
yang mana strafbaar diterjemahkan dengan dapat dihukum, sedangkan kata feit diterjemahkan dengan kenyataan.
20
Menurut Simons dalam merumuskan strafbaarfeit itu adalah tindakan melanggar hukum yang telah dilakukan sengaja
ataupun tidak sengaja oleh seseorang yang dapat dipertanggungjawabkan atas tindakannya dan oleh undang-undang telah dinyatakan sebagai tindakan yang
dapat dihukum.
21
Tindak pidana atau perbuatan pidana merupakan suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan hukum pidana. Hal ini sebagaimana pendapat
Moeljatno yang menyatakan :
22
19
Prodjodikoro Wirjono, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, PT.Eresco, Bandung, 2000, hal. 55
20
Evi Hartanti, Tindak Pidana Korupsi, Sinar Grafika, Jakarta, 2005, hal. 5
21
Ibid., hal. 5
22
Ibid., hal. 7
“Perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan yang mana disertai sanksi yang berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang
melanggar aturan tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang hukum dan diancam pidana asal saja
dalam hal itu diingat bahwa larangan ditujukan pada perbuatan yaitu kejadian atau keadaan yang ditimbulkan oleh kelakuan orang, sedangkan
ancaman pidananya ditujukan pada orang yang menimbulkan kejahatan”
Menurut Pompe
straafbaarfeit, secara teoritis dapat dirumuskan sebagai suatu : “Pelanggaran norma atau gangguan terhadap tertib hukum yang dengan
sengaja atau tidak sengaja telah dilakukan oleh seorang pelaku, dimana penjatuhan hukuman terhadap pelaku itu adalah penting demi terpeliharanya tertib
hukum dan terjaminnya kepentingan umum”. Hukum pidana dapat didefinisikan sebagai berikut : aturan hukum yang mengikatkan kepada suatu perbuatan yang
memenuhi syarat-syarat tertentu suatu akibat yang berupa pidana defenisi dari Mezger.
Jadi yang dasarnya hukum pidana berpokok pada 2 dua hal, yaitu : 1
Pidana adalah perbuatan yang memenuhi syarat-syarat tertentu. Dengan “perbuatan yang memenuhi syarat-syarat tertentu” itu dimaksudkan
perbuatan yang dilakukan oleh orang, yang memungkinkan adanya pemberian pidana. Perbuatan semacam itu dapat disebut “perbuatan yang
dapat dipidana” atau disingkat perbuatan jahat. 2
Pidana ialah penderitaan yang sengaja dibebeankan kepada orang yang melakukan perbuatan yang memenuhi syarat-syarat tertentu.
23
Tindak pidana menurut Prof. Moeljatno, menganggap lebih tepat dipergunakan istilah : perbuatan pidana dan pertanggungan jawab dalam hukum
pidana, perbuatan itu ialah keadaan yang dibuat oleh seseorang atau barang sesuatu yang dilakukan. Perbuatan ini menunjukkan baik pada akibatnya maupun
yang menimbulkan akibat. Jadi mempunyai makna yang abstrak.
24
23
Sudarto, Hukum Pidana I, Penerbit Alumni, Bandung, 2009, hal. 9
24
Ibid,. hal. 39