Pada bagian kajian pustaka yang merupakan landasan dari penulisan skripsi, kemudian diuraikan beberapa konsep defenisi yang berkaitan
dengan judul penelitian. Selanjutnya diuraikan tentang metode penelitian yang merupakan salah satu syarat dalam setiap penelitian.
Intinya mengemukakan tentang tipe penelitian dan pendekatan masalah, sumber bahan hukum, langkah penelitian, dan bab ini diakhiri dengan
sistematika penulisan. BAB II Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi timbulnya perkara Tindak
Pidana Pembunuhan Berencana. Secara umum dalam bab ini terdapat beberapa sub-bab, yakni yang pertama pengertian pembunuhan, unsur-
unsur pembunuhan berencana, faktor-faktor timbulnya tindak pidana pembunuhan berancana, pertimbangan hukum pembuktian tindak
pidana pembunuhan berencana. BAB III Pertanggungjawaban Pidana Atas yang Melakukan Tindak Pidana
Pembunuhan Menurut Pasal 340 KUHP. Secara umum dalam bab ini terdapat beberapa sub-bab, yakni yang pertama mengenai Kemampuan
Bertanggungjawab. Sub-bab yang kedua adalah Penyidangan Perkara Tindak Pidana Anak Sesuai Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan
Berencana di Pengadilan Negeri Medan dan yang ketiga tentang Ketentuan Sanksi Pidana terhadap Anak yang melakukan Tindak
Pidana dalam Undang-Undang Pengadilan Anak. BAB IV Akibat Hukum Terhadap Pelaku Tindak Pidana Sesuai Pasal 340
KUHP pada Kasus Putusan Reg. No. 3.682Pid.BPN.Mdn di Pengadilan Negeri Medan. Secara umum dalam bab ini terdapat
bebrapa sub-bab, yakni Kasus Reg. No. 3.682Pid.B PN.Mdn, meliputi : Kronologis Kasus, Dakwaan, Tuntutan, dan Putusan serta yang kedua
tentang Analisis Putusan. BAB V Kesimpulan dan Saran. Berdasarkan uraian-uraian dalam bab II, bab III,
bab IV di atas tentang jawaban dari rumusan masalah yang dijadikan obyek penulisan, selanjutnya ditarik Kesimpulan dan Saran dalam bab
V sebagai Penutup.
BAB II FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIMBULNYA TINDAK
PIDANA PEMBUNUHAN SESUAI PASAL 340 KUHP
A. Tindak Pidana Pembunuhan Berencana
1. Pengertian Tindak Pidana Pembunuhan
Menurut Agus Sulistyo dan Adi Mulyono, “Membunuh berasal dari kata bunuh yang berarti menghilangkan nyawa, mematikan”. Agus Sulistyo dan Adi
Mulyono, 2000 : 86. Sedangkan menurut Imam Malik membagi pembunuhan menjadi 2 dua, yaitu: pembunuhan sengaja dan pembunuhan kesalahan.
Pembunuhan sengaja adalah suatu perbuatan dengan maksud menganiaya dan mengakibatkan hilangnya nyawa atau jiwa orang yang dianiaya, baik
penganiayaan itu dimaksudkan untuk membunuh ataupun tidak dimaksudkan membunuh. Sedangkan pembunuhan kesalahan adalah suatu perbuatan yang
mengakibatkan kematian yang tidak disertai niat penganiayaan. Imam Malik, 2000 : 54 Pembunuhan dibedakan menjadi 3 tiga macam, yaitu :
1 Pembunuhan sengaja yaitu suatu perbuatan penganiayaan terhadap seseorang dengan maksud untuk menghilangkan nyawanya.
2 Pembunuhan semi sengaja yaitu suatu perbuatan penganiayaan terhadap
seseorang tidak dengan maksud untuk membunuhnya tetapi mengakibatkan kematian.
3 Pembunuhan karena kesalahan, yang diakibatkan karena 3 tiga
kemungkinan yaitu : a Bila si pelaku pembunuhan sengaja melakukan suatu perbuatan dengan
tidak bermaksud melakukan suatu kejehatan tetapi mengakibatkan kematian seseorang. Kesalahan seperti ini disebut kesalahan dalam
perbuatan error in concrito. b Bila pelaku sengaja melakukan perbuatan dan mempunyai niat membunuh
seseorang yang dalam persangkaannya boleh dibunuh, namun ternyata
orang tersebut tidak boleh dibunuh, misalnya sengaja menembak seseorang musuh dalam peperangan tetapi ternyata kawan sendiri.
Kesalahan seperti ini disebut kesalahan dalam maksud error in objecto. c Bila si pelaku bermaksud melakukan kejahatan tetapi akibat kelalaiannya
dapat menimbulkan kematian, seperti seseorang terjatuh dan menimpa bayi yang berada di bawahnya hingga mati.
Menurut KUHP tindak pidana pembunuhan diklasifikasikan sebagai berikut :
1 Pembunuhan Biasa Doodslag Pembunuhan biasa yaitu pembunuhan yang dilakukan oleh seseorang
dengan maksud supaya korban mati atau dengan kata lain yaitu merampas nyawa orang lain. Apabila tidak ada unsur kesengajaan, dalam arti tidak ada
niat atau maksud untuk mematikan orang itu, tetapi apabila orang itu mati juga maka perbuatan tersebut tidak dapat diklasifikasikan dalam pembunuhan
ini. Bila terhadap orang yang justru harus dilindungi seperti : ibu, bapak dan keluarganya maka pidananya lebih berat.
Dengan menyebutkan unsur tingkah laku sebagai “merampas nyawa
orang lain”, menunjukkan bahwa kejahatan pembunuhan adalah suatu tindak pidana materiil. Tindak pidana materiil adalah suatu tindak pidana yang
malarang menimbulkan suatu akibat tertentu, akibat yang dilarang atau akibat konstitutif constitutief gevolg. Pembunuhan biasa doodslag dapat
dikenakan hukuman penjara, seperti pada KUHP sebagai berikut : Pasal 338 Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa orang lain,
dihukum, karena makar mati, dengan hukuman penjara selama-lamanya lima belas tahun.
Pada Pasal 338 KUHP di atas disebut dengan pembunuhan biasa, dimana pembunuhan ini dilakukan apabila pelaku memenuhi 3 unsur yaitu barang
siapa, dengan sengaja, dan menghilangkan jiwa orang lain. Pelaku tindak pembunuhan ini dituntut dengan hukuman penjara selama-lamanya lima belas
tahun. Pasal 339 Makar mati diikuti, disertai atau didahului dengan perbuatan