Eksistensi Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah Yang Direncanakan di Tengah Kondisi Budaya Surakarta
3.3. Eksistensi Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah Yang Direncanakan di Tengah Kondisi Budaya Surakarta
Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah diharapkan mampu bersanding dan mendukung potensi budaya di Surakarta serta mampu menarik minat wisatawan domestic maupun mancanegara untuk berkunjung dan memberikan apresiasinya terhadap keindahan seni pertunjukan tradisional Jawa Tengah.
Image Kota Surakarta sebagai Kota Budaya menunjukkan bahwa kota memiliki peran strategis pada sirkulasi perubahan kebudayaan di setiap daerah atau wilayah. Fungsi tersebut harus senantiasa terpelihara dengan baik. Di samping itu, sentra kebudayaan harus dapat melahirkan ide-ide yang inovatif bagi perkembangan kehidupan sosial budaya masyarakat. Salah satu bentuk aplikasi fungsi tersebut adalah membangun Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengahsebagai wadah pelestarian seni pertunjukan tradisional Jawa Tengah.
commit to user
peradaban manusia adalah kota-kota yang didalamnya tersimpan dokumen pengetahuan yang memadai. Salah satu wujud tersimpannya dokumen pengetahuan di Kota Surakarta dapat berupa bangunan Konservatori Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah.
Saat ini Surakarta telah memiliki beberapa wadah kegiatan seni, yakni Taman Budaya Surakarta, Gedung Wayang Wong Sriwedari, dan Gedung Kethoprak Balekambang yang lebih berfungsi sebagai tempat latihan dan pentas. Fasilitas tersebut dinilai kurang konteks dengan seni pertunjukan tradisional yang lebih cocok dipentaskan di ruang-ruang sederhana. Selain itu, Taman Budaya Surakarta kurang mendukung bagi kehidupan berhuni seniman yang bebas dan bersahabat dengan alam. Wisma seni Taman Budaya Surakarta lebih difungsikan sebagai tempat tinggal sementara bagi seniman yang sedang mengadakan latihan dan pentas. Desain wisma seni dinilai kurang menjiwai karakter para seniman. Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah hadir sebagai fasilitas seni bernuansa kampung, yakni nuansa kesederhanaan, bebas, akrab, dan menyatu dengan alam. Kesederhanaan yang dimaksud adalah kesederhanaan dalam pentas dimana seni pertunjukan tradisional Jawa Tengah ditampilkan secara non formal dalam ruang-ruang sederhana sebagaimana mengulang kebiasaan pentas seni pertunjukan tersebut. Hunian-hunian seniman didesain sebagai respon dari karakter seniman yang bersahabat dengan lingkungan alam.
commit to user
Kegiatan yang diwadahi Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah dapat dibedakan menjadi empat, yakni sebagai berikut.
1) Kegiatan seni, yakni kegiatan yang berhubungan dengan seni pertunjukan tradisional Jawa Tengah, meliputi: - Latihan dan pentas seni tari, musik tradisional, teater boneka, dan teater
orang. Kegiatan latihan dan pentas dapat dilakukan oleh grup kesenian yang sedang tinggal di Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah maupun grup kesenian dari luar Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah.
- Menyimpan, mengoleksi, merawat, dan menjual perlengkapan seni tari,
seni musik tradisional, seni teater boneka, dan seni teater orang. - Pertemuan dalam bentuk rapat, diskusi, atau sarasehan yang berkaitan dengan seni pertunjukan tradisional Jawa Tengah.
2) Kegiatan berhuni, yakni kegiatan yang terjadi di lingkungan keluarga seniman dimana seniman dapat tidur, masak, makan, ibadah, menerima tamu, kumpul bersama, dan MCK. Tidak ada batasan waktu untuk kegiatan berhuni seniman. Grup kesenian dapat berhuni di Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah dengan sistem kontrak selama kegiatan pentas mereka menguntungkan bagi pengelolaan Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah (Kegiatan pentas mendatangkan banyak pengunjung).
3) Pengelola dapat tinggal di Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah untuk mengelola, mengawasi, dan menjaga kondisi lingkungan di
commit to user
domestic maupun mancanegara dapat bermalam/menginap untuk keperluan wisata budaya.
4) Kegiatan bermasyarakat, yakni kegiatan yang menuntut para seniman berinteraksi satu sama lain dalam berbagai bentuk kegiatan, meliputi kegiatan kumpul bersama, ronda, ibadah berjamaah, olahraga, dan kegiatan seni.
5) Kegiatan pengelolaan, yakni kegiatan mengelola semua kegiatan yang berlangsung di dalam Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah.
6) Kegiatan wisata, yakni kegiatan berkunjung wisatawan ke Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah. Berdasarkan keterampilan di bidang seni, pelaku kegiatan di Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu seniman dan bukan seniman. Seniman adalah orang yang memiliki bakat di bidang seni pertunjukan tradisional Jawa Tengah dan berada di dalam Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah untuk berlatih atau mengadakan pentas. Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah terbuka lebar bagi para seniman dari berbagai latar belakang yang berbeda. Seniman kampung hingga seniman dari lembaga-lembaga pelatihan dapat memakai fasilitas di Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah. Bukan seniman adalah orang yang tidak memiliki bakat di bidang seni pertunjukan tradisional Jawa Tengah dan berada di Kompleks
commit to user
menyaksikan pentas. Berdasarkan kaitannya dengan kegiatan berhuni, pelaku kegiatan di Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah dapat dibedakan menjadi dua, yakni sebagai berikut.
1) Penghuni, yakni seniman yang menghuni Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah selama melakukan kegiatan seni. Karakteristik penghuni Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah adalah grup-grup kesenian dari berbagai daerah di Jawa Tengah yang ingin melakukan kegiatan seni di Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah. Para seniman dari suatu grup kesenian dapat tinggal di Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah dengan membawa keluarganya dalam waktu yang cukup lama tetapi tidak menetap. Selain seniman pengelola juga dapat menghuni Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah.
2) Bukan penghuni, yakni orang yang hanya berkunjung untuk latihan, pentas, menonton pentas, atau berwisata tetapi tidak tinggal di Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah.
Berdasarkan peran, pelaku kegiatan di Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah dapat dibedakan menjadi enam, yakni sebagai berikut.
1) Pelatih, yaitu orang yang melatih para murid.
2) Murid, yaitu orang yang menerima materi seni dari para pelatih.
commit to user
seni pertunjukan tradisional Jawa Tengah kepada para penonton di atas panggung.
4) Penonton, orang yang datang ke Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah dengan tujuan menyaksikan pementasan seni pertunjukan tradisional Jawa Tengah.
5) Pengelola, yaitu orang yang mengelola dan bertanggung jawab atas semua kegiatan yang berlangsung di dalam Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah. Pengelolaan di bawah naungan Dinas Pariwisata Kota Surakarta.
6) Wisatawan, yaitu orang yang berkunjung ke Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah untuk tujuan wisata. Wisatawan dapat ikut berlatih atau menginap sementara bersama para seniman.