Analisa Utilitas

4.6. Analisa Utilitas

4.6.1. Analisa Sistem Pencahayaan dan Penghawaan Tujuan

Analisa sistem pencahayaan dan penghawaan bertujuan untuk memperoleh pencahayaan dan kondisi thermal yang mendukung fungsi bangunan Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah.

Dasar Pertimbangan

Analisa sistem pencahayaan dan penghawaan dilakukan berdasarkan pertimbangan kegiatan yang diwadahi, tuntutan kebutuhan, dan teknologi yang paling sesuai.

Analisa

Kegiatan di Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah berlangsung di dalam dan di luar ruangan pada waktu siang dan malam hari. Oleh karena itu, sistem pencahayaannya dapat dibedakan menjadi dua, yakni sistem pencahayaan alami dan buatan. Sistem pencahayaan alami (natural lighting) berupa cahaya matahari yang masuk melalui bukaan-bukaan pada dinding dan atap bangunan atau melalui pantulan terhadap permukaan tanah di luar bangunan. Sistem pencahayaan buatan (artificial lighting) berfungsi mendukung pencahayaan dalam ruangan yang tidak terjangkau pencahayaan di siang hari dan menciptakan kondisi penerangan dalam ruang sesuai

commit to user

cahaya lampu lampu listrik dan lampu minyak (teplok).

Berdasarkan unsur kimia penyusunnya, jenis lampu dapat dibedakan menjadi lampu pijar, lampu fluoresen, lampu metal halida, merkuri , dan sodium. Lampu pijar mempunyai efficacy (Q) yang rendah sehingga beban listriknya tinggi. Namun, lampu pijar dapat menonjolkan unsur dekoratif sehingga sering digunakan sebagai lampu sorot. Lampu pijar memiliki banyak ragam antara lain lampu pijar standar, lampu pijar halogen (MR), dan lampu dengan reflector yang mempunyai rentang daya antara 5-500 watt.

Lampu sorot selain digunakan untuk eksternal (flood light) juga banyak digunakan untuk kepentingan interior (spot light). Lampu sorot dengan unsur halogen banyak digunakan karena berbentuk kecil, tidak ada kerlip cahaya (flicker), usia pemakaiannya lebih lama, colour rendering- nya tinggi, berwarna sejuk, dan memberi kesan mewah.

Lampu fluoresen (lampu TL/TLD, PL, dan S) mempunyai efficacy tinggi sehingga beban listriknya rendah. Lampu ini memberi suasana sejuk dan dapat memantulkan warna benda sesuai aslinya. Penggunaan lampu TL lebih disukai dibandingkan dengan lampu pijar karena menghasilkan 3-5 kali lumen per watt, berusia 7-20 kali usia lampu pijar, tidak mudah panas, dapat beroperasi pada suhu rendah, dan memiliki suhu maksimal 40 ยบ C.

Lampu metal halida, merkuri, dan sodium cocok untuk penerangan di luar bangunan. Lampu metal halida mempunyai daya

commit to user

watt, lampu sodium tingkat tinggi mempunyai daya antara 70-2000 watt dan lampu sodium tekanan rendah mempunyai daya antara 18-180 watt. Jenis lampu ini berukuran cukup besar dan memiliki usia cukup lama, yakni metal halida berusia 8000-10000 jam, sodium tekanan rendah berusia 10000 jam, dan sodium tingkat tinggi berusia 12000 jam.

Sistem penghawaan bangunan ada dua, yakni sistem penghawaan alami dan buatan. Sistem penghawaan alami (natural thermal ) adalah sistem penghawaan yang menggunakan udara alam sebagai sumber penghawaan. Penghawaan alami bersifat permanen karena udara yang dihasilkan oleh alam tidak akan habis penghawaan alami dapat diperoleh melalui bukaan pintu, jendela, dan ventilasi udara yang lain. Sistem Penghawaan buatan (artificial thermal) adalah sistem penghawaan yang menggunakan udara buatan sebagai sumber penghawaan. Penghawaan buatan bersifat sementara karena udara yang dihasilkan tergantung adanya energi listrik yang ada.

Alat yang dapat digunakan untuk memperoleh penghawaan buatan adalah air conditional (AC) dan kipas angin (fan). AC memiliki beberapa keuntungan, yakni suhu, kelembaban, kecepatan, dan arah udara mudah diatur. Selain itu kebersihan udara di dalam ruangan dapat terjaga. Ada banyak tipe mesin AC, namun secara garis besar dapat dibagi sebagai berikut.

commit to user

Tipe AC unit dapat dibedakan menjadi dua paket, yakni paket tunggal/ jendela (windows type) dan paket pisah/ split (split type). Paket tunggal/jendela (windows type) memiliki ciri-ciri seluruh bagian AC berada dalam satu wadah. AC ini dipasang dengan cara meletakkan mesin langsung menembus dinding. Tipe paket pisah dikenal sebagai tipe split (split type). Sesuai dengan namanya, AC ini mempunyai dua bagian terpisah yaitu unit dalam ruang (indoor unit) dan unit luar ruang (outdoor unit). Unit luar ruang berisi kipas, kompresor, dan kondensor untuk membuang panas sedangkan unit dalam ruang berisi evaporator dan kipas untuk mengambil panas dari udara dalam ruangan. Tipe paket pisah dapat berupa tipe split tunggal (single split type, satu unit luar ruang melayani satu unit dalam ruang) dan tipe split ganda (multi split type , satu unit luar ruang melayani beberapa unit dalam ruang). Berdasarkan pemasangannya tipe paket pisah dapat dibedakan menjadi tiga, yakni tipe langit-langit/dinding (ceiling/wall type) dengan indoor unit dipasang di dinding bagian atas, tipe lantai (floor type) dengan indoor unit diletakkan dilantai berbentuk seperti almari, dan tipe kaset (cassete type) dengan indoor unit dipasang dilangit-langit menghadap ke bawah.

2) AC terpusat (central ac)

AC Terpusat (Central AC) merupakan AC tipe besar yang dikendalikan secara terpusat untuk melayani satu gedung besar, seperti perhotelan dan perkantoran. AC central melibatkan sistem jaringan

commit to user

dan mengambil kembali udara tersebut untuk diolah kembali. Lubang tempat udara dari sistem AC yang masuk dalam ruangan disebut difuser (diffuser) sedangkan lubang tempat udara kembali dari dalam ruangan ke jaringan disebut gril (grill). Keuntungan dari AC terpusat yaitu mempunyai tingkat kenyamanan yang lebih baik, karena tersedianya ruangan khusus untuk menempatkan mesin AC.

Hasil Analisa

Berdasarkan analisa di atas diperoleh rekomendasi sistem pencahayaan dan penghawaan untuk Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah sebagai berikut.

Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah menggunakan pencahayaan alami (matahari) pada siang hari yang masuk melalului bukaan-bukaan dan pencahayaan buatan (lampu) pada malam hari. Pada malam hari ruang-ruang pentas di griya ageng menggunakan lampu sorot halogen dan lampu pijar untuk menyinari ruangan sekaligus memberi kesan dekoratif. Ruang-ruang griya alit menggunakan lampu fluoresen (lampu TL/TLD, PL, dan S) karena beban listriknya cukup rendah dan hemat. Sementara itu, penerangan di luar bangunan menggunakan lampu metal halida, merkuri, dan sodium cocok untuk penerangan di luar bangunan. Sewaktu pasokan listrik PLN padam ruang-ruang pentas di griya ageng diterangi oleh cahaya lampu dengan tenaga listrik dari genset sedangkan ruang-ruang griya alit dan

commit to user

menambah kesederhanaan nuansa kampung. Sistem penghawaan alami lebih diutamakan karena lebih hemat dan bersahabat dengan lingkungan sekitar (penerapan konsep arsitektur Jawa, yakni keselarasan antara lingkungan dalam dan luar bangunan). Kawasan Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah sengaja ditanami pepohonan agar memberikan rasa sejuk dan teduh. Udara sejuk yang dihasilkan dialirkan ke dalam griya-griya seni melalui beberapa jalur, yakni:

1) Jendela yang didesain dengan dua daun dan dapat terbuka penuh dimaksudkan untuk memaksimalkan masuknya udara dari luar

2) Celah-celah dinding bambu

3) Celah-celah anyaman bambu (gedeg) pada plafon

Sistem penghawaan buatan digunakan Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah untuk memberi kenyamanan udara pada ruang-ruang yang tidak memungkinkan untuk mendapatkan penghawaan alami. Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah menggunakan kipas angin untuk memberikan penghawaan buatan karena dinilai lebih hemat dan ramah lingkungan. Jika ditinjau dari sisi teknologi pemakaian kipas angin lebih mendukung nuansa kampung yang ingin diciptakan daripada pemakaian AC.

commit to user

Tujuan

Analisa sistem air bertujuan untuk memperoleh sistem air bersih dan air kotor yang sesuai dengan fungsi bangunan Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah.

Dasar Pertimbangan

Analisa sistem air dilakukan berdasarkan pertimbangan jumlah air yang terpakai dan terbuang, potensi dan kendala lingkungan yang ada, teknologi yang sesuai situasi dan kondisi lingkungan, serta kondisi fisik lingkungan.

Analisa

Tapak/site Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah berada di lingkungan dengan potensi air yang cukup besar. Keberadaan Sungai Bengawan Solo dan sungai kecil di sebelah selatan menambah kandungan air tanah sehingga sangat cocok dibuatkan sumur bor untuk memasok kebutuhan berhuni seniman yang cukup besar. Air-air dari sumur bor dialirkan untuk kegiatan dapur, mencuci, dan MCK.

Kegiatan berhuni seniman menghasilkan air buangan (air kotor) yang cukup banyak sehingga perlu penanganan yang tepat. Semua air kotor dialirkan menuju selokan dan berakhir di sungai. Namun, beberapa air buangan perlu perlakuan khusus sebelum masuk ke selokan. Air buangan dapur perlu dialirkan ke bak penangkap lemak untuk disaring sisa-sisa makanannya. Air tinja perlu dialirkan ke septictank untuk diuraikan oleh bakteri. Air hujan diperlakukan dengan

commit to user

permukaan tanah melalui pipa-pipa vertikal dan dialirkan langsung dari atap menuju permukaan tanah. Di antara air-air hujan yang jatuh ke permukaan tanah tersebut sebagian meresap ke dalam tanah dan yang lain mengalir ke selokan. Sumur peresapan dibuat sebagiai tempat pembuangan akhir air kotor dari beberapa bangunan yang letaknya jauh dari selokan dan sungai.

Hasil Analisa

Secara umum sistem air di Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah dapat diilustrasikan melalui diagram di bawah ini.

Diagram 4.15. Sistem Air Bersih dan Air Kotor Bangunan Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah

Sumber: Analisa Penulis, 2011

commit to user

Tujuan

Analisa sistem penanganan sampah bertujuan untuk memperoleh sistem penanganan sampah yang sesuai dengan fungsi bangunan Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah.

Dasar Pertimbangan

Analisa sistem penanganan sampah dilakukan berdasarkan pertimbangan jumlah sampah yang dihasilkan, jenis sampah yang dihasilkan, polusi yang ditimbulkan, dan fasilitas lingkungan yang menunjang.

Analisa

Bangunan Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah mewadahi kegiatan berhuni para seniman sehingga kapasitas sampah yang dihasilkan cukup banyak. Sampah-sampah ditampung sementara dalam bak sampah sementara yang diletakkan di tempat yang tidak mengganggu dan mudah diambil oleh petugas sampah. Beberapa hari sekali sampah dari bak sementara di pungut, dikumpulkan, dan diangkut menuju tempat pembuangan sampah di dalam kawasan Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah. Sampah-sampah organik dikeringkan kemudian dibakar sedangkan sampah anorganik diangkut menuju tempat pembuangan akhir sampah Kota Surakarta.

commit to user

Secara umum sistem penanganan sampah di Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah dapat diilustrasikan melalui diagram di bawah ini.

4.6.4. Analisa Sistem Elektrikal Tujuan

Analisa sistem elektrikal bertujuan untuk memperoleh sistem elektrikal (listrik) yang sesuai dengan fungsi bangunan Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah.

Dasar Pertimbangan

Analisa sistem elektrikal dilakukan berdasarkan pertimbangan sumber daya yang ada, jumlah yang dibutuhkan, dan peralatan elektrikal yang digunakan.

Analisa

Penyediaan sumber listrik harus memperhatikan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar. PLN merupakan salah satu sumber energi listrik yang telah tersedia di sekitar tapak/site dan dapat

Sampah

organik

Sampah anorganik

Bak sampah sementara

Bak sampah sementara

Tempat pembuangan

sampah KSPTJT

Tempat pembuangan

sampah KSPTJT

Dibakar

Tempat pembuangan akhir Kota Surakarta

Diagram 4.16. Sistem Penanganan Sampah Bangunan Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah

Sumber: Analisa Penulis, 2011

commit to user

Tradisional Jawa Tengah. Peralatan elektrikal pada ruang pentas tidak hanya terdiri dari lampu saja tetapi juga sound system. Oleh karena itu, pasokan listrik harus tetap ada ketika listrik PLN padam agar kegiatan pentas tetap berlangsung. Saat listrik PLN padam pencahayaan dan sound system di ruang pentas memperoleh energi listrik dari genset sedangkan ruang- ruang griya alit dan bangunan lainnya diterangi oleh cahaya lampu minyak (teplok) untuk menambah kesederhanaan nuansa kampung.

Hasil Analisa

Sumber energi listrik Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah adalah PLN dan generator (genset). PLN memasok energi listrik ke semua bangunan Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah. Sewaktu pasokan listrik PLN padam ruang-ruang pentas griya ageng mendapat pasokan listrik dari genset untuk mendukung pencahayaan dan sound system sedangkan ruang-ruang griya alit dan bangunan lainnya diterangi oleh cahaya lampu minyak (teplok) untuk menambah kesederhanaan nuansa kampung.

4.6.5. Analisa Sistem Penanggulangan Kebakaran Tujuan

Analisa ini bertujuan untuk memperoleh sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran yang sesuai dengan fungsi bangunan Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah.

commit to user

Analisa ini dilakukan berdasarkan pertimbangan jenis material bangunan, dimensi bangunan, dan skala pelayanan.

Analisa

Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah didesain dengan material alami, yakni bambu dan kayu sehingga kemungkinan untuk terbakar cukup besar. Oleh karena itu, perlu upaya pencegahan bahaya kebakaran secara pasif dengan memperjauh jarak bangunan dan penanggulangan kebakaran secara aktif dengan alat-alat pemadam, seperti hydrant, springkler, fire estinguisher, dan lain-lain disesuaikan dengan kondisi bangunan. Penggunaan hydrant lebih memungkinkan daripada springkler dan fire estinguisher melihat desain bangunan berdimensi kecil.

Hasil Analisa

Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah terdiri dari bangunan-bangunan berdimensi kecil dengan jarak antar bangunan yang cukup jauh, yakni antara 4-5 m untuk masing-masing griya alit sehingga sistem penanggulangan kebakaran yang paling tepat adalah penyediaan hydrant di halaman griya ageng dan griya alit. Hydrant di letakkan di halaman griya ageng yang memungkinkan menjangkau seluruh sisi bangunan. Hydrant yang lain di pasang di halaman griya alit yang memungkinkan menjangkau 4-5 griya alit.

commit to user

Tujuan

Analisa sistem penangkal petir bertujuan untuk memperoleh sistem penangkal petir yang sesuai dengan fungsi bangunan Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah.

Dasar Pertimbangan

Analisa sistem penangkal petir dilakukan berdasarkan pertimbangan ketinggian bangunan terhadap lingkungan sekitar, luas dan ukuran bangunan, serta pemasangan penangkal petir tidak boleh mengganggu fasad bangunan.

Analisa

Sebagian besar bangunan Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah tidak bertingkat dengan ketinggian sekitar 6 meter kecuali griya ageng yang dibuat lebih tinggi, yakni sekitar 15 meter. Oleh karena itu, penangkal petir hanya perlu dipasang pada bangunan balai. Sistem penangkal petir yang dapat digunakan sebagai berikut.

1) Sistem Franklin, yakni sistem melindungi isi kerucut dimana jari- jari dan alasnya sama tinggi kerucut. Sistem ini untuk bangunan dengan luasan atap yang relatif luas dirasa kurang efektif dan efisien.

2) Sistem Faraday, yakni sistem yang menggunakan jaringan tiang- tiang kecil tidak lebih dari 60 cm yang dipasang di atap. Sistem ini lebih efektif dibanding sistem Franklin.

commit to user

payung setinggi 50 cm yang dipasang diatas atap dan diisolasi agar tidak mengalirkan listrik ke dalam bangunan.Sistem penangkal petir electrostatic , yakni sistem kerja penangkal petir yang bekerja dengan cara menambah muatan pada ujung finial/splitzer agar petir selalu memilih ujung ini untuk disambar.

Hasil Analisa

Berdasarkan uraian sistem penangkal petir di atas didapat rekomendasi sistem penangkal petir yang sesuai untuk bangunan griya ageng yakni sistem Faraday karena sistem ini paling efektif.

commit to user