Konsep Utilitas
5.6. Konsep Utilitas
5.6.1. Sistem Pencahayaan dan Penghawaan
Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah menggunakan pencahayaan alami (matahari) pada siang hari yang masuk melalui bukaan-bukaan dan pencahayaan buatan (lampu) pada malam hari. Pada malam hari ruang-ruang pentas di griya ageng menggunakan lampu sorot halogen dan lampu pijar untuk menyinari ruangan sekaligus memberi kesan dekoratif. Ruang-ruang griya alit menggunakan lampu fluoresen (lampu TL/TLD, PL, dan S) karena beban listriknya cukup rendah dan hemat. Sementara itu, penerangan di luar bangunan menggunakan lampu metal halida, merkuri, dan sodium cocok untuk penerangan di luar bangunan. Sewaktu pasokan listrik PLN padam ruang-ruang pentas di griya ageng diterangi oleh cahaya lampu dengan tenaga listrik dari genset sedangkan ruang-ruang griya alit dan bangunan lainnya diterangi oleh cahaya lampu minyak (teplok) untuk menambah kesederhanaan nuansa kampung.
Sistem penghawaan alami lebih diutamakan karena lebih hemat dan bersahabat dengan lingkungan sekitar (penerapan konsep arsitektur
commit to user
Kawasan Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah sengaja ditanami pepohonan agar memberikan rasa sejuk dan teduh. Udara sejuk yang dihasilkan dialirkan ke dalam griya-griya seni melalui beberapa jalur, yakni:
1) Jendela yang didesain dengan dua daun dan dapat terbuka penuh dimaksudkan untuk memaksimalkan masuknya udara dari luar.
2) Celah-celah dinding bambu.
3) Celah-celah anyaman bambu (gedeg) pada plafon.
Sistem penghawaan buatan digunakan Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah untuk memberi kenyamanan udara pada ruang-ruang yang tidak memungkinkan untuk mendapatkan penghawaan alami. Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah menggunakan kipas angin untuk memberikan penghawaan buatan karena dinilai lebih hemat dan ramah lingkungan. Jika ditinjau dari sisi teknologi pemakaian kipas angin lebih mendukung nuansa kampung yang ingin diciptakan daripada pemakaian AC.
5.6.2. Sistem Air
Kebutuhan air bersih di Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah dipasok dari air sumur bor karena kandungan air tanah di dalam tapak/site cukup besar.
Air buangan (air kotor) yang dihasilkan dari kegiatan berhuni seniman cukup banyak sehingga perlu penanganan yang tepat. Semua air kotor dialirkan menuju selokan dan berakhir di sungai. Namun,
commit to user
selokan. Air buangan dapur perlu dialirkan ke bak penangkap lemak untuk disaring sisa-sisa makanannya. Air tinja perlu dialirkan ke septictank untuk diuraikan oleh bakteri. Air hujan diperlakukan dengan dua cara, yakni dialirkan dari atap menuju talang dan berakhir di permukaan tanah melalui pipa-pipa vertikal dan dialirkan langsung dari atap menuju permukaan tanah. Di antara air-air hujan yang jatuh ke permukaan tanah tersebut sebagian meresap ke dalam tanah dan yang lain mengalir ke selokan. Sumur peresapan dibuat sebagiai tempat pembuangan akhir air kotor dari beberapa bangunan yang letaknya jauh dari selokan dan sungai.
Secara umum sistem air di Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah dapat diilustrasikan melalui diagram di bawah ini.
Diagram 5.15. Sistem Air Bersih dan Air Kotor Bangunan Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah
Sumber: Hasil Analisa Penulis, 2011
commit to user
Sampah-sampah ditampung sementara dalam bak sampah sementara yang diletakkan di tempat yang tidak mengganggu dan mudah diambil oleh petugas sampah. Beberapa hari sekali sampah dari bak sementara di pungut, dikumpulkan, dan diangkut menuju tempat pembuangan sampah di dalam kawasan Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah. Sampah-sampah organik dikeringkan kemudian dibakar sedangkan sampah anorganik diangkut menuju tempat pembuangan akhir sampah Kota Surakarta. Secara umum sistem penanganan sampah di Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah dapat diilustrasikan melalui diagram di bawah ini.
5.6.4. Sistem Elektrikal
Sumber energi listrik Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah adalah PLN dan generator (genset). PLN memasok energi listrik ke semua bangunan Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah. Sewaktu pasokan listrik PLN padam ruang-ruang pentas griya ageng mendapat pasokan listrik dari genset untuk mendukung
Sampah organik
Sampah anorganik
Bak sampah sementara
Bak sampah sementara
Tempat pembuangan
sampah KSPTJT
Tempat pembuangan
sampah KSPTJT
Dibakar
Tempat pembuangan akhir kota Surakarta
Diagram 5.16. Sistem Penanganan Sampah Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah
Sumber: Hasil Analisa Penulis, 2011
commit to user
bangunan lainnya diterangi oleh cahaya lampu minyak (teplok) untuk menambah kesederhanaan nuansa kampung.
5.6.5. Sistem Penanggulangan Kebakaran
Sistem penanggulangan kebakaran yang paling tepat untuk Kompleks Seni Pertunjukan Tradisional Jawa Tengah yang terdiri dari bangunan-bangunan berdimensi kecil dengan jarak antar bangunan yang cukup jauh, yakni antara 4-5 m adalah penyediaan hydrant di halaman griya ageng dan griya alit. Hydrant di letakkan di halaman griya ageng yang memungkinkan menjangkau seluruh sisi bangunan. Hydrant yang lain di pasang di halaman griya alit yang memungkinkan menjangkau 4-5 griya alit.
5.6.6. Sistem Penangkal Petir
Penangkal petir hanya perlu dipasang pada bangunan griya ageng dengan sistem Faraday, yakni sistem yang menggunakan jaringan tiang- tiang kecil tidak lebih dari 60 cm yang dipasang di atap. Sistem ini lebih efektif dibanding sistem lainnya.