Kerangka Berpikir

B. Kerangka Berpikir

Memberdayakan masyarakat berarti melakukan investasi pada masyarakat, dan organisasi mereka, sehingga asset dan kemampuan mereka bertambah, baik kapabilitas perorangan maupun kapasitas kelompok. Keberhasilan dari kegiatan pemberdayaan masyarakat dipengaruhi oleh faktor- faktor: (1) partisipasi; (2) aksesibilitas informasi; (3) organisasi lokal; dan (4) akuntabilitas. Keempat elemen ini terkait satu sama lain dan saling mendukung. Kegiatan pemberdayaan masyarakat petani dalam pengembangan program pekarangan terpadu ini meliputi kegiatan penyuluhan, pengaturan lahan pekarangan, pengembangan ternak di pekarangan, pengembangan ikan di pekarangan, dan pemilihan tanaman pekarangan.

Tujuan dari pemberdayaan masyarakat dalam program pekarangan terpadu adalah melatih kemandirian petani serta meningkatkan kualitas rumah tangga petani melalui kegiatan budidaya tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, tanaman obat-obatan, rempah-rempah, dan disertai memelihara binatang ternak dan perikanan di pekarangan guna meningkatkan produktivitas pekarangan dan pendapatan rumah tangga dalam upaya menciptakan ketahanan pangan rumah tangga petani di Desa Sambirejo.

Tercapainya ketahanan pangan rumah tangga petani dapat dilihat dari: kecukupan ketersediaan pangan, stabilitas ketersediaan pangan tanpa fluktuasi dari musim ke musim atau dari tahun ke tahun, aksesibilitas/keterjangkauan terhadap pangan serta dan kualitas pangan.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang sudah dilakukan, dari keadaan masyarakat desa serta kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam program pekarangan terpadu yang ada dapat dituangkan dalam kerangka berfikirnya yaitu sebagai berikut:

Faktor Pendukung

1. Faktor ekstern :

a. Partisipasi b. Aksesibilitas infomasi

c. Kapasitas organisasi lokal

d. Akuntabilitas 2. Faktor intern:

a. Luas lahan pekarangan b. Jumlah anggota keluarga

c. Pendidikan

Pemberdayaan Masyarakat

Peningkatan

Petani Dalam Program

produktivitas lahan

pekarangan terpadu:

1. Penyuluhan

pekarangan dan

pendapatan petani

2. Pelatihan

a. Penataan Ketahanan pangan

dalam program

pekarangan rumah tangga petani

pekarangan terpadu

meliputi:

b. Pengembangan

ternak 1. Budidaya beragam

c. Pengembangan

d. Budidaya tanaman

3. Budidaya ikan

pekarangan

Faktor Pengambat

1. Faktor ekstern :

a. Partisipasi

b. Aksesibilitas infomasi c. Kapasitas organisasi lokal

d. Akuntabilitas 2. Faktor intern:

a. Luas lahan pekarangan

b. Jumlah anggota keluarga

c. Pendidikan

Gambar 1. Skema Kerangka Berfikir Pemberdayaan Masyarakat Petani Dalam Program Pekarangan Terpadu Di Desa Sambirejo Kecamatan Ngawen Kabupaten Gunungkidul.

Dimensi Penelitian

1. Pemberdayaan Masyarakat Petani Pemberdayaan masyarakat petani adalah keterkaitan antara pemberian akses bagi masyarakat, lembaga dan organisasi masyarakat dalam upaya meningkatkan produktivitas dan kemandirian masyarakat petani melalui kegiatan antara lain penyuluhan dan pelatihan yang meliputi kegiatan penataan lahan pekarangan, pengembangan ternak, pengembangan ikan, dan budidaya tanaman pekarangan. Tahap-tahap tersebut termasuk dalam proses pemberdayaan masyarakat yang meliputi: (a) Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar, (b) Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan ketrampilan dan (c) Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-ketrampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian. Kegiatan pemberdayaan masyarakat di pengaruhi oleh faktor ekstern dan faktor intern. Faktor ekstern yang mempengaruhi pemberdayaan masyarakat antara lain:

1) Aksesibilitas informasi

Aksesibilitas informasi adalah banyaknya informasi yang diperoleh oleh masyarakat petani terkait dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam program pekarangan terpadu. Informasi dapat diakses melalui kegiatan penyuluhan dan pembinaan oleh PPL serta komunikasi di dalam organisasi pertanian seperti Gapoktan, Kelompok Tani, dan Kelompok Wanita Tani.

2) Partisipasi

Partisipasi adalah keterlibatan aktif dan bermakna dari masyarakat pada berbagai kegiatan pemberdayaan baik dalam tahap pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pemanfaatan hasil-hasil dari program pekarangan terpadu.

3) Akuntabilitas

Akuntabilitas merupakan kewajiban dari pihak pemberdaya untuk memberikan perlindungan dan pertanggungjawaban atas kegiatan pemberdayaan yang dilakukan. Pihak pemberdayaan dalam kegiatan pemberdayaan ini adalah Pemerintah Desa Sambirejo yang dibantu oleh Penyuluh Pertanian Lapang Kecamatan Ngawen dan juga petani sendiri.

4) Kapasitas organisasi lokal.

Kapasitas organisasi lokal adalah kemampuan organisasi untuk menunjukkan atau memerankan fungsinya secara efektif, efisien dan berkelanjutan. Peran organisasi lokal dalam kegiatan pemberdayaan terlihat dari bentuk kerjasama, koordinasi antar masyarakat serta membantu dalam memecahkan masalah yang dihadapi bersama-sama.

Faktor intern yang mempengaruhi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat adalah faktor yang berasal dari dalam rumah tangga petani itu sendiri antara lain: Luas lahan pekarangan, tingkat pendidikan, dan jumlah anggota keluarga.

a. Luas lahan pekarangan yang dimiliki keluarga petani akan mempengaruhi tingkat produktivitas keluarga petani.

b. Tingkat pendidikan anggota keluarga akan mempengaruhi tingkat pertisipasi terhadap kegiatan pekarangan terpadu.

c. Jumlah anggota keluarga yang tinggal akan mempengaruhi jumlah tenaga kerja produktif keluarga serta tingkat konsumsi keluarga.

Kegiatan pemberdayaan masyarakat petani dalam program pekarangan terpadu merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan guna meningkatkan ketrampilan dan kemandirian keluarga petani antara lain penyuluhan, pengaturan lahan pekarangan, pengembangan ternak di pekarangan, pengembangan ikan di pekarangan, dan pemilihan tanaman pekarangan.

2. Faktor Pendukung Faktor pendukung adalah faktor yang dapat mendukung atau mempengaruhi pemberdayaan masyarakat. Faktor pendukung ini dapat muncul dari faktor intern atau faktor ekstern dari pemberdayaan masyarakat petani, antara lain: luas lahan pekarangan, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, partisipasi, akuntabilitas, aksesitas informasi dan kapasitas organisasi lokal.

3. Faktor Penghambat Faktor penghambat adalah faktor yang dapat menghambat atau merupakan faktor kendala dari kegiatan pemberdayaan masyarakat petani. Faktor penghambat ini dapat muncul dari faktor intern atau faktor ekstern dari pemberdayaan masyarakat petani, antara lain: luas lahan pekarangan, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, partisipasi, akuntabilitas, aksesitas informasi dan kapasitas organisasi lokal.

4. Produktivitas dan Pendapatan Produktivitas adalah hasil usaha tani yang diperoleh per satuan luas. Peningkatan produktivitas rumah tangga petani dilihat dari penambahan nilai dari produksi pekarangan, yaitu melalui kegiatan budidaya beranekaragam tanaman, berternak dan budidaya perikanan untuk menambah nilai ekonomis dari pekarangan terpadu. Pendapatan adalah semua benda yang dimiliki dan mempunyai nilai uang yang dimiliki oleh petani. Peningkatan pendapatan petani dilihat dari peningkatan nilai uang yang diperoleh petani dari pelaksanaan pekarangan terpadu ini.

5. Ketahanan Pangan Ketahanan Pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari kecukupan pangan, kualitas pangan, ketersediaan pangan dan keterjangkauan pangan oleh keluarga petani.