Teknik Analisis Data

G. Teknik Analisis Data

mengatur urutan data, mengorganisasikannya dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar (Afifudin dan Saebani, 2009). Metode analisis data yang dipilih pada penelitian ini adalah analisis kualitatif. Analisis data dalam penelitian pemberdayaan masyarakat petani dalam program pekarangan terpadu di Desa Sambirejo berawal dari kegiatan pengumpulan data yaitu wawancara dengan subyek dan informan, observasi di lokasi pekarangan dan dokumen yang diperoleh dari foto, buku petunjuk, gambar dan lain sebagainya. Selanjutnya dilakukan reduksi data guna mendapatkan bagian-bagian terpenting dari data, dengan cara membuat abstraksi yang merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya, sehingga hasil reduksi tersebut bisa di sajikan dalam bentuk narasi dari peneliti. Setelah data disajikan, yang terakhir dilakukan adalah penarikan simpulan (verifikasi) dari keseluruhan informasi yang diperoleh.

Analisis data

adalah

proses

Tahapan-tahapan proses analisis data tersebut dapat lebih dijelaskan sebagai berikut :

1. Reduksi Data Reduksi data adalah kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya.

Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberi gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencari bila diperlukan (Afifudin dan Saebani,2009).

Kegiatan reduksi data yang dalam penelitian ini dilakukan melalui kegiatan wawancara, observasi langsung ke lapang serta melalui dokumen yang di peroleh dari lapang. Dimana hasil dari wawancara, observasi dan dokumen tersebut di reduksi untuk menemukan informasi yang bisa di simpulkan dalam penelitian ini. Data atau informasi yang diperoleh dari kegiatan reduksi data antara lain keterlibatan pemerintah sebagai penanggungjawab program yang kurang perhatiannya terhadap program pekarangan terpadu, penataan tanaman pekarangan yang dilakukan oleh subyek sesuai kemauan dan kemampuan sendiri, budidaya ikan sesuai kemampuan subyek, manfaat organisasi dalam program pekarangan terpadu yang dirasa member manfaat, serta partisipasi petani dalam program yang termasuk tinggi dan aktif melakukan kegiatan di pekarangan.

2. Sajian Data Sajian data merupakan suatu rakitan informasi atau penyajian sekumpulan informasi dalam bentuk narasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan tindakan. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Dalam menyusun sajian ini harus disusun secara logis dan sistematis, supaya makna peristiwanya menjadi lebih mudah dipahami, dengan dilengkapi perabot sajian yang diperlukan (matriks, gambar dan sebagainya) yang sangat mendukung kekuatan sajian data (Sutopo, 2002). Dari hasil reduksi data yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan juga dalam bentuk narasi/cerita mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan untuk memudahkan dalam memahaminya.

3. Kesimpulan (Verifikasi) Simpulan dilakukan setelah proses pengumpulan data berakhir, dan simpulan perlu diverifikasi agar mantap dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Verifikasi dilakukan dengan cara pengulangan untuk tujuan pemantapan. Selain itu verifikasi juga dapat dilakukan dengan usaha yang lebih luas yaitu dengan melakukan replikasi dalam satuan data yang lain dan data harus diuji validitasnya supaya simpulan penelitian menjadi lebih kokoh dan lebih bisa dipercaya (Sutopo, 2002).

Model analisis dalam penelitian ini adalah model analisis data interaktif yaitu aktivitas dari ketiga komponen analisis diatas dilakukan secara interaksi, baik antar komponennya maupun dengan proses pengumpulan datanya dalam proses yang berbentuk siklus.

Pengumpulan data

Sajian

data

Reduksi data

Penarikan simpulan /verifikasi

Gambar 3. Skema Model Analisis Data Interaktif (Miles&Huberman, 1992) Dari gambar diatas dapat dilihat prosesnya pada data, harus sudah membuat reduksi data dan sajian data. Yaitu dengan menyusun rumusan pengertiannya secara singkat, berupa pokok-pokok temuan yang penting kemudian diikuti penyusunan sajian data yang berupa cerita sistematis dan logis supaya makna peristiwa mudah dipahami. Reduksi data dan sajian data harus disusun pada waktu unit data dari sejumlah unit yang diperlukan diperoleh. Pada waktu pengumpulan data berakhir barulah melakukan usaha penarikan kesimpulan dan verifikasinya berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi data dan sajian data (Sutopo, 2002). Selain itu, untuk Gambar 3. Skema Model Analisis Data Interaktif (Miles&Huberman, 1992) Dari gambar diatas dapat dilihat prosesnya pada data, harus sudah membuat reduksi data dan sajian data. Yaitu dengan menyusun rumusan pengertiannya secara singkat, berupa pokok-pokok temuan yang penting kemudian diikuti penyusunan sajian data yang berupa cerita sistematis dan logis supaya makna peristiwa mudah dipahami. Reduksi data dan sajian data harus disusun pada waktu unit data dari sejumlah unit yang diperlukan diperoleh. Pada waktu pengumpulan data berakhir barulah melakukan usaha penarikan kesimpulan dan verifikasinya berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi data dan sajian data (Sutopo, 2002). Selain itu, untuk

Tabel 3. Pedoman Pemberian Skor dalam Penelitian Pemberdayaan Msyarakat Petani dalam Program Pekarangan Terpadu di Desa Sambirejo, Kecamatan Masaran, Kabupaten Gunungkidul.

Variabel

Indikator

Kriteria Skor

1. Faktor Internal Pemberdayaan Petani Pendidikan Formal

Tingkat pendidikan yang

 Tidak sekolah 1

dicapai pada bangku

 Tamat SD 2

sekolah

 Tamat SMP 3  Tamat SMA/SMK

4  Tamat PT

Jumlah Anggota

Jumlah anggota keluarga

 Sangat banyak (≥ 7) 1

Keluarga

yang ikut melakukan

 Banyak (6) 2

kegiatan pekarangan

 Cukup (5) 3

terpadu

 Sedikit (4) 4  Sangat sedikit (≤ 3)

Luas Lahan

Luas lahan pekarangan

 Sangat sempit (≤ 0,1 Ha) 1

Pekarangan

yang dikuasi subyek pada

 Sempit (0,1-0,2 Ha) 2

waktu penelitian

 Sedang (0,21-0,3 Ha) 3  Luas (0,31-0,4 Ha)

4  Sangat luas (≥ 0, 4 Ha)

2. Faktor Eksternal Pemberdayaan Petani Akuntabilitas

Tingkat keterlibatan

 Tidak pernah 1

Pemerintah dalam program

 Jarang

pekarangan terpadu

Informasi yang didapat

 Tidak pernah 1

Informasi

tentang pekarangan terpadu  Jarang

Kapasitas Organisasi Keterlibatan organisasi  Tidak pernah 1

Lokal

lokal pedesaan dalam

 Jarang

program pekaranmgan

 Kadang-kadang 3

terpadu

 Sering

 Selalu

Partisipasi

Partisipasi tahap perencanaan

Partisipasi tahap pelaksanaan

Kehadiran dalam rapat pengambilan keputusan (perencanaan)

Memberikan Gagasan/ pertanyaan dalam rapat Perencanaan

Memberikan tanggapan atas gagasan/pertanyaan yang diberikan dalam rapat perencanaan

Kehadiran dalam penyuluhan

Keterlibatan petani dalam penataan tanaman pekarangan

Keterlibatan petani dalam pengembangan ternak di pekarangan

Keterlibatan petani dalam pengembangan perikanan di pekarangan

 Tidak pernah hadir dalam r  Jarang (1)  Kadang-kadang (2)

 Sering (3)

 Selalu (4)

 Tidak ada ide/Gagasan  Mengajukan 1 ide/Gagasan dalam rapat perencanaan  Mengajukan 2 ide/Gagasan dalam rapat perencanaan  Mengajukan 3 ide/Gagasan dalam rapat perencanaan  Mengajukan lebih dari 3 id Gagasan dalam rapat perencanaan

 Tidak pernah  Jarang  Kadang-kadang

 Sering

 Selalu

 Tidak pernah hadir  Jarang (2-5)  Kadang-kadang (5-7)  Sering (7-10)  Selalu (>10)

 tidak pernah  jarang  sering  aktif  sangat aktif

 tidak pernah  jarang  sering  aktif  sangat aktif

 tidak pernah  jarang  sering  aktif  sangat aktif

Keterlibatan petani dalam

 tidak pernah 1

penentuan jenis tanaman di  jarang

4  sangat aktif

Keterlibatan petani dalam

 Tidak pernah 1

memantau pekarangan