Validitas Data

F. Validitas Data

Validitas data merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian. Data yang telah berhasil dikumpulkan, digali dan dicatat harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Validitas ini merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsir makna sebagai hasil penelitian (Sutopo, 2002).

Validitas data yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain validitas sumber dan validitas metode. Pengembangan validitas data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan cara teknik triangulasi dan review informan. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Menurut Denzin (1978) terdapat 4 teknik triangulasi yaitu trianggulasi sumber, trianggulasi metode, trianggulasi penyidik dan trianggulasi teori (Moleong, 2009).

Dalam penelitian ini teknik trianggulasi yang digunakan adalah teknik trianggulasi sumber dan triangulasi metode. Menurut Patton (1987) dalam Moleong (2009) trianggulasi sumber adalah membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan Dalam penelitian ini teknik trianggulasi yang digunakan adalah teknik trianggulasi sumber dan triangulasi metode. Menurut Patton (1987) dalam Moleong (2009) trianggulasi sumber adalah membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan

Hasil dari triangulasi sumber yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini, dari kegiatan wawancara pada subyek dan informan program pekarangan terpadu, maka dapat disimpulkan dari beberapa informasi dan pendapat yang disampaikan oleh subyek dan juga informan dalam penelitian ini, antara lain: akuntabilitas pemerintah/keterlibatan pemerintah sebagai penanggung jawab program dillihat sangat kurang oleh beberapa informan. Menurut Bapak Daryoto (Koordinator PPL Kecamatan Ngawen) mengatakan bahwa

“Seharusnya pihak pemerintah desa itu yang melakukan pemantauan dan evaluasi program ini, tapi sampai saat ini tidak ada tindakan yang

menunjukkan adanya perhatian dari pemerintah sendiri mengenai program ini. Padahal pada waktu pencanangan program, dari pihak pemerintah desa yang mengusulkan adanya program pekarangan terpadu. Dahulu yang datang adalah Kepala Desa Bapak Marjono dan Kaurbang Bapak Giyanto. Setelah Bapak Marjono meninggal dunia setahun yang lalu, program ini kurang diperhatikan. Namun sejak awal, pemerintah desa penunjuk PPL sebagai pendamping dalam program ini guna membantu pelaksanaan program ini ”. Menurut sebagian besar subyek yang di wawancarai dalam penelitian ini juga mengatakan bahwa petani bertanggung jawab penuh dalam kegiatan ini, karena semua yang meenentukan adalah petani sendiri, tapi PPL juga ikut dalam membantunya. Selain itu, selama ini tidak ada pemantauan langsung dari pihak pemerintah desa sambirejo, hanya PPL saja yang mendampingi, walaupun PPL juga tidak memantau di seluruh pelaksana program secara langsung dan menyeluruh.

Selain triangulasi sumber, peneliti juga menggunakan triangulasi metode, yaitu penggunaan berbagai metode untuk meneliti sesuatu hal, seperti metode wawancara, metode observasi dan juga di cocokan dengan dokumen yang diperoleh dilapang. Menurut Patton dalam Moleong (2009), terdapat dua Selain triangulasi sumber, peneliti juga menggunakan triangulasi metode, yaitu penggunaan berbagai metode untuk meneliti sesuatu hal, seperti metode wawancara, metode observasi dan juga di cocokan dengan dokumen yang diperoleh dilapang. Menurut Patton dalam Moleong (2009), terdapat dua

Berdasarkan dari hasil wawancara yang menyatakan bahwa subyek telah membudidayakan tanaman sayuran, buah, bat dan hias serta memelihara ternak dan ikan yang menurut mereka mampu memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga, selain itu juga terjadi peningkatan pendapatan dari hasil penjualan buah, kayu, ternak dan juga ikan. Sedangkan berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, subyek telah membudidayakan tanaman, ternak dan ikan dilahan pekaranganya walaupun jumlahnya tidak besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi sinkron antara hasil wawancara petani dengan observasi yang dilakukan di lokasi penelitian. Namun terdapat perbedaan informasi menngenai akuntabilitas pemerintah antara informan dan subyek penelitian, karena informan penelitian yaitu PPL, Ketua Gapoktan dan Kaurbang Desa Sambirejo lebih mengetahuinya.

Dokumen/arsip

observasi

aktivitas

Gambar 2. Skema Trianggulasi Sumber (Sutopo, 2002) Review informan dapat dikatakan sebagai konfirmasi dengan informan pokok (key informan) mengenai data yang telah diperoleh. Pada waktu peneliti sudah mendapatkan data yang cukup lengkap dan menyusun sajian datanya, meskipun belum utuh dan menyeluruh, maka unit-unit laporan yang telah Gambar 2. Skema Trianggulasi Sumber (Sutopo, 2002) Review informan dapat dikatakan sebagai konfirmasi dengan informan pokok (key informan) mengenai data yang telah diperoleh. Pada waktu peneliti sudah mendapatkan data yang cukup lengkap dan menyusun sajian datanya, meskipun belum utuh dan menyeluruh, maka unit-unit laporan yang telah